Optimis dalam Kehidupan


Banyak ayat Al Qur’an dan hadits yang menyeru selalu optimis, menjauhi putus asa, berusaha sebaik-baiknya untuk berbaik sangka kepada Allah dan bekerja.Sudah lumrah sebagai manusia, nikmat dan cobaan datang silih berganti. Pujian dan cacian datang dan pergi.
Dalam hadits Riyadusholihin di bab Mujahadah (bersungguh-sungguh) disebutkan bahwa Allah lebih mencintai orang mukmin yang kuat dari pada mukmin yang lemah, selain itu diakhir hadits tidak boleh kita apabila melakukan sesuatu mengatakan seandainya begini maka hasilnya begini karena itu perbuatan setan. Itu berarti kita tidak percaya takdir yang diberikan oleh kita. Kita tidak percaya bahwa rencana Allah pasti lebih baik bagi hambaNya yang beriman.
Jadilah orang muslim yang mukmin.
Jadilah orang islam yang bertaqwa.
Karena sungguh ajaib orang mukmin itu, semua kejadian yang menimpanya adalah baik baginya. Apabila dia ditimpa musibah dia bersabar dan itu baik baginya, dan apabila diberi nikmat maka dia bersyukur dan itu baik baginya.

Baginya musibah adalah ladang berinstropeksi baginya, ladang penghapus dosanya, ladang untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhannya, ladang untuk selalu berprasangka baik kepada Rabbnya.
Dan segala nikmat adalah karunia yang Allah berikan padanya, bisa saja nikmat yang diterima adalah ujian baginya, pemberian yang harus dibagi kepada sesama.

Tidak ada yang perlu disesali bagi orang mukmin. Semua bentuk penderitaan dan kesulitan-bagaimana pun besar dan lamanya-tidak akan melekat mati pada orang yang ditimpanya, tidak akan kekal bersama orang-orang yang terkena musibah itu. Semakin besar musibah, semakin dekat saatnya musibah itu hilang, semakin dekat saat saat terang, masa indah menyenangkan. Karena pertolongan Allah akan selalu datang disaat ujian itu sedang berat-beratnya. Karena setelah malam akan tiba fajar menjelang.

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (QS. 94:5)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (Al Baqoroh ayat terakhir)

Semoga kita menjadi hamba yang optimis dalam menghadapi kehidupan yang hanya sebentar ini.

3 thoughts on “Optimis dalam Kehidupan

  1. Pingback: Khutbah : Optimis dalam Kehidupan | Secarik Motivasi Diri

Leave a comment