Surat cintaQuw untuk-mu


Suatu hari seorang kakek tua ditanya oleh cucu laki-lakinya yang baru berusia 10 tahun. “Kek, umur kakek sebenarnya sudah berapa sih ?”.

Sambil tersenyum sang kakek pun menjawab, “Aku belum tua cucuku, umurku baru 2 tahun”.

Dahi sang cucu pun berkerut, menandakan ia kurang paham akan maksud perkataan kakeknya itu. Ia kembali bertanya, “Ah, masa sih kek. Menurutku kakek sudah sangat tua. Coba saja lihat rambut kakek yang sudah ditumbuhi begitu banyak uban. Kulit kakek pun juga sudah keriput. Apalagi jumlah gigi kakek yang tinggal tak seberapa itu. Aku saja yang seperti ini sudah hampir sepuluh tahun “.

Kembali sang kakek tersenyum kepada cucunya itu. Tangannya mengelus lembut kepala sang cucu kemudian berujar, “ Cucuku, umurku memang sudah tua. Sudah hampir mencapai sepuluh windu tahun ini. Alhamdulillah. Namun itu hanyalah umurku yang semu, bukan umurku yang sebenarnya. Kenapa kakek mengatakan kalau umur kakek baru dua tahun? Itu karena baru dua tahun inilah kakek mendalami dan mempelajari agama. Sudah puluhan tahun kakek hidup di dunia ini, namun usia yang kakek lewati bertahun-tahun yang lalu penuh dengan kemaksiatan dan kesia-siaan”.

Sang kakek terdiam sejenak, mencoba mengatur kata-kata yang akan diucapkan kepada cucunya yang masih belia itu. Ia kembali melanjutkan penjelasannya, “Cucuku, kamu masih muda. Jikalau Allah berkenan memanjangkan umurmu hingga setua kakekmu ini, maka pergunakanlah masa mudamu itu dengan segala hal yang bersifat kebaikan dan manfaat, baik bagi dirimu, orangtuamu, juga lingkungan dan pastinya Allah swt. Jangan sampai seperti kakekmu ini, yang sudah banyak sekali menerima nikmat dari Allah namun baru ia syukuri setelah puluhan tahun menikmatinya. Cucuku,” lanjut sang kakek, “ Kemuliaan dan ketinggian derajat seorang manusia tidaklah diukur dari harta yang melimpah dan pangkat dan jabatan yang begitu megah. Namun kemuliaan seorang manusia dilihat dari ketaqwaannya kepada Allah swt, menjaga dirinya dari berbagai hal yang dilarang-Nya. Kemuliaan juga dipandang dari sejauh apakah manusia itu mampu mensyukuri nikmat yang telah dianugerahi Allah kepadanya, sebanyak apa ia mampu memberi manfaat kebaikan bagi sesamanya dan lingkungannya, serta sekuat apakah ia memperjuangkan kemuliaan agamanya. Meskipun ia tidak menjadi orang yang terhebat di antara itu semua, namun cukuplah usahanya dalam menuju kesana menjadi timbangan amal kebaikan baginya”.

Saudaraku,
Keikhlasan akan memberikan orientasi (pandangan hidup) yang benar,
orientasi yang benar akan menjadikan jiwa seseorang kuat menjalani kondisi apa pun dalam hidupnya
Insan seperti ini tidak akan gelisah ketika yang lain gelisah,
tidak takut saat yang lain takut,
patuh saat yang lain angkuh,
teguh kala yang lain runtuh,
tegar di saat yang lain terlempar …
Mereka selalu mengisi malam-malamnya dengan sujud kepada Rabb-Nya,
wajah dan hati mereka bersinar karena cahaya Rabb-Nya,
lisan mereka tidak lepas dari dzikir kepada Rabb-Nya,
hati mereka lekat dengan masjid dan senantiasa memakmurkannya,
mereka sungguh-sungguh berpacu dengan waktu,
tuk mengisi catatan amal mereka di hari akhir,
dengan manfat dan kebaikan …

Rabb…,
rahmatilah saudara-saudaraku untuk menjadi hamba-hamba pilihan-Mu,
yang jika ia bersuara selalu mengingatkanku pada suara panggilan-Mu,
yang akhlaqnya selalu mengingatkanku akan indahnya akhlaq Rasul-Mu,
yang wajahnya selalu membangkitkan kerinduanku pada keteduhan melihat wajah-Mu,
yang jika menangis selalu mengingatkanku pada syahdunya mengadu dan memohon pada-Mu,
yang jika ia tertawa,
tawanya mengingatkanku pada canda Rasul-Mu dengan para sahabatnya,
yang selalu berhikmah dalam kata,
bertafakur dalam diam,
yang kelebihannya membuatku rendah hati,
dan kekurangannya membuatku memperbaiki diri …

Saudaraku yang senantiasa ikhlas. Jalani hari-harimu semaksimal mungkin, dapatkan yang terbaik dari tiap jam, tiap hari dan tiap umur nafasmu. Lalu kaupun dapat menatap ke depan dengan penuh percaya diri dan menoleh ke belakang tanpa rasa sesal. Jadilah dirimu sendiri, namun dirimu yang terbaik. Beranilah tampil ‘beda’ dan ikutilah ‘bintang’mu sendiri. Jangan takut untuk bahagia, nikmatilah keindahan. Cintailah diri dan saudaramu dengan sepenuh hati dan jiwa, dan yakinlah, bahwa orang-orang yang kau cintai pun mencintaimu pula. Lupakan kebaikan yang pernah kau lakukan kepada saudara-saudaramu dan ingatlah selalu kebaikan mereka atasmu. Abaikan hutang dunia padamu dan sebaliknya, berkonsentrasilah akan hutangmu pada dunia. Bila kau dihadapkan pada satu keputusan, buatlah keputusan yang sebijaksana mungkin,-lalu lupakan. Kebenaran absolut takkan pernah kau temui (di dunia). Di atas segalanya, ingatlah bahwa Allah akan menurunkan pertolongan-Nya pada mereka yang mau ber ikhtiar atas diri dan dien-Nya yang suci. Berbuatlah seakan semuanya bergantung pada dirimu, dan berdo’alah seakan seluruh ikhtiarmu takkan berguna tanpa kehendak-Nya.

Semoga Allah menjadikan Kita sebagai manusia yang panjang usia lagi baik amal kebaikannya, serta menjadikan kita semua termasuk ke dalam golongan yang kelak diseru pada hari kiamat dengan firman-Nya, “ Hai jiwa yang tenang. Kembalilah pada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam syurga-Ku ”.

Saudaraku,
Mari kuatkan kembali ikatan hati kita, mari kita tingkatkan kembali keimanan kita kepada Allah swt. Semoga Allah senantiasa merahmatimu, semoga Allah senantiasa menguatkan keistiqamahan dalam hatimu, semoga Allah mempertemukan kita kelak di syurga-Nya yang abadi kelak. Ya Allah jadikanlah kami sesabar Nabi-Mu Nuh dan Ayyub, jadikanlah kami sekokoh Nabi-Mu Ibrahim Al Khalil dan Daud, lembutkan hati dan akhlaq kami seperti Rasul-Mu Muhammad saw, dan kumpulkanlah kami kelak di syurga-Mu bersama para Anbiyaa, Shalihin dan masukkan kami ke dalam golongan mujahid di sisi-Mu. Amin yaa mujib as saailiin.

Prolog kehidupan dari aroma tanah setelah hujan.
Dari saudaramu yang mencintaimu karena Allah. Semoga tetap istiqamah di jalan yang Allah ridhoi ini.

Ibnu Sa’id Al Faqir

3 thoughts on “Surat cintaQuw untuk-mu

Leave a comment