Puisi Ust. Salim A Fillah


ya, saudaraku tersayang

di atas sungai barito, empat tahun lalu

hadits itu kukirim padamu

lalu aku telah merasa

bahwa saat itu kita menangis bersama

***

apakah hadits itu menyindir orang sepertiku akh?

engkau bertanya

dan aku bagai ingin membenamkan diri ke arus sungai

dan biarlah ramai pasar terapung menjadi saksi

tidak, hadits itu menamparku

menamparku..

***

hadits itu dibawakan ath thabrani dan al baihaqi

“akan datang di hari kiamat”, kata sang nabi

“satu kaum yang membawa kebaikan seakbar gunung uhud

lalu Allah jadikan semua itu, bagai debu beterbangan”

***

sahabat sang rasul bertanya takjub, “apakah mereka muslim ya rasulallah?”

dan jawaban sang rasul membuat kita harus tertunduk

“mereka muslim.. yang shalat sebagaimana kalian shalat

yang puasa sebagaimana kalian berpuasa

bahkan mereka berdiri di waktu malam menghadap tuhannya..”

***

lalu mengapa?

***

“..namun mereka adalah orang-orang yang

jika bersepi dengan apa yang dilarang Allah

mereka melanggarnya..”

***

empat tahun lalu

dari atas sungai barito

kita bicarakan hadits itu dalam perasaan temaram

dan hati yang berbisik, nurani yang mengusik

***

kini, empat tahun kemudian

kuseru engkau dari tepian sungai yang keruh itu

mari kita baca kembali

agar hati kita makin memantapkan keistiqamahan

dan tiap detik, ada taubat yang kita perbarui

***

-Tepian Barito, 14 Februari 2009-

salim a. fillah

3 thoughts on “Puisi Ust. Salim A Fillah

Leave a comment