Kita Sudah Terlalu..


Belum kering air mata, belum sirna duka merana. Kembali kita bersedih. Setelah berkali-kali digoyang gempa, kemudian diluluhlantakkan oleh banjir disusul tanah longsor. Sekarang, giliran Situ Gintung ditimpa musibah banjir bandang. Kudengar pekik tangis, gugup, takut, takbir, tahlil. Rumah bergoyang dan runtuh dengan sangat kencangnya, cepat, dan tak terpikirkan.

“… dan azab itu benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya” (Al Ankabut 53)

Tidakkah, kita mengambil ibroh dari kaum-kaum yang dibinasakan oleh Allah karena maksiat. Bagaimana kaum Nabi Sholih menjadi mayat yang bergelimpangan di tempat tinggalnya karena gempa. Begitupula kaum Syu’aib yang mendustakan nabinya.

Maka mereka mendustakan Syu’aib, lalu mereka ditimpa gempa yang dahsyat, dan jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka” (Al Ankabut 37)

Apakah kita akan mengikuti para ahlul hawa yang mengatakan ini adalah perkara tabi’i (periistiwa alam biasa) ? Tidakkah kita lupa dengan ayat ini :

“Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras” (Hud 102)

Sungguh kita yang dzolim bukan Allah yang mendzolimi kita. Ampuni hamba-Mu ini ya Allah. Tanda-tanda akhir jaman adalah semakin banyaknya gempa bumi.

Saudaraku

Dahulu, ketika Rasulullah saw masih hidup, bumi ini pernah bergetar dan bergerak. Rasulullah ketika itu dikelilingi para sahabatnya. Saat getaran dan gerakan itu dirasakan Rasulullah saw, ia segera meletakkan tanagnnya yang mulia di atas tanah, lalu berucap, “Diamlah..belum datang saatnya untukmu (bergerak)” lantas Rasulullah saw menoleh dan berkata kepada para sahabatnya, “Sesungguhnya Tuhan kalian meminta kerelaan kalian, maka relakanlah dia.” (Al Jawab Al Kafi Ibnul Qoyim)

Dijaman Umar bin Khatab ra, gempa bumi pernah terjadi 20H. Ketika itu Umar ra berkata, “Wahai manusia, getaran bumi ini tidak lain karena sesuatu (kemaksiatan) yang kalian lakukan. Demi Zat yang jiwaku di TanganNya, jika bumi ini bergerak kembali, aku tidak akan tinggal bersama kalian selamanya di tempat ini!”

Umar bin Abdul Aziz, pernah menulis surat kepada para gubernurnya, “Sesungguhnya bergeraknya bumi ini sesuatu teguran Allah SWT kepada hamba-Nya. …..Barangsiapa yang memiliki sesuatu untuk disedekahkan, maka sedekahkanlah. Katakanlah sebagaimana dikatakan Adam as, “Robbana dzolamna anfusana, wa in lam taghfirlana lana kunanna minal khosirin. Katakanlah seperti Nabiyullah Nuh as “Wa illa taghfirlii wa tarhamnii akun minal khosirin…”. Katakanlah sebagaimana perkataan Yunus as. “Laa ilaaha ill anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin.

Memang musibah kadang untuk menguji manusia.

Leave a comment