PERINTAH ISLAM UNTUK MENJAGA LINGKUNGAN HIDUP


PERINTAH ISLAM UNTUK MENJAGA LINGKUNGAN HIDUP


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اْلأَكْبَرِ، خَلَقَ
الْكَوْنَ وَدَبَّرَ، خَلَقَ اْلإِنْسَانَ ثُمَّ أَمَاتَهُ ثُمَّ أَقْبَرَ،
وَأَرْسَلَ الرُّسُلَ وَأَخْبَرَ، وَأَنْزَلَ الْقُرْآنَ الْكَرِيْمَ فِيْهِ
الْعِظَاتُ وَالْعِبَرُ، فَهَدَى وَأَحَلَّ وَأَمَرَ، وَنَهَى وَحَرَّمَ وَزَجَرَ،
فَقَالَ فِيْ سُوْرَةَ الْكَوْثَرِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَـنِ الرَّحِيْمِ: إِنَّآ أَعْطَيْنَاكَ
الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ اْلأَبْتَرُ
.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ
اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، وَهُوَ الْقَائِلُ سُبْحَانَهُ: يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي
النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ. إِنَّا كُلَّ شَىْءٍ
خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ. وَمَآأَمْرُنَآ إِلاَّ وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ
.
وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ وَهُوَ خَيْرُ الْبَشَرِ، وَصَاحِبُ الْحَوْضِ الْكَوْثَرِ،
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
الْمُطَهَّرِ، وَعَلَى مَنْ صَاحَبَهُ وَأَزَرَهُ وَوَقَرَ، وَعَلَى
التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ فِيْ كُلِّ أَثَرٍ، إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ
.
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ
وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اْلأَكْبَرِ، خَلَقَ
الْكَوْنَ وَدَبَّرَ، خَلَقَ اْلإِنْسَانَ ثُمَّ أَمَاتَهُ ثُمَّ أَقْبَرَ،
وَأَرْسَلَ الرُّسُلَ وَأَخْبَرَ، وَأَنْزَلَ الْقُرْآنَ الْكَرِيْمَ فِيْهِ
الْعِظَاتُ وَالْعِبَرُ، فَهَدَى وَأَحَلَّ وَأَمَرَ، وَنَهَى وَحَرَّمَ وَزَجَرَ،
فَقَالَ فِيْ سُوْرَةَ الْكَوْثَرِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَـنِ الرَّحِيْمِ: إِنَّآ أَعْطَيْنَاكَ
الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ اْلأَبْتَرُ
.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ
اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، وَهُوَ الْقَائِلُ سُبْحَانَهُ: يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي
النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ. إِنَّا كُلَّ شَىْءٍ
خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ. وَمَآأَمْرُنَآ إِلاَّ وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ
.
وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ وَهُوَ خَيْرُ الْبَشَرِ، وَصَاحِبُ الْحَوْضِ الْكَوْثَرِ،
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ
الْمُطَهَّرِ، وَعَلَى مَنْ صَاحَبَهُ وَأَزَرَهُ وَوَقَرَ، وَعَلَى
التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ فِيْ كُلِّ أَثَرٍ، إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ
.
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ
وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
.
Kaum
muslimin jamah sholat jumat yang dimuliakan Allah
Saat
ini kita merasakan sudah banyak kerusakan di muka bumi ini. Pohon-pohon
ditebangi sehingga mengakibatkan banjir, demi mendapat keuntungan besar banyak
perusahaan tidak mengelola limbahnya dengan baik. Sering kita lihat banyak
limbah cair dibuang di ke sungai sehingga mengakibatkan biota sungai mati,
tumbuhan tidak bisa diairi dengan baik, air tanah tidak bisa dikonsumsi, limbah
udara mengakibatkan polusi udara dan mengakibatkan hujan asam dan keracunan.
Akibat limbah industry tersebut bisa mengakibatkan :
  1. Keracunan yang akut, yakni keracunan akibat masuknya
    dosis tertentu kedalam tubuh melalui mulut, kulit, pernafasan dan
    akibatnya dapat dilihat dengan segera, misalnya keracunan H2S, Co dalan
    dosis tinggi. Dapat menimbulkan lemas muntah dan kematian. Keracunan Fenal
    dapat menimbulkan sakit perut dan sebagainya.
  2. Keracunan kronis, sebagai akibat masuknya zat-zat
    toksis kedalam tubuh dalam dosis yang kecil tetapi terus menerus dan
    berakumulasi dalam tubuh, sehingga efeknya baru terasa dalam jangka panjang
    misalnya keracunan timbal, arsen, raksa, asbes dan sebagainya. Sehingga organ
    tubuh seperti
    paru-paru, jantung, darah, ginjal dan limfa sehingga banyak penyakit kanker, mengakibatkan
    penurunan IQ, kerusakan sel-sel dan organ otak, anemia, gangguan
    pertumbuhan tulang, kram perut, kerusakan fungsi syaraf, lemah syaraf
    motoric, kesulitan belajar, proporsi tubuh relatif lebih kecil, ada dugaan
    autis, tremor, cacat mental dan cacat fisik
    dan
    lain sebagainya, dan mengakibatkan keturunan menjadi keturunan yang buruk
    fisiknya.
Kaum
muslimin jamah sholat jumat yang dimuliakan Allah
Islam
adalah rahmatan lil alamin, yang mana syari’atnya tidak hanya untuk umat islam
saja tapi bagi semesta alam sebagai Rahmat dari Allah. Bahkan diutusnya Nabi
adalah sebagai rahmat, sebagaimana firman Allah:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً
لِّلْعَالَمِينَ
“Tidaklah
kami mengutusmu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam” (al-Anbiya:
107)
 Imam Ibnu Katsir berkata tentang ayat ini: “Allah
telah memberitahukan bahwa sesungguhnya Allah telah menjadikan Muhammad sebagai
rahmat untuk seluruh alam. Yakni Allah telah memgutusnya untuk menjadi rahmat
bagi mereka semuanya. Maka barang siapa menerima rahmat ini dan mensyukuri
nikmat ini, pasti dia akan berbahagia di dunia dan di akhirat. Tetapi
barangsiapa menolak rahmat ini dan menentangnya, pasti dia akan merugi di dunia
dan di akhirat”
Dien
Islam yang kaffah ini telah melarang segala bentuk pengerusakan terhadap alam
sekitar, baik pengerusakan secara langsung maupun tidak langsung. Kaum
Muslimin, harus menjadi yang terdepan dalam menjaga dan melestarikan alam
sekitar. Oleh karena itu, seyogyanya setiap Muslim memahami landasan-landasan
pelestarian lingkungan hidup. Karena pelestarian lingkungan hidup merupakan
tanggung jawab semua umat manusia sebagai pemikul amanah untuk menghuni bumi
Allâh Azza wa Jalla ini.
Termasuk
alam ini, maka islam mengajarkan untuk mencintai alam dan menjaganya, serta
melarang berbuat berbagai kerusakan di muka bumi. Maka dari itu Allah
menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi dan itu semua adalah bentuk
dalam rangka beribadah kepada Allah. Allah berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا
لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah
nampak kerusakan di darat dan di lautan yang disebabkan oleh tangan-tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).” (ar-Rum: 41)
Secara
jelas ayat ini menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi di daratan dan di
lautan semua itu disebabkan ulah manusia. Dan Allah akan menimpakan akibat
buruknya kepada manusia agar manusia merasakannya, sebagai teguran agar manusia
kembali ke jalan yang benar.
Kaum
muslimin jamah sholat jumat yang dimuliakan Allah
Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah melarang perbuatan merusak lingkungan hidup karena
bisa membahayakan kehidupan manusia di muka bumi. Karena bumi yang kita tempati
ini adalah milik Allâh Azza wa Jalla dan kita hanya diamanahkan untuk
menempatinya sampai pada batas waktu yang telah Allâh Azza wa Jalla tetapkan.
Oleh karena itu, manusia tidak boleh semena-mena mengeksplorasi alam tanpa
memikirkan akibat yang muncul.
Allâh
Azza wa Jalla berfirman :
تِلْكَ آيَاتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ
بِالْحَقِّ ۗ وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعَالَمِينَ
Itulah
ayat-ayat Allah Azza wa Jalla. Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar
dan tiadalah Allâh berkehendak untuk menganiaya hamba-hambaNya. [Ali
Imrân/3:108]
Allah
Azza wa Jalla menciptakan alam ini bukan tanpa tujuan. Alam ini merupakan
sarana bagi manusia untuk melaksanakan tugas pokok mereka yang merupakan tujuan
diciptakan jin dan manusia. Alam adalah tempat beribadah hanya kepada Allâh
semata. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا
وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
(Yaitu)
Orang-orang yang mengingat Allâh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha
suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. [Ali Imrân/3:191]
Kerusakan
alam dan lingkungan hidup yang kita saksikan sekarang ini merupakan akibat dari
perbuatan umat manusia. Allâh Azza wa Jalla menyebutkan firmanNya :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ
بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا
لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allâh merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar). [ar-Rûm/30:41]
Ibnu
Katsîr rahimahullah mengatakan dalam tafsirnya, “Zaid bin Râfi’ berkata, ‘Telah
nampak kerusakan,’ maksudnya hujan tidak turun di daratan yang mengakibatkan
paceklik dan di lautan yang menimpa binatang-binatangnya.”
Mujâhid
rahimahullah mengatakan, “Apabila orang zhâlim berkuasa lalu ia berbuat zhâlim
dan kerusakan, maka Allâh Azza wa Jalla
akan menahan hujan karenanya, hingga hancurlah persawahan dan anak keturunan.
Sesungguhnya Allâh Subhanahu wa Ta’ala tidak menyukai kerusakan.” Kemudian
Mujâhid rahimahullah membacakan ayat di atas.
Kaum
muslimin jamah sholat jumat yang dimuliakan Allah
Tapi, apakah kerusakan yang terjadi
itu hanya disebabkan perbuatan manusia yang merusak lingkungan atau
mengekplorasi alam semena-mena ataukah juga disebabkan kekufuran, syirik dan
kemaksiatan yang mereka lakukan ? Jawabnya adalah kedua-duanya.
Ibnul
Qayyim rahimahullah mengatakan, “Diantara pengaruh buruk perbuatan maksiat terhadap
bumi adalah banyak terjadi gempa dan longsor di muka bumi serta terhapusnya
berkah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati kampung kaum
Tsamûd, beliau melarang mereka (para sahabat) melewati kampung tersebut kecuali
dengan menangis. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang mereka
meminum airnya, menimba sumur-sumurnya, hingga beliau memerintahkan agar
menggunakan air yang mereka bawa untuk mengadon gandum. Karena maksiat kaum
Tsamûd ini telah mempengaruhi air di sana. Sebagaimana halnya pengaruh dosa
yang mengakibatkan berkurangnya hasil panen buah-buahan.
Kaum
muslimin jamah sholat jumat yang dimuliakan Allah
Syariat
Islam sangat memperhatikan kelestarian alam, meskipun dalam jihâd fi
sabîlillah. Kaum Muslimin tidak diperbolehkan membakar dan menebangi pohon
tanpa alasan dan keperluan yang jelas.
Abu
Bakar ash-Shiddiq, khalifah pertama sepeninggal Rasulullah, menyampaikan pesan
yang monumental kepada pasukannya yang akan berangkat ke medan perang.
“Ingatlah, kalian senantiasa dalam pengawasan Allah. Bersikaplah sebagai
ksatria, jangan menumpahkan darah wanita, anak-anak atau orang tua. Jangan
menebang pohon, membakar rumah atau lahan gandum, jangan memotong pohon
buah-buahan dan sembelihlah binatang ternak hanya jika kalian memerlukannya.”
Taujih (pengarahan) Abu Bakar ini sungguh sangat bijaksana dan ramah
lingkungan.
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan untuk menyingkirkan gangguan dari
jalan yang beliau jadikan sebagai salah satu cabang keimanan, perintah beliau
untuk menanam pohon walaupun esok hari kiamat. Disamping kita telah menjaga
kehidupan manusia di sekitar kita. Bukankah satu pohon adalah jatah untuk dua orang
?
Beliau menyebutkan hadits yang
diriwayatkan Anas Rodhiyallohu ‘Anhu dari Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wa
Sallam bersabda:
إِنْ
قَامَتِ السَّاعَةُ وَ فِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيْلَةٌ فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لاَ
تَقُوْمَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا
“Sekiranya
hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang diantara kalian
ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanam sebelum terjadi kiamat maka
hendaklah dia menanamnya.”
(HR. Imam
Ahmad 3/183, 184, 191, Imam Ath-Thayalisi no.2078, Imam Bukhari di kitab
Al-Adab Al-Mufrad no. 479 dan Ibnul Arabi di kitabnya Al-Mu’jam 1/21 dari
hadits Hisyam bin Yazid dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu)
Dalam
hal ini pemerintah berhak memerintahkan rakyat untuk menanam pohon. al-Qurthubi
berkata dalam tafsirnya, “Bercocok tanam termasuk fardhu kifâyah. Imam
(penguasa) berkewajiban mendesak rakyatnya untuk bercocok tanam dan yang
semakna dengan itu, seperti menanam pohon.”[ Tafsîr al-Qurthubi (III/306).]
Bahkan
untuk memotivasi umat beliau agar gemar menanam pohon beliau bersabda :
مَا مِنْ مُسْلِمٍ غَرَسَ غَرْسًا فَأَكَلَ
مِنْهُ إِنْسَانٌ أَوْ دَابَّةٌ إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ
Muslim
mana saja yang menanam sebuah pohon lalu ada orang atau hewan yang memakan dari
pohon tersebut, niscaya akan dituliskan baginya sebagai pahala sedekah.[
HR
Bukhâri (6012)]
Bahkan
pohon itu akan menjadi asset pahala baginya sesudah mati yang akan terus
mengalirkan pahala baginya.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
سَبْعٌ يَجْرِي لِلعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَ هُوَ
فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَوْ أَجْرَى نَهْرًا أَوْ
حَفَرَ بِئْرًا أَوْ غَرَسَ نَخْلاً أَوْ بَنَى مَسْجِدًا أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا
أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لََهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
.
Tujuh
perkara yang pahalanya akan terus mengalir bagi seorang hamba sesudah ia mati
dan berada dalam kuburnya. (Tujuh itu adalah) orang yang mengajarkan ilmu,
mengalirkan air, menggali sumur, menanam pohon kurma, membangun masjid,
mewariskan mushaf atau meninggalkan anak yang memohonkan ampunan untuknya
sesudah ia mati.[
]. Dishahihkan oleh al-Albâni dalam Shahîh
al-Jâmi’ (3602) dari Anas.]
أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah
kedua
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ, اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمِّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ
بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
 Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat Hud
ayat 61 berikut ini :
وَاِلىٰ ثَمُوْدَاَخَاهُمْ صٰلِحًا, قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوااللهَ مَالَكُمْ مِنْ اِلٰهٍ غَيْرُهُ. هُوَأَنْسَأَكُمْ مِّنَ اْلاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْااِلَيْهِ. إِنَّ رَبِّى قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ.
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara
mereka Sholeh, Sholeh berkata : “Hai kaumku, sembahlah Allah. Sekali-kali tidak
ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya kemudian
bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (do’a hamba-Nya)”
Hadirin Jama’ah Jum’at Yang diRahmati
Allah.
Dalam ayat tadi, Allah SWT menjelaskan
bahwa, setelah manusia berkembang biak di atas bumi, mereka diserahi tugas oleh
Allah untuk memakmurkannya sebagai ungkapan dari rasa syukur atas anugerah dan
karunia dari pada-Nya. Dalam ayat tadi secara jelas Allah berfirman
وَاسْتَعْمَرَكُمْ
(dan menjadikan kamu pemakmurnya), artinya bahwa alam beserta segala isinya
hendaklah dipelihara dan dijaga kelestariannya. Bagaimana caranya?.
Yaitu menghentikan segala bentuk kezhaliman
industry yang merusak lingkungan hidup limbah tidak diolah dengan baik langsung
sehingga bisa meracuni lingkungan. Kita hentikan ekploitasi alam yang tidak
memperhatikan lingkungan, baik itu berupa penebangan hutan secara liar,
penambangan tanpa izin (PETI), menangkap ikan dengan cara meracuni air sungai.
Kemudian lakukan reboisasi, singkirkan
sifat rakus dari dalam hati melalui pemahaman secara utuh terhadap ajaran
agama. Kepada orang tua, tokoh masyarakat, ulama dan para pemimpin hendaklah
memberikan peringatan kepada pelaku industry kalau perlu mencabut ijinnya bila membandel. Juga memberi peringatan keluarga dan
masyarakat akan pentingnya memelihara alam dan mencegah pelaku kerusakan karena
efeknya bukan pada kita tapi juga pada anak keturunan kita, dan yang paling
penting kepada penegak hukum, tegakkan hukum yang sebenar-benarnya, berikan
sanksi hukum yang tegas.
Selain
itu kewajiban ini kita laksanakan dengan menjalankan syariat Allâh Azza wa
Jalla di muka bumi, memakmurkannya dengan tauhid dan sunnah. Sembari terus
menumbuhkan kesadaran bahwa kita tidak sendiri hidup di muka bumi. Ada
makhluk-makhluk Allâh Subhanahu wa Ta’alaainnya selain kita di sekitar kita.
Dan
juga dengan menjauhi kekafiran, syirik dan maksiat. Karena dosa dan maksiat
akan mendorong manusia untuk merusak dan mengotori alam ini dengan noda-noda
maksiat mereka. Mereka inilah inilah yang sebenarnya tidak memahami tujuan
penciptaan alam semesta ini.
Sebaliknya,
keimanan, ketaatan dan keadilan juga berperan bagi kebaikan dan keberkahan
bumi.
Dahulu
orang-orang itu tinggi tingi besar-besar dan buah-buahan besar besar.  Dalam kitab al fawaid disebutkan bahwa sejumlah
orang tua di padang pasir telah mengabarkan kepadaku bahwa mereka pernah
mendapati buah-buah yang ukurannya jauh lebih besar daripada buah-buahan yang ada
sekarang.”
 
Apabila
manusia tidak segera kembali kepada agama Allâh Azza wa Jalla , kepada sunnah
Nabi-Nya, maka berkah itu akan berganti menjadi musibah. Hujan yang sejatinya,
Allâh turunkan untuk membawa keberkahan dimuka bumi, namun karena ulah manusia
itu sendiri, hujan justru membawa berbagai bencana bagi manusia. Banjir, tanah
longsor dan beragam bencana muncul saat musim hujan tiba. Bahkan di
tempat-tempat yang biasanya tidak banjir sekarang menjadi langganan banjir !
إن الله وملائكته يصلون على النبي ياأيها الذين
امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ
.
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين
والمسلمات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ
نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ
ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى الاخرة حسنة وقنا
عذاب النار
سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على
المرسلين والحمد لله رب العالمين

Normal
0

false
false
false

EN-US
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

IKADI KEC NGUTER KAB SUKOHARJO

☘Sekretariat : Jl Raya Solo Wng Km 22 Sukoharjo

☘Butuh Khatib Dai Wilayah Nguter Sukoharjo 📞 081-2261-7316

Gabung channel telegram.me/ikadi_nguter

💈webinfo : http://www.ceramahsingkat.com

💈IG : @ikadi_nguter

💈Telegram : @ikadi_nguter

💈Fb.: Tausiyah Singkat

Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Kec. Nguter Kab. Sukoharjo
Menebar Islam Rahmatan Lil ‘Alamin

Toko Busana Keluarga Muslim
GRIYA HILFAAZ 
Toko Busana Keluarga Muslim

Leave a comment