Membangun Akhlak Kader Dakwah


Oleh: AJ Al Fatih

Kader dakwah adalah da’i. Mereka adalah penempuh jalan para Anbiya yang ditugaskan Allah untuk berdakwah kepada seluruh umat manusia. Mereka adalah orang yang menyeru kepada kebaikan, mengajak orang untuk taat kepada Allah, memberi manfa’at kepada manusia dan kehidupan.

Seseorang tidak layak menyebut dirinya kader dakwah jika ia tidak berdakwah, kendatipun pun ia berada dalam komunitas yang menamakan dirinya jamaah dakwah, partai dakwah, dan lain sebagainya. Jika seseorang menisbatkan dirinya sebagai kader dakwah, maka ia harus berdakwah, baik dengan lisan, tulisan, pemikiran, harta, maupun dengan sekedar mengajak orang untuk mendengar ajakan kebaikan.

Salah satu kuci keberhasilan dakwah adalah akhlak yang baik dari seorang da’i. Keberhasilan dakwah Nabi sallallaahu ‘alaihi wasallam tidak terlepas dari keteladanan akhlak beliau yang telah menimbulkan decak kagum bahkan dari orang yang memusuhinya sekalipun.

Seorang kader dakwah dituntut untuk memiliki akhlak yang baik, sebab apa yang diserukannya adalah kebaikan. Bagaimana mungkin seorang penyeru kebaikan tidak mengamalkan sendiri apa yang dia serukan. Manakala seorang da’i tidak mencerminkan apa yang ia dakwahkan, maka ketika itu ia akan kehilangan kredibilitasnya untuk menyeru kepada kebaikan.

Oleh karena itu, dalam proyek pembinaan kader dakwah, ada salah satu karakter yang senantiasa ditanamkan dalam diri para kader dakwah, yaitu Matinul Khuluq.

Secara harfiah, Matinul Khuluq artinya Akhlak yang Kokoh. Sebagai penyeru kepada kebaikan, seorang kader dakwah hendaklah memiliki akhlak yang tidak hanya sekedar baik, tapi juga kokoh. Ia tidak mudah terombang-ambing dengan keadaan. Akhlak mulianya harus terpatri dalam dirinya dengan kuat, sehingga ia tetap teguh dengan akhlaknya dalam situasi apa pun. Kebaikan pribadinya konsisten, baik saat sendirian maupun saat berada di keramaian. Baik ada yang memuji, ataupun tidak ada yang mengapresiasinya sama sekali. Sebab landasan ia berakhlak adalah semata-mata karena mencari ridha Allah.

Akhlak mulia tidak otomatis ada dalam diri seseorang. Setiap manusia memiliki kecenderungan baik dan buruk dalam dirinya. Kecenderungan baik harus dipupuk dan dikembangkan sehingga menjadi kepribadian. Sebaliknya, kecenderungan buruk harus diatasi dan dikendalikan sehingga tidak jadi kebiasaan.

Leave a comment