Khutbah Jum'at : Ulama Su' dan Ciri-cirinya



Khutbah Jum’at : Ulama Su’ dan Ciri-cirinya



KHUTBAH JUM’AT PERTAMA

إنَّ الحَمْدَ لله،
نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ
سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا
هَادِي لَهُ
.
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا
شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه
.
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى
اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ
بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا
*
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ
كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ
مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ
وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
.
Puji syukur kita
kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang banyak  tak terhitung dan tak henti-henti kepada
kita. Kemudian shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita
Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Ma’asyiral muslimin
rahimakumullah
Khatib mewasiatkan
kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa bertakwa kepada
Allah. Karena ketakwaan adalah kebahagiaan di dunia dan kesuksesan di akhirat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَتَّقُوا
اللَّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
“Hai orang-orang
beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu
Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan
mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
(QS:Al-Anfaal | Ayat: 29).
Ma’asyiral muslimin
rahimakumullah
Sudah menjadi
ketentuan yang telah digariskan secara kauni, bahwa semakin jauh ummat ini dari
masa kenabian, maka semankin jauh pula mereka dari sunnah sunnah Nabi-
shallallahu alaihi wa sallam-. Persis sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh
Zubair bin Adi, dia berkata:
أَتَيْنَا أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ، فَشَكَوْنَا
إِلَيْهِ مَا نَلْقَى مِنَ الحَجَّاجِ، فَقَالَ: «اصْبِرُوا، فَإِنَّهُ لاَ
يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلاَّ الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ، حَتَّى
تَلْقَوْا رَبَّكُمْ». سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
.
Kami
mendatangi Anas bin Malik mengadukan perihal kezaliman Hajaj bin Yusuf, maka
Anas berkata: “hendaknya kalian bersabar, sesungguhnya tidak akan datang kepada
kalian suatu zaman, kecuali zaman yang berikutnya lebih jelek darinya hingga
kalian bertemu dengan Rabb kalian, seperti itulah yang kudengar dari Nabi
kalian-shallalahu alaihi wa sallam-.Hr.Bukhari
Bagaikan hulu
sungai yang jernih dan bersih, semangkin jauh ke muara akan semangkin keruh dan
kotor, begitu jugalah keadaan umat Islam, yang telah diberitakan Rasulullah.
Tangan-tangan jahil dan nakal, tidak pernah bosan mengotori sungai itu dengan
segala sampah dan kotoran, sehingga membuat sungai menjadi tercemar dan berbau
busuk.
Yang mencemari dan
mengotori ummat ini bisa dari ummat ini sendiri ataupun dari ulama yang
dijadikan panutan umat.
Ulama’ dalam
pandangan Islam memiliki kedudukan yang sangat mulia. Sebab mereka lah orang
yang memahami kitab Allah dan sunnah Rasulullah saw. Pemahaman itu menjadi
bekal baginya untuk meniti kehidupan yang benar dan menunjukkan masyarakat
untuk berjalan di jalan yang benar. Sehingga, dengan segala kelebihan itulah
Rasulullah menyebutnya sebagai pewaris para nabi.
Dalam perumpamaan
yang lain, para ulama adalah seperti bintang dilangit. Bintang memberikan
petunjuk arah di tengah gelapnya malam. Sedangkan ulama’ menjadi fasilitator
bagi umat ini untuk mendapatkan petunjuk di tengah gelapnya jahiliyah.
Merekalah yang menjelaskan kepada ummat ini jalan petunjuk dan keistiqomahan di
atas pentunjuk tersebut. Dengan merekalah ummat paham tentang jalan yang buruk
dan cara menjauhinya
Akan tetapi,
seiring dengan berjalannya waktu, tersebarlah berbagai fitnah di tengah umat
islam ini. Di antara fitnah yang paling mematikan keberagamaan umat ini adalah,
munculnya para ulama’ su’. Ulama’ su’ adalah ulama’ jahat. Dikatakan jahat,
karena mereka bukannya menunjukkan jalan yang benar kepada umat, namun justru
rakus kepada kehidupan dunia. Dan akhirnya mereka menjual agamanya untuk
kemaslahatan dunianya. Ulama atau ustadz yang saling mentahdzir dan menhina ulama atau ustadz lainnya, karena berbeda manhaj, organisasi atau perbedaan yang bukan ushul atau pokok. Ulama-ulama su’ atau jahat yang rela menjual agama
mereka, rela menjual aqidah mereka. Nama mereka kadang mentereng dengan nama
Buya, Kyai Haji, Ustadz, jabatan mereka kadang mentereng di organisasi
keagamaan. Wajah mereka kadang sering nongol di televisi. Akan tetapi mereka
membela penista agama dengan memakai dalih dan dalil yang dimanfaatkan sesuai
nafsu mereka, mereka rela mengorbankan jabatan pimpinan umat agar bisa dekat
dengan pemimpin kafir atau pemimpin dzalim. Mereka datang ke persidangan, di
mimbar mimbar di masjid masjid demi memuji dan membela pemimpin dzalim atau
kafir. Kadang mereka lebih fasih dan lebih mudah untuk diterima penjelasannya.
Tampilannya lebih menarik, bahkan membuai ummat.
Ma’asyiral muslimin
rahimakumullah
Allah berfirman,
وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ
أَلْسِنَتَهُم بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ
الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِندِ اللّهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِندِ اللّهِ
وَيَقُولُونَ عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Sesungguhnya
di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab,
supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia
bukan dari Al Kitab. Dan mereka mengatakan ia (yang dibacanya itu datang) dari
sisi Allah, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap
Allah sedang mereka mengetahui.” (Ali Imran: 78).
Tentang mereka ini,
Rasululloh SAW bersabda ;
,يَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ رِجَالٌ يَخْتَلُونَ الدُّنْيَا
بِالدِّينِ يَلْبَسُونَ لِلنَّاسِ جُلُودَ الضَّأْنِ مِنْ اللِّينِ أَلْسِنَتُهُمْ
أَحْلَى مِنْ السُّكَّرِ وَقُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الذِّئَابِ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ أَبِي يَغْتَرُّونَ أَمْ عَلَيَّ يَجْتَرِئُونَ فَبِي حَلَفْتُ
لَأَبْعَثَنَّ عَلَى أُولَئِكَ مِنْهُمْ فِتْنَةً تَدَعُ الْحَلِيمَ مِنْهُمْ
حَيْرَانًا
Akan muncul
di akhir zaman orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia
mereka memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka,
lisan mereka lebih manis dari gula namun hati mereka adalah hati serigala
(sangat menyukai harta dan kedudukan). Alloh berfirman, “Apakah dengan-Ku
kalian tertipu ataukah kalian berani kepada-Ku. Demi Diriku, Aku bersumpah. Aku
akan mengirim bencana dari antara mereka sendiri yang menjadikan orang-orang
santun menjadi kebingungan (apalagi selain mereka) sehingga mereka tidak mampu
melepaskan diri darinya.” (HR: Tirmidzi)
Ma’asyiral muslimin
rahimakumullah
Sekarang fenomena
ini sangat terlihat, setelah kasus penistaan agama semakin jelas terlihat mana
ulama yang tegas membela islam, dan mana ulama yang tidak membela umat. Mana
ulama yang di jalan sunnah, mana ulama yang bersama musuh umat.
Ulama jahat ini
bukan berarti tidak pandai agama, tidak…bahkan mereka sangat mungkin fasih
berdalil dan berdebat. Tetapi ilmu yang mereka miliki tidak masuk kedalam
hatinya. Iman tidak masuk menghujam dalam qalbunya.
Sayyidina Umar Bin
Khoththob ra berkata “Sesungguhnya paling mengkhawatirkannya yang aku
khawatirkan dari umat ini adalah para munafiq yang berilmu”
Para sahabat
bertanya “Bagaimana orang munafiq tapi ia alim?”
Sayyidina Umar
menjawab “Mereka alim dalam lisannya tapi tidak dalam hati dan amaliahnya”
Apabila manusia ini
dibuat ranking, maka ulama su’ adalah manusia yang menduduki rangking yang
paling rendah, paling buruk dan paling merugi. Semua itu dikarenakan ia
mengajak kepada kejahatan dan kesesatan, padahal ia tahu mana yang benar dan
mana yang salah. Yang lebih parah lagi, ia mampu menyuguhkan keburukan dalam
bentuk kebaikan. Ia sanggup membungkus kebatilan dengan couver sebuah
kebenaran. Ada kalanya, karena menjilat para penguasa dan orang-orang dzalim
lainnya untuk mendapatkan kedudukan, pangkat, pengaruh, penghargaan atau apa
saja dari perhiasan dunia yang ada di tangan mereka. Mereka tidak lain adalah
para khalifah syetan dan para wakil Dajjal.
 Rasul saw. bersabda:
«أَلاَ إِنَّ شَرَّ الشَّرِّ شِرَارُ الْعُلَمَاءِ وَإِنَّ
خَيْرَ الْخَيْرِ خِيَارُ الْعُلَمَاءِ
»
Ingatlah,
sejelek-jelek keburukan adalah keburukan ulama dan sebaik-baik kebaikan adalah
kebaikan ulama. (HR ad-Darimi).
Dari Sahabat Abu dzar ra, dia berkata:
” Aku bersama Nabi suatu hari dan aku
mendengar beliau bersabda : ” Ada hal yang aku takutkan pada ummatku melebihi
dajjal “. Kemudian aku merasa takut, sehingga aku berkata, Yaa Rasululloh apa
itu…? Beliau bersabda : Ulama yang sesat lagi menyesatkan. {Musnad Ahmad
(5/145) no 21334 dan 21335}.
Semoga Allah melindungi kita dari
ulama-ulama su’ atau jahat yang menjerumuskan umat. Dan marilah kita kembali
kepada ulama ulama akhirat yang ikhlas tanpa pamrih mengajak umat kembali ke
jalan yang di ridhoi Allah subhana wa ta’ala.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي
وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ
اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
KHUTBAH
JUM’AT KEDUA
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
وَصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
Ma’asyiral muslimin
rahimakumullah
Imam Ghazali
memberi beberapa ciri pokok yang menandai ulama su’, ada 3 ciri utama :
Pertama, ulama yang menjadikan keulamaannya sebagai komoditas untuk
mendapatkan harta duniawi.
Dari Abu Hurairah,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﻋِﻠْﻤًﺎ ﻣِﻤَّﺎ ﻳُﺒْﺘَﻐَﻰ ﺑِﻪِ َﺟْﻪُ
ﻟﻠَّﻪِ
ﻋَﺰَّ
َﺟَﻞَّ
ﻻَ ﻳَﺘَﻌَﻠَّﻤُﻪُ
ِﻻَّ
ﻟِﻴُﺼِﻴﺐَ ﺑِﻪِ ﻋَﺮَﺿًﺎ ﻣِﻦَ
ﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ
ﻟَﻢْ ﻳَﺠِﺪْ ﻋَﺮْ
َ
ﻟْﺠَﻨَّﺔِ
ﻳَﻮْ
َ ﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ
“Barangsiapa
yang mempelajari suatu ilmu (belajar agama) yang seharusnya diharap adalah
wajah Allah, tetapi ia mempelajarinya hanyalah untuk mencari harta benda dunia,
maka dia tidak akan mendapatkan wangi surga di hari kiamat.” (HR. Abu Daud no.
3664, Ibnu Majah no. 252 dan Ahmad 2: 338)
Surga neraka kadang
bisa terlihat ketika orang mau sakaratul mau, bau wangi surga kadangpun bisa
tercium, sungguh celaka ulama seperti ini, bahkan baunya surgapun tidak tercium
olehnya, naudzubillah.
Kedua, ulama yang dengan keulamaannya merapat ke pemimpin yang zalim
dan melegitimasinnya.
Menurut Imam
Ghazali, orang beragama harusnya menentang kezaliman si pemimpin. Kalau tak
mampu, menyingkir dari mereka.
Tapi oleh ulama su’
tersebut mendekat ke penguasa zalim, demi harta dan jabatan. Dengan
melegitimasi mereka, ulama justru bersekutu dengan kezaliman.
Anas meriwayatkan:
الْعُلَمَاءُ أَمَنَاءُ الرُّسُلِ مَا لَمْ
يُخَالِطُوْا السُّلْطَانَ وَ يُدَاخِلُوْا الدُّنْيَا فَاِذَا خَالَطُوْا
السُّلْطَانَ وَ دَاخَلُوْا الدُّنْيَا فَقَدْ خَانُوْا الرُّسُلَ فَاحْذَرُوْهُمْ
وَفِيْ رِوَايَةٍ لِلْحَاكِمِ فَاعْتَزِلُوْهُمْ
Ulama
adalah kepercayaan para rasul selama mereka tidak bergaul dengan penguasa dan
tidak asyik dengan dunia. Jika mereka bergaul dengan penguasa dan asyik dengan
dunia maka mereka telah mengkhianati para rasul. Karena itu,  jauhilah mereka. (HR al-Hakim).
Karena sangat berhati-hati, para ulama
terdahulu enggan mendatangi penguasa, walau hanya untuk mengajar, dan menerima
pemberian penguasa bagi mereka adalah sebuah aib. Bahkan para ulama melarang
keras ulama mendatangi penguasa, walaupun hanya untuk mengajarkan ilmu. Tetapi
seharusnya penguasalah yang mendatangi ulama. Sebagaimana Imam Bukhari tidak
mau mengajarkan ilmu apabila sang anak penguasa tidak mau mendatanginya.
Imam Malik diminta oleh Khalifah Harun Ar
Rasyid untuk berkunjung ke istana dan mengajar hadits kepadanya. Tidak hanya
menolak datang, ulama yang bergelar Imam Dar Al Hijrah itu malah meminta agar
khalifah yang datang sendiri ke rumah beliau untuk belajar,”Wahai Amiul
Mukminin, ilmu itu didatangi, tidak mendatangi.” Akhirnya,
mau tidak mau, Harun Ar Rasyidlah yang datang kepada Imam Malik untuk belajar.

Ketiga, begitu mudahnya mereka mengeluarkan fatwa, demi kepentingan
materi atau politik duniawi.
Ulama akhirat,
menurut Ghazali, akan sangat berhati-hati untuk berfatwa, Ulama akhirat akan
banyak berdiskusi dengan ulama lain selalu berpegang al quran dan hadits dan
mau menerima pendapat yang berbed selama dalam koridor sunnah. Tapi ulama su’
justru mengumbarnya, demi motif duniawi.
Abu Hurairah ra.
menuturkan hadis:
مَنْ أَكَلَ بِالْعِلْمِ طَمَسَ اللهُ
عَيْنَيْهِ (أَوْ وَجْهَهُ فيِْ رِوَايَةِ الدَّيْلَمِيْ) وَكَانَتِ النَّارُ
أَوْلَى بِهِ
Siapa yang
makan dengan (memperalat) ilmu, Allah membutakan kedua matanya (atau wajahnya
di dalam riwayat ad-Dailami), dan neraka lebih layak untuknya. (HR Abu Nu‘aim
dan ad-Dailami).

Mudah-mudahan Allah memberikan kita petunjuk dan kemudahan
untuk bersama dan mengikuti ulama-ulama yang ikhlas, ulama yang mencintai umatnya dan kitapun mencintainya. Mudah-mudahan Allah menjadikan hari-hari kita penuh
dengan amal saleh yang akan membawa kita kepada kebahagiaan dan ketenangan di
dunia maupun di akhirat. Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan hidayah pada
segala urusan kita dan memberikan petunjuk kepada kita semua. Amin Ya Allah Ya
Rabbal Aalamin.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
اَللّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذِهِ الْقُلُوْبَ , قَدِ اجْتَمَعَتْ عَلَي مَحَبَّتِكَ
وَالْتَقَتْ عَلَى طَاعَتِكَ, وَتَوَحَّدَتْ عَلَى دَعْوَتِكَ
وَتَعَاهَدَتْ عَلَى نُصْرَةِ شَرِيْعَتِكَ
فَوَثِّقِ اللَّهُمَّ رَابِطَتَهَا, وَأَدِمْ وُدَّهَا، وَاهْدِهَا سُبُلَهَا
وَامْلَأَهَا بِنُوْرِكَ الَّذِيْ لاَ يَخْبُوْا
وَاشْرَحْ صُدُوْرَهَا بِفَيْضِ الْإِيْمَانِ بِكَ, وَجَمِيْلِ التَّوَكُّلِ عَلَيْكَ
وَاَحْيِهَا بِمَعْرِفَتِكَ، وَأَمِتْهَا عَلَى الشَّهَادَةِ فِيْ سَبِيْلِكَ
إِنَّكَ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرِ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ تَسْلِيمًا كَثِيرًا وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالمِينَ.

عِبَادَ
اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي
الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

IKADI KEC NGUTER KAB SUKOHARJO

☘Sekretariat : Jl Raya Solo Wng Km 22 Sukoharjo

☘Butuh Khatib Dai Wilayah Nguter Sukoharjo 📞 081-2261-7316

Gabung channel telegram.me/ikadi_nguter

💈webinfo : http://www.ceramahsingkat.com

💈IG : @ikadi_nguter

💈Telegram : @ikadi_nguter

💈Fb.: Tausiyah Singkat

Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Kec. Nguter Kab. Sukoharjo
Menebar Islam Rahmatan Lil ‘Alamin


Nibras, Mutif, Rahneem dll

hadits ulama su’u
ciri ciri ulama su’
ulama su di indonesia
dalil ulama su’
ayat tentang ulama su
akhir zaman ulama dihina
arti ulama su’u
ciri ulama dunia
ulama su di indonesia
hadits tentang ulama jahat
dalil ulama su’
hadits tentang ulama akhir zaman
arti ulama su’u
ayat tentang ulama su
contoh ulama su’
ciri ulama dunia
hadits tentang ulama suu’
ulama su di indonesia
hadits tentang ulama akhir zaman
ulama jahat akhir zaman
hadits ulama sesat
ulama dunia yang masih hidup
jenis ulama
hadits tentang ulama suu’
ulama tauhid
abah uci ulama akhirat
macam2 ulama
ulama su’ di indonesia
ada berapa macam ulama

Leave a comment