bisa menjadi pemimpin saat masih muda


Bagaimana sih Ning caranya bisa menjadi pemimpin saat masih muda, bagaimana cara meluluhkan hati murid, bagaimana cara mendapat respect dan hormat dari mereka?

Pertanyaan demikian seringkali ditujukan pada saya, baik dunia maya apalagi dunia nyata.

Saya jawab berdasarkan pengalaman pribadi saya sehari-hari. Ada beberapa point:

Point pertama: Niat yang baik dan ikhlas.

Jangan pernah sedikitpun terbesit niat untuk mencari pengikut. Jika memang Allah titipkan anak didik padamu jangan diniati agar dimuliakan orang, agar dibilang pintar, alim, agar makin kaya. Jangan pernah!

Niatkan semua lillahi ta’ala, Niatkan untuk menyebar ilmu, menyebar kebaikan, mencegah kemungkaran.

Dengan niat Lillahi ta’ala atas izin dan ridhoNya Allah jaga semuanya.

Point Kedua: Menyayangi anak didik dengan tulus.

Ketika kita dengan tulus menyayangi siapapun dari makhlukNya bahkan kepada hewan sekalipun, maka kasih sayang itu akan kembali pada kita.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ

“Barang siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi.” (HR. Muslim)

Point Ketiga: Meningkatkan kualitas diri dan berimprovisasi

Sebagai sosok yang dijadikan panutan, apalagi yang dititipkan bukan amanah sembarangan (Anak Orang) maka sebagai pendidik sudah merupakan kewajiban untuk terus meng-Upgrade diri, banyakin belajar, banyakin ngaji, banyakin ibadah, banyakin hafalan supaya dalam mendidik mereka itu pake ilmu, pake aturan syariat ga ngarang-ngarang dan ga asal pake pendapat orang. Iya kalo yang berpendapat orangnya berilmu, kalo ngga?? Sesat menyesatkan bukan?!

Terus alasannya biasanya gini: Karena yang dulu-dulunya begini, karena semua begini, karena adatnya memang seperti ini bla bla bla… Ndak peduli sesuai atau tidak dengan yang Al Qur’an ajarkan, ndak ngurus bertentangan atau tidak dengan yang Nabi contohkan. Bisa fatal anak didik dan lembaga yang dipimpin kalo pengasuhnya kaya’ gini.

Point Keempat: Bijaksana.

Point terakhir ini mengandung makna yang tidak sederhana.

Bijaksana itu tidak pilih kasih
Bijaksana itu tidak sombong
Bijaksana itu tawadhu’
Bijaksana itu mampu mengendalikan emosi negatif dalam diri
Bijaksana itu “BERIILMU”

Mustahil semua sifat diatas bisa diamalkan kalau tidak tahu ilmunya, tidak tau cara yang benar menurut agama.

Mau berbuat apa, harus nanya….
Mau memutuskan apa, takut salah….
Mau bikin kebijakan nanti apa kata orang…

Atau berani bukan pada tempatnya Anarkis dimana-mana…
Nasab dibawa-bawa…
Jual kwalat dan kutukan sama murid-muridnya…

Susah memang meraih kebijasaan, mendapat wibawa dan respect dari murid kalo gurunya emosian. Ntar muridnya hanya Takut bukan Taat.

Sekali lagi untuk bijaksana kita perlu Paham Illmu Agama.
Jangan turunin kualitas ibadahnya meski sudah jadi alumni,
Jangan berhenti ngaji kitab dan hafalannya meski sudah jadi istri kyai.

Ngaji Sampai Mati, insyaAllah kebaikan dan ridho Allah selalu menyertai.N

Ning Wilda

Leave a comment