IBNU TAIMIYAH DILARANG BERFATWA OLEH QODHI MADZHAB HAMBALI


IBNU TAIMIYAH DILARANG BERFATWA OLEH QODHI MADZHAB HAMBALI

Wahyu Emir Sy

Ketika Imam Ibnu Rojab Al Hambali menulis biografi Ibnu Taimiyah Al Harrani dalam kitabnya yang terkenal, Dzailu Thobaqotil Hanabilah, beliau berkata :

“وطوائف من [أئمة أهل الحديث وحفاظهم وفقهائهم]: كانوا [يحبون الشيخ ويعظمونه]، ولم يكونوا يحبون له التوغل مع أهل الكلام ولا الفلاسفة، كما هو طريق أئمة أهل الحديث المتقدمين، كالشافعي وأحمد وإسحاق وأبي عبيد ونحوهم،
[وكذلك كثير من العلماء، من الفقهاء والمحدثين والصالحين]: كرهوا له [التفرد ببعض شذوذ المسائل] التي أنكرها السلف على من شذ بها، [حتى إن بعض قضاة العدل] من أصحابنا: منعه من الإفتاء ببعض ذلك”.

“Beberapa kelompok dari imam-imam ahli Hadits, para huffadznya, dan para fuqaha’nya mereka semua menyukai Syaikh (Ibnu Taimiyah) dan memuliakannya.

👉 Tapi mereka tidak menyukai sikap Syaikh (Ibnu Taimiyah) yang mendalami ilmu kalam dan filsafat bersama dengan para ahlinya. Dan yang demikian itu (maksudnya tidak mendalami ilmu Kalam dan filsafat) merupakan methode para imam ahli Hadits mutaqadimin, seperti Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Imam Ishaq, Imam Abu Ubaid dan yang semisal mereka.

👉 Banyak pula ulama dari kalangan fuqaha, ahli Hadits dan sholihin yang tidak menyukai sikap Ibnu Taimiyah yang menyendiri (menyelisihi para ulama) dengan pendapat-pendapat syadznya (nyleneh) pada beberapa permasalahan yang telah diingkari oleh para ulama salaf,sampai- sampai sebagian qadhi yang adil dari kalangan sahabat kami (maksudnya dari kalangan hanabilah) melarang ibnu Taimiyah untuk berfatwa pada beberapa masalah yang beliau nyleneh di dalamnya.” (Dzailu Thobaqotil Hanabilah)

Dari penjelasan Imam Ibnu Rojab diatas kita bisa mengambil beberapa pelajaran, diantaranya :

  1. Sikap inshof Imam Ibnu Rojab dalam bersikap terhadap Imam Ibnu Taimiyah. Disamping beliau memuji imam Ibnu Taimiyah karena keluasan ilmunya dan lainnya, beliau juga tetap menyampaikan fakta-fakta Ibnu Taimiyah yang kurang positif dan kurang mengenakkan.
  2. Para ulama ahli hadits di masa Imam Ibnu Taimiyah menyukai dan ta’dhim terhadap imam Ibnu Taimiyah.
  3. Ibnu Taimiyah menyelami dan mendalami ilmu filsafat dan ilmu Kalam. Dan inilah yang tidak disukai oleh para ulama muhadditsin dari Ibnu Taimiyah. (Diantara ulama yang tidak menyukai hal ini adalah Imam Adz Dzahabi, sebagaimana yang termaktub dalam risalah beliau yang masyhur. Dan ini pula yang menyebabkan Ibnu Taimiyah terpapar virus filsafat sesat (hawadits laa awwala lahaa/tasalsul Al hawadits), paham sesat karramiyah (Hulul Hawadits pada Allah) dan lainnya -pen).
  4. Menurut Imam Ibnu Rojab Al Hambali, metode Ibnu Taimiyah dalam taqrir Masail Aqidah berbeda dengan metode para ulama ahli hadits mutaqaddimin semisal Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Imam Ishaq, Imam Abu Ubaid dan semisalnya, karena mereka semua tidak mendalami apalagi menggunakan metode mutakallimin dan falasifah dalam taqrir Masail Aqidah, sedangkan Ibnu Taimiyah mendalami dan menggunakan metode falasifah dan mutakallimin dalam Taqrir Masail I’tiqadiyyah (sebagaimana yang dapat kita lihat pada kitabnya Bayan talbis Jahmiyah dan Dar’ut Ta’arudh).
  5. Imam Ibnu Taimiyah memiliki beberapa pendapat SYADZ (nyeleneh) dalam beberapa permasalahan (baik dalam masalah Aqidah, maupun masalah fiqh, diantaranya yang terkenal adalah tentang hukum talaq tiga dalam satu majlis. Yang tau selainnya silakan disebutkan dalam laman komentar, baik dalam permasalahan fiqh maupun Aqidah).Para ulama ahli fiqh, hadits dan Sholihin tidak menyukai hal ini terjadi pada diri Ibnu Taimiyah.
  6. Para salaf telah mengingkari orang yang melakukan tindak kenyelenehan yang mana Imam Ibnu Taimiyah terjatuh di dalamnya.
  7. Qodhi yang adil dari madzhab Hambali telah melarang Ibnu Taimiyah berfatwa pada beberapa masalah yang beliau nyleneh dan menyelisihi pendapat MUKTAMAD MADZHAB HAMBALI di dalamnya. (Nama Qodhi itu sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Ibnu Rojab adalah Qodhi Ibnu Muslim Al Zaini Al Hambali).
  8. Imam Ibnu Rojab mensifati Qodhi yang melarang Ibnu Taimiyah untuk berfatwa dengan sifat Adil, teguh dalam kebenaran, tidak takut celaan orang yang mencela…

Wallahu a’lam bis showab…

Leave a comment