Khutbah : Lima Golongan yang Dikhawatirkan Su’ul Khatimah


Lima
Golongan yang Dikhawatirkan Su’ul Khatimah

    قُلْ
هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالاً . الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
“Katakanlah ‘Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang
yang paling merugi perbuatannya?’ Yaitu orang-orang yang telah sia-sia
perbuatannya dalam kehidupan ini, padahal mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi: 103-104)
Allamah Sayyid Abdullah
bin Alawi A-Haddad dalam kitabnya berjudul Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr bimâ
Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr (Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998,
hal. 56) menjelaskan tentang lima golongan orang yang dikhawatirkan meninggal
dunia dalam keadaan su’ul khatimah sebagai berikut:

قَالُوْا: وَأَكْثَرُ مَنْ يُخْشَى عَلَيْهِ سُوْءُ
اْلخَاتِمَةِ ، وَاْلعِيَاذُ بِا للهِ، اَلْمُتَهَاوِنُ بِالصَّلاَةِ،
وَاْلمُدْمِنُ لِشِرْبِ الخَمْرِ، والعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ، وَالَّذِي يُؤْذِي
اْلمُسْلِمِيْنَ، وَكَذَالِكَ المُصِرُّوْنَ عَلَى اْلكَبَائِرِ وَاْلمَوْبِقَاتِ،
اَلَّذِيْنَ لَمْ يَتُوْبُوْا اِلَى اللهِ مِنْهَا
.
Artinya: “Para ulama
berkata bahwa orang-orang yang paling dikhawatirkan akan beroleh suúl khatimah
(Semoga Allah melindungi kita dari hal itu) adalah
1.      
orang-orang yang suka melalaikan shalat;
2.      
mereka yang suka minum-minuman keras;
3.      
mereka yang durhaka kepada kedua orang tua;
4.      
mereka yang suka menyusahkan (menzalimi) Muslim lainnya;
5.      
dan mereka yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa besar, berbagai
kekejian dan tidak mau bertobat.”
Dari kutipan di atas
dapat diuraikan kelima golongan orang yang dikhawatirkan hidupnya akan berakhir
dengan suúl khatimah sebagai berikut:
Golongan pertama,
orang-orang yang suka melalaikan shalat. Shalat merupakan amal pertama yang
akan dihisab oleh Allah subhanuahu wata’ala. Hal ini sebagaimana ditegaskan
dalan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang berbunyi:
أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ
مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ
فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
.
Artinya: “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba
pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah
beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan
rugi. (HR. Tirmidzi).
Oleh karena itu,
hendaklah kita selalu menjaga shalat kita dengan baik. Dalam keadaan seperti
apapun, shalat lima waktu khususnya, tidak boleh kita tinggalkan. Prinsip ini
hendaknya juga berlaku untuk orang-orang di sekitar kita khususnya keluarga
kita sendiri sebab ada perintah dari Allah subhanu wa ta’ala untuk menjaga diri
sendiri dan keluarga dari ancaman siksa api neraka. Shalat menjadi hal utama
untuk bisa selamat dari api neraka. Maka barang siapa ibadah shalatnya sangat
buruk, dikhawatirkan hidupnya akan berkahir dengan su’ul khatimah.
Golongan kedua, mereka
yang suka mengonsumsi minuman keras. Minum minuman keras hukumnya haram. Hal
ini sebagaimana ditegaskan dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim sebagai
berikut:
كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ ، وَكُلُّ خَمْرٍ حَرَامٌ
Artinya: “Semua yang memabukkan adalah khamr dan semua khamr adalah
haram.”
 Para pecandu minuman keras disebut juga para
pemabuk. Mereka tidak hanya membahayakan dirinya sendiri tetapi juga orang
lain. Sering kita mendengar kecelakaan lalu lintas akibat pengendara mabuk.
Sering pula kita mendengar atau membaca berita-berita di media bahwa seseorang
tewas akibat ditikam dengan pisau oleh seorang pemabuk.
Perkembangan sekarang
menunjukkan bahwa tidak hanya minuman keras saja yang membahayakan kesehatan
mental manusia tetapi juga penyalah gunaan obat-obat bius atau yang dikenal
dengan narkoba. Hukum mengonsumsi narkoba sama dengan minum mimuman keras, yakni
sama-sama haram. Maka barang siapa tidak bisa berhenti dari konsumsi minuman
keras dan penyalah gunaan narkoba dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan
su’ul khatimah.
Golongan ketiga, mereka
yang durhaka kepada kedua orang tua. Durhaka kepada kedua orang tua hukumnya
haram dan termasuk dosa besar setelah syirik. Hal ini sebagaimana dijelaskan
dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari
Anas sebagai berikut:
سُئِلَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ
الْكَبائِرِ قَالَ: الإِشْراكُ بِاللهِ، وَعُقوقُ الْوالِدَيْنِ، وَقَتْلُ
النَّفْسِ، وَشَهادَةُ الزّورِ
.
Artinya: Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam ditanya tentang dosa-dosa besar. Beliau menjawab, “Menyukutukan Allah,
durhaka kepada kedua orang tua, membunuh seseorang dan kesaksian palsu.”
Sangat masuk akal
perbuatan durhaka kepada kedua orang tua khususnya terhadap ibu merupakan dosa
besar. Hal ini disebabkan karena kelahiran anak manusia ke dunia ini melalui
mereka dengan segala jerih payah, risiko dan tanggung jawab dunia akherat yang
sangat berat. Perintah berbakti kepada orang tua merupakan wasiat dari Allah
subhanahu wata’ala sebagaimana ditegaskan di dalam Al-Qur’an, surat Luqman,
ayat 14, sebagai berikut:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ
وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي
وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada
orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah
dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua
orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali.”
Oleh karena itu jika
seseorang selalu durhaka kepada kedua orang tua dan tidak mau menerima nasehat
dari siapapun untuk berbakti kepada duanya, maka anak atau orang seperti itu
dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul khatimah.
Golongan keempat, mereka yang suka menyusahkan
(menzalimi) Muslim lainnya. Menzalimi orang lain memang bukan persoalan sepele.
Allah subhanahu wata’ala sangat memperhitungkan perbuatan zalim yang dilakukan
seseorang terhadap seseorang lainnya, apalagi sesama Muslim. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
الظُلْمُ ثَلَاثَةٌ : فَظُلْمٌ  لَا يَغْفِرُهُ اللَّهُ , وَظُلْمٌ يَغْفِرُهُ
اللَّهُ , وَظُلْمٌ لاَ يَتْرُكُهُ اللَّهُ. فَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي لاَ
يَغْفِرُهُ اللَّهُ فَالشِّرْكُ, وَقَالَ: إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ .
وَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي يَغْفِرُهُ اللَّهُ فَظُلْمُ الْعِبَادِ
لِأَنْفُسِهِمْ فِيمَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ رَبِّهِمْ. وَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي
لاَ يَتْرُكُهُ اللَّهُ فَظُلْمُ الْعِبَادِ بَعْضِهِمْ بَعْضًا حَتَّى يُدَبِّرَ
لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ
Kezhaliman itu ada tiga: kezhaliman yang tidak akan diampuni oleh Allâh;
kezhaliman yang akan diampuni oleh Allâh; dan kezhaliman yang tidak akan
dibiarkan oleh Allâh.
·        
Adapun kezhaliman yang
tidak akan diampuni oleh Allâh adalah syirik, lalu Beliau membaca (ayat yang
artinya), “Sesungguhnya mempersekutukan (Allâh) adalah benar-benar kezaliman
yang besar”. (Luqmân/31:13)
·        
Adapun kezhaliman yang
akan diampuni oleh Allâh (jika Dia menghendaki-pen) adalah kezhaliman hamba
terhadap dirinya sendiri terkait (hak-hak) antara mereka dengan Allâh (seperti
shalat atau puasa yang tidak dilakukan dengan baik-pen).
·        
Adapun kezhaliman yang
tidak akan dibiarkan oleh Allâh adalah kezhaliman sebagian hamba kepada
sebagian yang lain, sampai Allâh akan mengurus untuk sebagian mereka dari
sebagian yang lain.”
[HR. Ath-Thayâlisi dan al-Bazzar dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu .
Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam Shahîh al-Jâmi’, no. 3961 dan
Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah, no. 1927]
 Di antara perbuatan-perbuatan zalim manusia
kepada manusia lainnya adalah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits
Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah tentang berbagai kezaliman yang
dapat mengakibatkan kebangkrutan di akherat, yakni:mencaci maki orang lain,
menuduh atau memfitnah orang lain, memakan harta orang lain atau korupsi,
menumpahkan darah orang lain dan memukul orang lain.
Oleh karena itu jika
seseorang selalu menzalimi orang lain tanpa bisa diingatkan oleh siapapun
supaya berhenti, maka orang seperti itu dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan
su’ul khatimah.
Golongan kelima, mereka
yang terus menerus melakukan perbuatan dosa besar, berbagai kekejian dan tidak
mau bertobat. Kita sering mendengar istilah “Molimo” dalam bahasa Jawa, yang
maksudnya adalah perbuatan dosa dengan inisial 5 “M”, yakni: 1. Madon (berzina
atau main perempuan), 2. Mendem (mabuk-mabukan), 3. Main (berjudi), 4. Madat
(mencandu narkoba), dan 5. Maling (mencuri/korupsi). Kelima hal ini merupakan
perbuatan maksiat yang keharamannya sangat jelas ditunjukkan di dalam Al-Qur’an.
Dalil tentang haramnya
berzina ada di dalam surat Al-Isra’, ayat 32, berbunyi:
وَ لاَ تَقْرَبُوا الزّنى اِنَّه كَانَ فَاحِشَةً، وَ
سَآءَ سَبِيْلاً
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk”).
Dalil tentang haramnya
mabuk, madat dan judi ada di dalam surat Al-Maidah, ayat 90, berbunyi:
إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ
وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu.”
Sedang dalil tentang
haramnya mencuri ada dalam surat Al-Baqarah, ayat 188, berbunyi:
وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara
kamu dengan jalan yang bathil.”
Oleh karena itu barang
siapa selalu melakukan dosa-dosa seperti tersebut di atas tanpa bisa diingatkan
oleh siapapun supaya bertobat, maka orang seperti itu dikhawatirkan hidupnya
akan berakhir dengan su’ul khatimah.

Kita semua berdoa
mudah-mudahan kita senantiasa diberi rahmat dan kekuatan oleh Allah subhanuahu
wata’ala sehingga kita semua mampu menjauhi dosa-dosa sebagaimana disebutkan di
atas.
Selain itu Kita berusaha menjauhi segala
maksiat, berteman dan berkumpul dengan orang-orang shalih agar istiqomah dan
mengingatkan bila kita melakukan kesalahan, dan menghindari
kezhaliman, serta selalu menjaga adab dan akhlaq kepada Orang tua, orang yang
lebih tua dan sesama makhluq Allah Siapapun dari kita tentu menginginkan dan selalu memohon kepada Allah
subhanuahu wata’ala dengan tiada henti agar kita semua diberi-Nya husnul
khatimah dan dijauhkan sejauh-jauhnya dari suúl khatimah.
Amin… amin ya rabbal alamin. 

GRIYA HILFAAZ
Busana Muslim Berkualitas
💈webinfo : www.griyahilfaaz.com
💈IG : @griya_hilfaaz

💈Shopee : @griya_hilfaaz

💈Facebook: @griya_hilfaaz

💈Tokopedia: @griya_hilfaaz

💈Bukalapak: @griya_hilfaaz

Toko Busana Keluarga Muslim



SHOPCARTSHOPCARTSHOPCART
SHOPCARTSHOPCARTSHOPCART

Leave a comment