Diceritakan ada seorang pria menaruh hati (kasmaran) pada seorang wanita, suatu waktu wanita tersebut keluar untuk suatu keperluan, dan pria tersebut pergi bersamanya.
Ketika sampai disuatu tempat yang sepi dari keramaian, manusia sudah tertidur lelap, pria tersebut mengungkapkan hasratnya kepadanya, si wanita pun berkata: “Lihatlah, apakah semua manusia sudah tertidur lelap?”
Si pria pun gembira mendengarnya perkataannya, ia menduga bahwa si wanita akan memenuhi keinginannya.
Lalu ia bergegas berdiri mengelilingi kafilah, dan ternyata semuanya sdh tertidur lelap, ia pun kembali menemui wanita tersebut dan berkata: “Iya, semuanya sudah tertidur”
Lalu wanita tersebut berkata: “Apa yg akan kau ucapkan kepada Allah, apabila ia tidur di waktu sekarang ini?”
Si pria berkata: “Sesungguhnya Allah tidaklah tidur, ia tidak akan pernah mengalami ngantuk dan tidur”
Wanita berkata: “Sesungguhnya Dzat yg tidak pernah tidur dan tak akan pernah mengalami tidur itu senantiasa selalu melihat kita meskipun manusia tidak melihat kita, dan seharusnya Dia lebih utama untuk ditakuti”
Lalu si pria meninggalkan wanita tersebut karena takut kepada Allah, ia pun bertaubat dan kembali ke tanah kelahirannya.
Ketika ia wafat lalu orang2 memimpikannya dan berkata: “Apa yg telah Allah perbuat terhadapmu?”
Ia menjawab: “Allah telah mengampuniku sebab rasa takutku kepadanya dan sebab aku meninggalkan perbuatan dosa tersebut”
Ket:
Mukasyafatul Qulub 8
Senada dengan rumus:
من ترك شيأ أبدله الله خيرا منه
“Barang siapa meninggalkan sesuatu karena Allah semata niscaya Allah akan menggantinya yang lebih baik”
Sering kali kita di uji dihadapkan dengan kemaksiatan yg menguntungkan di dunia, entah itu berbohong, berbuat curang, korupsi kecil2n dlsb.
Antara harus melakukannya dan meninggalkannya, bila kita meninggalkannya karena benar2 takut kepada Allah semata pasti Allah akan menggantinya yg lebih baik, entah itu di dunia atau di akhirat.