Agar Engkau Menjadi Wanita Mujahidah


Mbak, malam ini terasa sepi menyerang diriku. Telah empat hari engkau meninggalkanku sendirian, Mbak. Engkau pergi menjalin silaturahim yang disunahkan Rasulullah.

Mbak, ketika kuusir sepi dengan membaca kisah Fauzil Adhim, kuteringat dirimu, Kuteringat ketika kau dilahirkan dulu. Betapa ayah ibumu gundah menanti kelahiranmu.

Mbak, kuteringat betapa sakit yang sangat menimpa ibumu. Tapi kulihat ibumu tetap tabah menghadapi cobaan itu. Hanya lafazh dzikir yang menghiasi ibumu.

Mbak, begitu risau ayahmu. Dengan do’a yang tak henti dipanjatkan kepada Allah demi keselamatan engkau dan ibumu.. Bergetar hatiku, ketika melihat waktu yang dinantikan tiba. Dokter dan perawat berusaha membatnut kelahiranmu. Begitu sulit kelahiranmu, segala daya dan upaya dilakukan untuk mengeluarkanmu.

Ketika waktu mencapai dhuha, pertolongan Allah tiba. Dan Allah sebaik-baik pertolongan.Engkau lahir dengan selamat, begitu juga ibumu. Kuingat ketika engkau menangis kencang, sungguh mengharukan. Maka mbak, ingatlah selalu akan pertolongan Allah kepada dirimu dan ibumu, sehingga kelak hanya Allah yang wajib engkau sembah dan mintai pertolongan.

Mbak, tak lupa kuperdengarkan adzan dan iqomah ditelingamu, lalu kutahnik dirimu. Kuberi nama dirimu “Azzahdhia al Khansa” agar kelak engkau menjadi mujahidah sejati seperti al Khansa. Menjadi wanita yang mempunyai cahaya kemuliaan seperti sahabat Nabi.

Sungguh, engkau diciptakan bukan karena kebetulan, Maka, hendaknya engkau memikirkan untuk apa engkau diciptakan, perhatikan dan renungilah mengapa Allah menakdirkan engkau lahir di bumi Allah ini.Ayahmu sungguh berharap engkau menjadikan pelajaran bagimu.

Janganlah engkau memalingkan wajahmu dari Allah yang menciptakanmu, hanya untuk meraih kemulian dan cinta makhuk-Nya. Janganlah engkau melupakan qudwah kita, dan cintailah sunah-sunahnya. Janganlah engkau tidak mau berjihad hanya karena kecintaanmu pada dunia, sebab jihad adalah sebaik-baik amal. Janganlah engkau silap pada harta, sebab harta yang engkau bawa di “yaumil hisab” adalah harta yang engkau infaqkan di jalan-Nya.

Mbak, aku sayangi dirimu sejak engkau dilahirkan. Aku tunggui kelahiranmu, dan aku temani hari-harimu. Aku bacakan doa-doa di masa bayimu. Kunanti engkau beranjak dewasa, lalu kutulis pesan ini dengan harapan engkau menjadi manusia yang bernilai di muka bumi ini. Cahaya kemulian, mujahidah, wanita sholehah. Betapa ayah dan ibumu manusia yang dhoif, dhoif imannya, dhoif ilmunya, dhoif hatinya dan memang sangat dhoif.

Mbak, besar harapan ayah dan ibumu dalam mengasuhmu agar nanti engkau menjadi anak sholehah. Hal inilah yang merisaukan ayah dan ibumu. Bagaimana menghantarkan dirimu menjadi “waladun sholihin yad’ulah”. Anak sholeh yang mendoakan. Dan tak ada yang lebih berharga dari segala sesuatu selain doa-doamu. Dan tiada keberuntungan doa tanpa keshalihan dirimu. Semua akan hilang, melayang dan musnah.

Semoga suatu saat engkau membaca pesan ayahmu, sehingga menjadi cambuk dirimu menuju mujahidah sholehah. Menjadi syafa’at bagi keluargamu. Amin

==========

Diwaktu kurindu dirimu, Bojonegoro, 10 Mei 2006

inspired by Fauzil Adhim

4 thoughts on “Agar Engkau Menjadi Wanita Mujahidah

Leave a comment