Jangan Terlalu Sering Mengomel dan Memarahi Pada Anak


Senjata Pamungkas.

ﻭﻻ ﺗﻜﺜﺮ اﻟﻘﻮﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﺎﻟﻌﺘﺎﺏ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺣﻴﻦ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻬﻮﻥ ﻋﻠﻴﻪ ﺳﻤﺎﻉ اﻟﻤﻼﻣﺔ ﻭﺭﻛﻮﺏ اﻟﻘﺒﺎﺋﺢ ﻭﻳﺴﻘﻂ ﻭﻗﻊ اﻟﻜﻼﻡ ﻣﻦ ﻗﻠﺒﻪ

Jangan terlalu sering mengomel anak, karena semakin sering dimarahi, anak cenderung meremehkan teguran, lebih mudah melakukan keburukan, dan kehilangan “aura” perkataan orang tua dari hatinya.

ﻭﻟﻴﻜﻦ اﻷﺏ ﺣﺎﻓﻈﺎ ﻫﻴﺒﺔ اﻟﻜﻼﻡ ﻣﻌﻪ ﻓﻼ ﻳﻮﺑﺨﻪ ﺇﻻ ﺃﺣﻴﺎﻧﺎ ﻭاﻷﻡ ﺗﺨﻮﻓﻪ ﺑﺎﻷﺏ ﻭﺗﺰﺟﺮﻩ ﻋﻦ اﻟﻘﺒﺎﺋﺢ

Seorang ayah harus menjaga wibawa di hadapan anaknya dan sebaiknya tidak terlalu sering mengomel, kecuali dalam situasi tertentu yang memang diperlukan. Di saat yang sama, seorang ibu harus berusaha menanamkan rasa takut kepada anak terhadap ayahnya.

Catatan:

Obat itu penting, tetapi lebih penting lagi mengetahui dosis dan aturan pemakaiannya. Tanpa mengikuti resep dokter, bisa berakibat fatal. Pujian, hadiah, nasehat, marah, dan hukuman memang diperlukan, tetapi dosis dan cara pemberiannya harus tepat.

Ketika ayah memberikan nasehat atau marah kepada anak, ibu tidak selayaknya membela anak, begitu juga sebaliknya, agar wibawa orang tua tetap terjaga di mata anak. Jika hal ini diabaikan, anak akan selalu mencari perlindungan setiap kali melakukan kenakalan.

Dalam praktiknya, anak tidak selalu taat ketika hanya dinasehati dengan lembut. Terdapat saat-saat di mana anak tidak menghiraukan nasehat lembut dari ibunya, sehingga ketegasan ayah sangat diperlukan dalam situasi tersebut. Orang tua yang tidak berhasil menanamkan rasa takut kepada ayah pada anak akan kehilangan senjata pamungkas dalam mendidik.

—-

Teks arab dari Ihya Al Ghazali.

Uraian dari tulisan saya yang diedit ulang oleh AI

Leave a comment