📝Mazhab-mazhab Fiqh para ulama


📝Mazhab-mazhab Fiqh para ulama

Imam Abu Hanifah mengambil Fiqh dari Hammad bin Abi Sulaiman yang bersambung smp Ashab Ibnu Mas’ud dari Sahabat Nabi Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه

Imam Malik mengambil Fiqh dari Rabi’ah Ar-Ra’yi dan Az-Zuhriy, mereka dari Fuqaha Sab’ah anak-anak para Sahabat dari para Sahabat Nabi di Madinah, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman, Zaid bin Tsabit, Aisyah رضي الله عنهم

Imam Asy-Syafi’iy mengambil Fiqh dari Sufyan bin Uyaynah dan Muslim Az-Zanjiy, mereka dari Ibnu Juraij, dari Atha bin Abi Rabah dari Ibnu Abbas رضي الله عنه. Dan juga mengambil dari jalur Imam Malik serta jalur Fiqh Imam Abu Hanifah dari muridnya Muhammad bin Hasan Asy-Syaibaniy.

Imam Ahmad bin Hanbal mengambil Fiqh dari Waqi’ bin Al-Jarrah, dari Manshur bin Mu’tamir, dari Ibrahim An-Nakha’iy, dari Al-Aswad dan Ashab Ibnu Mas’ud dari Ibnu Mas’ud dan ‘Ali bin Abi Thalib رضي الله عنهما. Dan juga mengambil dari Imam Asy-Syafi’iy, serta mengambil Fiqh Imam Malik dari Ashab Imam Malik seperti Abdurrahman bin Mahdiy dan Yahya bin Sa’id Al-Qatthan.

Sebenarnya masih ada para imam mujtahid lainnya, seperti Imam Sufyan Ats-Tsauriy, Imam Laits bin Sa’ad, Imam Al-Awza’iy, Imam Hammad bin Salamah dll para ulama. Para ulama khilâf dalam memakai mazhab yang telah punah tsb. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah membolehkan karena mereka juga ulama mujtahid dan ijtihad tidak mati dengan wafat qail nya. Sedangkan Imam Ibnu Rajab Al-Hanbaliy melarang, karena tidak mundhabith dan tidak terbukukan dengan baik, sehingga akan sulit diamalkan, karena tidak diketahui syarat-syarat, perincian, Rukun-rukun dan seluk beluk pendapat tsb.

Mazhab-mazhab Fiqh tersebut sejatinya adalah warisan para Ulama Salaf sejak generasi Sahabat, diteruskan oleh Tabi’in, lalu kepada Tabi’ut-Tabi’in dimana generasi para imam mazhab yang kemudian mengkodisifikasikannya menjadi warisan ilmu yang bermanfaat.

Anda mengambil yang mana saja, sah-sah saja dan in sya Allah termasuk mengamalkan ayat :
فاسْألوا أهلَ الذّكر إنْ كنتم لَا تعلمون
“Bertanyalah kepada para ulama jika anda tidak mengetahui”. Yang Imam Ibnu Abdil Barr An-Namariy menukil IJMA’ bahwa orang-orang awam yang tidak mengetahui maka kewajiban mereka adalah bertanya dan taqlid kepada para ulama.

Jika anda tidak mau semuanya, betapa hebatnya anda, alfaqir menantikan karya anda yang sederajat karya para Imam tsb & hasil-hasil madrasah Fiqh nya. 😊

🖋️Varian Ghani Hirma
Di bus Primajasa dari negeri antah berantah

Leave a comment