Memuliakan Tamu


Musa Muhammad

Para mutjahid imam Malik,Syafii, Abu Hanifah, memandang bahwa memuliakan tamu sebagai “sunah”, sementara Imam al Laits & Ahmad melihatnya sebagai “wajib”. Orang yg memuliakan tamu menjadi pertanda akan komitmennya terhadap syariat Islam.

Ada seorang istri yg “mengeluh” pada Rasulullah karena suaminya selalu membawa dan menerima tamu ke rumahnya. Semakin banyaknya tamu yg datang, maka perempuan itu semakin banyak menjamu. Seperti menyiapkan makanan, minuman sehingga dia menjadi lelah.
Namun si istri itu keluar tanpa mendapat jawaban apapun dari Rasulullah. Selang beberapa waktu Rasulullah mengunjungi rumah perempuan itu.
Namun tak seperti tamu lainnya, ketika Rasulullah yg bertamu, suami dan khususnya istri tersebut sangat bahagia karena berharap mendapatkan berkah ketika menjamu seorang kekasih Allah.

Setelah sebentar mengunjungi mereka, lalu Rasulullah pun keluar rumah, kemudian bersabda :
“Ketika aku akan keluar nanti dari rumahmu, panggil istrimu dan perintahkan dia untuk melihat ke pintu tempat aku keluar.”
Seperti petunjuk yg diarahkan Rasulullah, istri itu pun keluar rumah. Namun, betapa terkejutnya dia ketika melihat binatang² menjijika, bukan hanya diperlihatkan, namun perempuan itu juga diikuti oleh hewan² ini. Seperti kalajengking, ulat dan lainnya ikut keluar beserta keluarnya Rasulullah(tamu), artinya keburukan dan mudharat yg ada didalam rumah ikut keluar. Itulah kenapa dalam sebuah hadits, Rasulullah berpesan : “Sesungguhnya merupakan perbuatan yg sunnah apabila seseorang (Tuan rumah) keluar bersama-sama tamunya sampai ke pintu halaman.”
(Hr Ibnu Majjah).
Menjamu tamu maka tuan rumah akan mendapatkan keberkahan yg melimpah. Salah satunya adalah tolak bala, dijauhkan dari segala musibah di kemudian hari.
Selain yg dicontohkan dalam kisah di atas, Rasullah bersabda ketika sahabat bertanya tentang keberkahan menerima tamu :
“Tamu akan menyebabkan turunnya rezeki untuk pemilik rumah dan menghapus dosa-dosa penghuni rumah.”
Selain itu, Ibnu Abas ra mengatakan, Rasulullah bersabda :
“Jika ada tamu masuk ke dalam rumah seorang Mukmin, akan masuk bersama tamu itu seribu berkah dan seribu rahmat. Allah akan menulis untuk pemilik rumah itu pada setiap kali suap makanan yg dimakan tamu seperti pahala haji dan umrah.”
Selain itu, dalam hadis riwayat Mu’adz Ibnu Jabal. “Tidak ada satu rumah pun yg dikunjungi oleh tamu, kecuali Allah Tabaarak wa Ta’ala mengutus ke rumah tersebut satu malaikat, yg menyerupai burung selama 40 hari sebelum tamu itu sampai. Malaikat itu akan menyeru, ‘Wahai pemilik rumah si fulan ibn si fulan, tamu kalian akan datang pada hari ini dan itu. Sedangkan balasan dari Allah adalah ini dan itu.’ Para malaikat yg diwakilkan untuk menjaga rumah itu berkata, ‘Balasan apa lagi yg akan diterima?’ Maka keluarlah malaikat tadi kepada mereka dengan membawa sebuah catatan yg tertulis, ‘Allah telah mengampuni penghuni rumah tersebut meskipun jumlah mereka seribu’.
Memuliakan tamu bisa diwujudkan dengan menyambut kedatangan tamu penuh dengan keimanan, keikhlasan, dan kebahagiaan, yg direalisasikan dengan air muka yg jernih dan menyenangkan selama ia berada di tempat kita dan membicarakan yg baik² dengan dia.
Selain itu, juga mendudukkannya (menempatkannya) di tempat yg baik, melayaninya, dan menyiapkan makan-minum serta keperluannya.
Adab bertamu Allah berfirman :
يأيها ٱلذين ءامنوا لا تدخلوا۟ بيوتا غير بيوتكم حتى تسْتأنسوا۟ وتسلموا۟ على أهلها ذلكم خير لكم لعلكم تذكرون
Yaa ayyuhalladziina aamanu laa tadkhulu buyutan ghaira buyutikum hattaa tasta’nisu wa tusallimu ‘alaa ahlihaa, zaalikum khairul lakum la’allakum tazakkarun”
“Hai orang² yg beriman, janganlah kamu memasuki rumah yg bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.”
(Qs an Nur 27).
“Masa bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu sedekah Tidak halal bagi si Tamu tinggal lebih lama sehingga menyakiti hati tuan rumah.”
(Hr Baihaqi)
Imam Ghazali berkata : “Setiap kali seseorang menemuimu, maka sediakanlah keperluannya dan siapkan diri untuk menjamunya. Namun, jika kamu menemui seseorang, janganlah merepotkan tuan rumah.”
ومن يوق شح ننفسه فاولٰٓٮِٕك هم المفلحون
“Dan siapa yg dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang² yg beruntung”.
(Qs al Hasyr 9).
Batasan bertamu ijma ulama 3 hari dengan tdk merepotkan tuan rumah.
والله اعلم

(Note : Pembahasan diatas mengenai “tamu” yg baik dan bukan juga tamu menagih hutang/debt colector atau semisalnya. Sebab itu lain perkara.. saran sy kabur aja klo nga ada duit، eh salah minta tegang waktu 😅🤣🤣🤣)

Leave a comment