Apakah betul Nabi Yusuf Meminta Jabatan?


Apakah betul Nabi Yusuf Meminta Jabatan?

Banyak orang yang menjadikan kisah Nabi Yusuf sebagai landasan atau alasan untuk meminta jabatan. Apakah itu benar? Mari kita coba tadabburi ayatnya baik-baik.

Ketika Nabi Yusuf berhasil menakwilkan mimpi Raja Mesir dan memberikan solusi untuk masalah besar yang akan dihadapi, Nabi Yusuf diminta untuk menemui Raja Mesir di istananya. Namun Nabi Yusuf tidak mau sebelum perkara yang menyebabkannya masuk penjara diperjelas dulu dan nama baiknya dipulihkan.

Singkat cerita, Zulaikha ibu angkat Nabi Yusuf yang merupakan istri pembesar Mesir beserta seluruh perempuan yang telah menyayat tangannya karena terpesona dengan ketampanan Nabi Yusuf mengakui perihal sebenarnya, bahwa mereka yang telah menggoda Nabi Yusuf supaya mau jatuh je pangkuan mereka. Sementara Nabi Yusuf adalah seorang pemuda bersih yang menjaga kehormatan dirinya.

Setelah itu, barulah Nabi Yusuf bertemu langsung dengan Raja Mesir. Saat itu Raja Mesir berkata:

وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ أَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِي فَلَمَّا كَلَّمَهُ قَالَ إِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ

“Dan raja berkata: “Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku”. Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: “Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya pada sisi kami”. (QS. Yusuf: 54)

Dari ayat di atas kita dapat memahami bahwa Raja Mesir duluan yang meminta atau mengangkat Nabi Yusuf menjadi orang penting di kerajaannya. Cuma dia tidak tahu pada posisi apa yang cocok dan pantas untuk Nabi Yusuf.

Menyadari bidang keahliannya ada pada posisi bendaharawan karena beliau sudah belajar dengan bapak angkatnya sebelumnya mengelola perbendaharaan negeri Mesir maka beliau menyatakan hal itu kepada Raja. Beliau berkata:

قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الأرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ

“Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.” (QS. Yusuf 55)

Jadi Nabi Yusuf hanya memberikan isyarat perihal posisi yang tepat untuk dirinya setelah diminta untuk memangku amanah penting di kerajaan Mesir.

Renungkanlah dan tadabburilah ayat ini dengan tenang. Ternyata bukan sesederhana yang dipahami selama ini. Maka tidak pas ayat ini dijadikan dalil untuk meminta jabatan.

Kalau pun mau menjadikan ayat ini sebagai dalil untuk meminta jabatan, jangan sisi itunya saja yang diambil. Tapi ambil dulu sisi yang justru paling penting dalam hal ini, yaitu jadilah orang yang “pandai menjaga” (amanah) dan berpengetahuan (punya skill).

Jangan semangat meminta jabatannya saja yang ditonjolkan, tapi sifat amanah dan skill tidak dimiliki. Kalau itu yang berlaku maka itu alamat akan menjadi “trouble maker”, bukan menjadi “problem solving”.

فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الأبْصَارِ

Leave a comment