Tajsim, Antara Yahudi dan Wahabi


Tajsiim

___Hilma Rosyida Ahmad

Maulana Syekh Yusri Rusydi al-Hasani al-Husaini hafizhahullah menyampaikan bahwa syubuhat tajsim itu dihidupkan oleh Ibn at-Taimiyah tapi kemudian dihukum & penjara… pendapat itu pun mati bersamanya..

Ketika Khilafah Utsmaniyah menolak kedatangan Yah*di di Palestina, maka Inggris pun membeayai pemberontakan kaum Wahabi dengan beaya yang sangat besar untuk menghancurkan khilafah Utsmani yang akibatnya kita rasakan sampai saat ini..

Inggris juga menghidupkan kembali pemikiran Ibn at-Taimiyah, sehingga kaum muslimin tidak berjihad melawan kafir tapi sibuk berjihad membunuh kaum muslimin..

Mereka pun mengeluarkan kitab2 Ibn at-Taimiyah & mencetaknya dengan cetakan mewah yang seandainya beaya cetak itu dibagikan kepada para fakir muslimin maka tidak seorangpun fakir ada di kalangan umat Islam..

Akhirnya begitu banyak pemboman di tengah umat Islam, perpecahan, para ulama pun sibuk menjawab berbagai syubuhat mereka yang semestinya para ulama itu sibuk mentarbiyah umat..

Syubuhat pada sifat Allah SWT: mereka menganggap-Nya jism, menserupakan dengan makhluk-Nya, sebagaimana i’tiqad kaum Yah*di yang menyebutkan bahwa Allah adalah jism, berada di ‘Arsy, bumi datar dan Allah berada di atas memantau perkembangan bumi.. pada hari sabtu beristirahat..

Channel2 Wahabi itu terus berlanjut.. Dan mereka punya sejumlah kahanah (tukang sihir mereka) di negara kita.. nama2 mereka dikenal, tandanya mereka memakai guthrah (kain yang dipakai di atas kepala mereka) yang merupakan alamat kejahilan… mereka masih banyak yang jadi imam shalat di mihrab2 kita..

Perlu diketahui bahwa makhluk dikenal dengan tashawwur (bisa dibayangkan bentuk atau rasanya) sementara Allah SWT diketahui dengan tashdiq (dicerna dengan nisbah) karena gambaran menunjukkan sesuatu itu berbatas.. sementara Allah SWT mustahil ada batasan..

Anak kecil pertama yg diajari adalah hal2 yang bersifat bisa dicerna… (misalnya ini kambing, ini ayam… dst..) setelah makin besar kita bisa menjelaskan nisbah yaitu tashdiqat (bahwa kambing itu melahirkan… ayam bertelur dll)

Tapi karena Wahabi itu otaknya masih primitif maka mereka tidak bisa mencerna dengan tashdiq.. jadi mereka menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya.

Ibn at-Taimiyah menyebutkan bahwa “Ada sejumlah alam (makhluk) yang keberadaannya bersama Allah SWT selamanya.. Dan alam2 itu qadiim (sejak dulu kala) bersama qadimnya Allah SWT, tetapi berbeda secara nau’ (macam) tapi jenisnya ada”.

Ibn at-Taimiyah mengikuti pendapat dari ahli filsafat tempo dulu yang menyimpang dengan mengatakan bahwa ada alam yang qadim bersama qadimnya Allah.

Sayangnya banyak dari kaum Wahabiyah yang tidak mengetahui kalau Ibn at-Taimiyah menyampaikan hal itu… karena mereka bukan kaum pembaca buku..

Al-Imam Taqiyyuddin as-Subki rahimahumallah menyampaikan kalau seseorang mengatakan “Syekh Islam” padanya yang mengatakan sesuatu yang melazimkannya jadi kafir, maka orang itu juga kafir.

Makanya pemikiran ini hanyalah kepentingan dunia.. kalian lihatkan bagaimana imam masjid al-Haram membuka acara permainan kartu di sana…

Mereka itu pengikut dunia & syaithan… para Dajjal… pengikut Dajjal..

Kaum kita “Asya’irah” berpegang pada i’tiqad:

كان الله ولم يكن شيء معه

Allah itu ada & saat itu tidak ada makhluk apapun bersama-Nya.

Kaum Wahabiah menyebutkan kita itu sesat karena berpegang pada i’tiqad ini, padahal ini adalah nash dari hadits shahih..

Jadi Kaum Wahabiah berkeyakinan bahwa “ma’ah” itu adalah “qablah” jadi tidak ada makhluk sebelum-Nya, tapi ada makhluk qadim bersama-Nya..

Jadi Kaum Wahabiah telah menyampaikan bahwa ada makhluk yang berdiri dengan dirinya sendiri.. padahal makhluk itu (menurut kita) ada dengan penciptaan-Nya & tidak berada dengan sendirinya.

Agama2 sebelumnya seperti Yahudi, Masehi, Hindu dll menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya… sementara Islam menyampaikan dengan terang-terangan bahwa Allah berbeda dengan makhluk.

Kemudian Wahabiah & Salafiah mengikuti pemahaman agama sebelum Islam karena pemikiran primitif itu.. juga diikuti IM yang berpegang dengan aqidah Wahabiah selain juga melakukan praktik politik yang memecah umat Islam.

Makanya mereka sangat membenci al-Azhar karena al-Azhar mengajarkan bahasa Arab, qaidah2 & ushul yang dengannya kita bisa mendapatkan pemahaman yang benar.

Banyak dari mereka (Kaum Wahabiah) yang mendidik anak2nya dengan pemikiran mereka, kemudian memasukkan anak2 itu ke al-Azhar dengan pesanan: “jawab soal ujian seperti yang di buku pelajaran, tapi jangan diyakini”.. akhirnya sebahagian anak2 itu mendapatkan posisi di al-Azhar, menjadi dosen dsb untuk kemudian berusaha merubah isi pelajaran al-Azhar..

Mereka berhasil dalam beberapa usaha.. tapi sebenarnya gerakan mereka itu diketahui oleh al-Azhar… bahkan para pelajar al-Azhar pun mengetahui hal itu.. Dan upaya itu akan berakhir sehingga al-Azhar kembali pada kesuciannya yang bertopang di atas 3 dasar:

1. Menghormati madzhab2 fiqh.

2. Menghormati al-Asya’irah & al-Maturidiah dalam aqidah.

3. Bertasawwuf.

Seseorang al-Azhari yang tidak berpegang dengan 3 hal itu maka itu adalah al-Azhari palsu.

Ada juga muslihud yaitu orang2 Yahudi atau keturunannya yang berpura-pura masuk Islam.. kemudian belajar di sekolah2 Islam (seperti al-Azhar) untuk menghancurkan Islam dari dalam)… ada di antara mereka yang akhirnya bertaubat… Dan ada juga yang tetap dalam misinya..

Aku ambil istilah muslihud itu dari seorang penulis buku, keturunan dari Sayyidi Muhammad al-Wafa, tinggal di al-Ismailiyah atau Portsaid (Mesir), masih hidup yang ahli dalam pembahasan para Nabi tentang Bani Isra*l.

Lihat buku:

Mereka berkata: “Pendapat yang menyebutkan bahwa Allah SWT tidak berarah & Dia tidak di atas, di bawah, sebelah kanan, sebelah kiri dst berarti itu Allah SWT tidak ada atau pendapat bahwasanya Allah tidak ada; karena tidak bersifat dari semua ini merupakan tanda sesuatu itu tidak ada atau tidak berwujud”.

Maulana Syekh Yusri Rusydi al-Hasani al-Husaini hafizhahullah menjelaskan:

Siapa yang berkata itu?

Kaum at-Taimiyyiin (pengikut Ibn at-Taimiyah), al-Wahabiah (pengikut Muhammad bin Abd al-Wahhab), as-Salafiah (mengaku pengikut Salaf), al-Ikhwaniyyah (pengikut IM yang berakidah Wahabiah), ad-Da’isyiyah (ISIS) & al-Jihadiyah & mereka yang dulu berada di medan Rab’ah, an-Nahdhah & masih banyak mereka menguasai mimbar kaum muslimin.

Jawaban syubuhat itu: (secara ringkas)

1. Ini menyerupakan sesuatu yang ghaib dengan yang dilihat….. Allah bukan makhluk sehingga bisa disamakan dengan makhluk.

2. Di mana Allah sebelum makhluk diciptakan? Nah kalau keyakinan bahwa ada makhluk qadim bersama Allah berarti dijawab dengan dalil bahwa makhluk adalah sesuatu yang hadits (baharu).

3. Ada nash yang menyebutkan Allah di langit, ada juga nash bahwa Allah di bumi.. jadi mana yang benar?!

4. Ada nash yang menyebutkan Allah ada 1 tangan, ada 2 tangan, ada juga “aydiin” (banyak tangan).. jadi mana yang benar?!

5. Di hadits shahih disebutkan bahwa “Allah turun setiap malam di ⅓ akhir malam…”. Sementara waktu malam itu berbeda tergantung tempat… bumi tidak pernah lepas dari waktu ⅓ itu.. jadi kapan Dia duduk di ‘Arsy?

6. Katanya turun ke bumi untuk memperdengarkan panggilan-Nya.. nah kok kita tidak mendengarnya.. sementara untuk apa turun kalau Dia mampu memperdengarkan kita tanpa mesti turun… Dan apa juga untungnya turun kalau nyatanya kita juga tidak mendengar apapun.

Untuk lebih jelasnya baca kitab dengan penjelasan Maulana Syekh Yusri:

https://www.facebook.com/share/v/Ckh2B4g3ocTZrj8t/?mibextid=WC7FNe

Leave a comment