Tidak boleh bagi seorang muslim untuk menjadikan pendapatnya atau kelompoknya sebagai parameter kebenaran


Tidak boleh bagi seorang muslim untuk menjadikan pendapatnya atau kelompoknya sebagai parameter kebenaran. Pendapat mana saja yang sesuai berarti benar, jika menyelisihi berarti salah. Ini tidak dibenarkan sama sekali. Kebenaran itu diukur dari dalil dan argumentasi ilmiah. Kebenaran tetap harus dijunjung tinggi dan dicintai dari siapapun dan kelompok manapun datangnya.

Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali (w. 795 H) rhm menyatakan : “Wajib bagi seorang muslim untuk mencintai tampaknya kebenaran dan pengetahuan umat muslim terhadapnya, baik ia (kebenaran itu) mencocoki pendapatnya atau tidak.” (Al-Farqu baina An-Nashihah wa At-Ta’yir, hlm. 10)

Jika salah, katakan salah meski dari kelompok kita. Dan jika benar, katakan benar walaupun bukan dari kelompok kita. Jika umat muslim mengetahui kebaikan dari kita, alhamdulillah. Jika ternyata lewat kelompok lain, juga Alhmadulillah, tidak masalah. Dari siapa itu tidak begitu penting, yang penting umat Islam bisa mengenal kebaikan dan selamat untuk menuju Surga Allah Ta’ala.

(Abdullah Al-Jirani)

Leave a comment