HATI-HATI MENUDUH ORANG TIDAK TAAT SYARIAT


HATI-HATI MENUDUH ORANG TIDAK TAAT SYARIAT

.

.

Agama ini mudah.. ad-diinu yusrun.

Maka jangan dipersulit.

.

Jangan menuduh orang tidak taat syariat hanya karena ia meninggalkan perkara sunnah.

.

Jangan menggunakan amalan sunnah sebagai ukuran seseorang itu baik atau tidak agamanya.

.

📝 Dalam satu hadits shahih (Bukhari-Muslim) yang cukup panjang dari Thalhah bin Ubaidillah Radhiallahu’anhu.. (silahkan nanti dibaca sendiri.)

.

Bahwa suatu saat Rasululloh shollallahu’alaihi wa sallam didatangi seorang laki-laki yang bertanya tentang islam. Dan singkatnya beliau Sholallahu’alaihi wassalam menjawab..

• Islam itu menjalankan sholat yang wajib (5 waktu),

• puasa di bulan Ramadhan

• dan membayar zakat ketika waktunya.

.

Laki-laki tadi bertanya.. bagaimana bila hanya itu saja yang dikerjakan. Tidak menambah dan tidak pula menguranginya..?

.

Maka Rasulullah ﷺ menjelaskan.. pria tersebut beruntung (selamat akhiratnya) jika memang benar jujur (melaksanakannya).

.

.

Islam itu sudah ada takarannya. Dan Rasululloh ﷺ menyampaikan hal di atas karena tidak ingin umat terbebani dengan ibadah yang kemudian belum tentu mereka sanggup menjalankannya. Selalu ada ukuran paling ringan dalam setiap amalan (sunnah).

.

👉 Sholat Witr bahkan boleh dimulai dari 1 raka’at. Sedekah terkecil dengan senyuman. Dzikir yang panjang ada.. tapi yang paling pendek pun ada.

.

✅️ Dan banyak lagi.. semata-mata untuk menunjukkan ringannya agama ini. Tapi bukan untuk diremehkan.

.

Kalau tidak mampu dengan yang sunnah..?

Wajib saja sudah cukup dengan catatan baik saat mengerjakannya. Meski tentu kalau kita semakin tahu ilmunya.. eman rasanya meninggalkan yang sunnah. 😇

.

Namun.. jangan sekali-kali menjadi amalan sunnah untuk menilai taat tidaknya seseorang pada syariat.

.

• Melihat teman tidak sholat ba’diyah.. dikatain, “Nggak sholeh..”

• Lihat kawan tidak puasa senin kamis.. “dianggap tidak alim”.

• Tidak sedekah.. “dikatakan pelit”.

• Tidak mau dimadu, langsung dilabel tidak patuh hukum Alloh, tidak menerima syariat.

.

Wooii Ultraman..!!!

Ngajimu kurang malem.

Sejak kapan perkara sunnah ditempatkan seolah jadi wajib?? Dan kalau tidak melakukannya nampak hina??

.

Ada satu hadits Nabi Shollallahu’alaihi wassallam yang menarik dan ini shahih.

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ

“Sesungguhnya agama itu mudah, dan sekali-kali tidaklah seseorang memperberat agama melainkan akan dikalahkan.” (HR. Bukhari)

.

Apa yang dimaksud dikalahkan??

Artinya adalah, ia pasti akan menyerah dengan sendirinya.

.

⚠️ Baru belajar sholat dhuha, langsung sholat 12 rakaat. Mungkin sehari dua hari masih semangat.. lama-lama, mungkin akan mulai alasan. Akhirnya mengurangi..

Dan lama-lama tidak sama sekali.

.

⚠️ Belajar puasa sunnah, langsung praktek Daud. Di awal semangat.. tapi belum tentu bertahan lama.

.

⚠️ Maksain sedekah puluhan juta setiap bulan. Padahal mungkin belum maqomnya.. lama-lama merasa berat hati dan akhirnya berhenti.

.

Maka mulailah amalan dari yang paling ringan..

Bunda Aisyah Radhiallahu’anha mengabarkan.. “Salah satu sifat Rasululloh shollallahu’alaihi wa sallam apabila dihadapkan pada dua perkara, beliau pasti memilih yang paling mudah..”

.

Demikian pula Rasululloh shollallahu’alaihi wa sallam ketika memberi perintah kepada para sahabat Radhiallahu’anhum ajma’in..

.

“Jika aku memerintahkan sesuatu, maka kerjakanlah semampu kalian dan jika aku melarang pada sesuatu, maka tinggalkanlah.” (HR. Muslim, no. 1337)”

.

Sebab.. ketika kita mulai mengamalkan amalan dari yang paling ringan.. asal istiqomah. Nanti hati jadi cinta.

Kalau sudah cinta.. insyaallah akan nambah amalannya karena ketagihan.

.

Inilah sebabnya..

“Alloh Ta’ala mencintai amalan yang istiqomah meski hanya sedikit..”.

Karena yang penting, jangan sampai karena berat takaran yang kau ambil, hatimu jadi berat.. lalu malah meninggalkan amalan sama sekali.

.

Islam itu mudah..

Untuk diri sendiri harus berusaha yang terbaik dan meningkat. Namun jangan membebani orang lain dengan syariat yang belum tentu ia sanggup mengerjakannya. Apalagi menilai (melabeli) ketakwaannya karena meninggalkan yang sunnah.

.

.

Klaten, 24 Juni 2023

Salam

Andre Raditya

Leave a comment