Mereka Butuh Kita


Minggu ini kami sekeluarga pulang untuk nyontreng di kampung halaman, kebetulan anak-anak libur sekolah, jadi sekalian liburan ke rumah eyang mereka.

Beberapa hari kemudian ada undangan liqo’ pengajian dari adik saya. Kebetulan adik saya susah sekali kalo disuruh liqo’ untuk pengajian. Tapi sekarang beda, nadanya optimis menceritakan bahwa guru ngajinya bagus baca qur’annya. Bahkan sewaktu di masjid, tanpa segan dia mengajak teman lainnya untuk datang di liqo tersebut.

Saya jadi penasaran, lalu malam ini saya sempatkan ikut liqo’ dan ternyata memang benar, bagus cara baca qur’annya. Makhorijul hurfnya kelihatan. Tajwidnya jelas. Tampak para pesertanya antusias mengikutinya, walaupun kadang saling iseng maklum pesertanya rata-rata masih SMA.

Kata adik saya biasanya setelah pelajaran tahsin qur’an, dilanjutkan pengajian. Tapi hari ini ustadnya kelelahan, setelah ngobrol sebentar dia pamitan pulang.

Kebetulan saya mengenal beberapa orang, karena sorenya saya membantu mengajar TPA, karena gurunya lagi ada keperluan. Jadilah guru dadakan, padahal 8 tahun sudah tidak mengajar TPA.

Daripada adik-adik itu ngobrol tidak karuan, saya beranikan mengisi petuah-petuah dengan tidak formal. Tentang pentingnya belajar agama, pentingnya menolong agama Allah, hingga ke masalah jin, tawasul, bid’ah dan hal-hal lainnya.

Begitu semangatnya mereka mendengarkan. Ternyata pemuda-pemuda ini sangat membutuhkan bimbingan kita. Mereka sebenarnya adalah orang yang hanif, yang berubah karena pergaulan dan lingkungan mereka. Mereka butuh pewarnaan dari kita. Kebetulan di desaku, para pemudanya dulunya terkenal sebagai tukang berkelahi, dan pemabuk, alhamdulillah citra ini semakin berkurang. Semoga semakin lama semakin membaik.

One thought on “Mereka Butuh Kita

Leave a comment