Ayanqushul Islamu Wa Ana Hayyun


Ayanqushul Islamu Wa Ana Hayyun

Ayanqushul Islamu Wa Ana Hayyun

Oleh: Ust. Ibnu Jarir, Lc

Segala puji hanya bagiMu ya Allah, yang memiliki segala kekuatan yang tidak pernah kantuk dan tidak akan pernah tidur, yang meniupkan ruh dan daya hidup pada seluruh makhluq Mu, yang menganugerahkan hamsah dan militansi serta daya juang kepada siapapun yang Engkau kehendaki.

Saudaraku…wahn (lemahnya ruhiah dan ruhaniah kita akibat pengaruh besar keduniaan) telah melelahkan tapak-tapak kaki kita dalam menaiki tangga kemuliaan, memperkecil nyali kita di hadapan kemunkaran dan kemaksiatan, merenggangkan kerekatan hangatnya ruh persaudaraan, bahkan meredupkan pancaran cahaya hubbus syahadah yang menjadi cita-cita setiap pejuang.

Saudara….dho’f (lemahnya fisik kita akibat kuatnya pergumulan kita dengan materi) menempatkan kita pada derajat dholimun linafsih, banyak berbuat aniaya diri, membangun kokohnya akhirat kita hanya dengan mengandalkan sisa-sisa dari dunia kita, berkeinginan menyelesaikan tugas-tugas besar dengan mengandalkan sisa-sisa waktu kita, merindukan ridho Allah hanya dengan mujahadah yang sekedarnya.

Saudaraku….bila ini adalah haliyah kita, akankah pertolongan Allah dapat kita raih? Akankah kemenangan dah futuh yang dijanjikan Allah dapat kita petik? Alangkah pekatnya wajah kita di sisi Allah kelak, dan alangkah hinanya diri kita di sisiNya. Ya Allah ampuni hamba-hambaMu yang lemah ini…karuniakan pada kami panasnya iman yang mampu membangun hamasah kami untuk mampu bermujahadah dengan penuh kesabaran.

Saudaraku…..merenunglah kita dengan segala keinsafan diri…tataplah wajah-wajah kita, cermatilah diri kita dan amati dengan seksama segala cela kita di hadapan cermin penyadaran rabbani berikut ini:
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikutnya yang bertakwa. Mereka tidak lemah (moralitasnya) dengan apa yang dialaminya dengan jihad di jalan Allah, dan tidak lemah (fisiknya) dan tidak pula terbersit sedikitpun rasa pesimis yang mendorongnya untuk menyerah, Allah mencintai orang-orang yang sabar. Tak ada yang mereka ucapkan selain permohonan mereka: “Ya Robbana ampunilah dosa-dosa kami dan sikap kami yang melampaui batas dalam segala urusan kami, kokohkanlah ya Allah pendirian kami, dan karuniakan ya Allah pertolonganMu pada kami dalam menghadapi orang-orang kafir” (QS. 3: 146-147)

Saudara….inilah sosok hamba qurani untuk kita bercermin kepadanya, dengan kekuatan robbani ia tampil di tengah kelesuan semangat, ia kumandangkan gelora hamasah ayanqushul islamu wa ana hayyun (akankah da’wah Islam ini melemah sedangkan saya masih hidup?). Semoga ridho Allah senantiasa tercurah kepada sahabat Abu Bakar.

Saudaraku…..di mana kita…..?

Leave a comment