QARUN DAN KEKAYAANNYA


QARUN DAN KEKAYAANNYA

Oleh Abulwafa Romli

Kisah Qarun dan Kekayaanya Yang Harus Menjadi Pelajaran Bagi Kita Semua

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim

Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa (ia anak paman Musa dan beriman dengannya), maka ia berlaku aniaya terhadap mereka (dengan sombong dan banyaknya harta), dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kuci-kuncinya sangat berat dipikul oleh sejulah orang yang kuat-kuat (dikatakan jumlahnya 10, 40, atau 70 orang). (ingatlah) ketika kaumnya (yang beriman dari Bani Israel) berkata kepadanya; “Janganlah kamu terlalu bangga (dengan banyaknya harta); sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri”. (QS Alqashash ayat 76).

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat (dengan menginfakkannya dalam ketaatan kepada Allah), dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain dengan bersedekah) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi (dengan mengerjakan berbagai maksiat). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (dengan arti Allah akan mengazab mereka)”. (QS Alqashash ayat 77).

“Qarun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku (ia adalah lebih alimnya Bani Israel dengan kitab Taurat setelah Musa dan Harun)”. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat dari padanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanyakan kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka (karena Allah Swt telah mengerti, bahwa mereka akan masuk neraka tanpa dihisab)” (QS Alqashash ayat 78 serta Tafsir Aljalalainnya).

JANGAN TERGODA OLEH KEMEWAHAN DUNIA YANG DIMILIKI QARUN

Tema ini saya jadikan peringatan dan bahan renungan bagi kita semua, khususnya para pengemban dakwah yang kadang takjub dan tergoda oleh gemerlapnya kemewahan kehidupan dunia yang dimiliki oleh qarun-qarun kapitalis masa kini. Apalagi menjadi pengikut-pengikut setia dan pelayan-pelayan bagi mereka sehingga melupakan pahala Allah berupa surga di akhirat nanti. Perhatikan dan renungi firman Allah berikut:

“Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia, “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”. (QS Alqashash ayat 79).

Qarun keluar dalam satu iring-iringan yang lengkap dengan pengawal, hamba sahaya dan inang pengasuh untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya. Dikisahkan bahwa Qarun keluar pada hari Sabtu dengan pengikutnya yang berjumlah empat ribu, dikatakan sembilan puluh ribu, dengan berpakaian serba kuning. Di sebelah kanannya ada tiga ratus budak laki-laki, di sebelah kirinya ada tiga ratus budak perempuan yang putih-putih, mereka mengenakan perhiasan dan sutra tebal. Kuda-kuda dan keledai-keledai mereka dihias dengan sutra tebal merah. Sedang keledai Qarun berwarna kelabu agak putih dihias dengan emas dan selempang kain merah.

Orang-orang mukmin yang mahjub yang menghendaki kehidupan dunia, bisa saja mereka adalah para pengemban dakwah bersama Musa As, berkata, “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang diberikan kepada Qarun. Sesungguhnya ia mempunyai keberuntungan yang besar”. Mereka takjub dan tergoda oleh kemewahan dan kemegahan yang dimiliki Qarun.

Selanjutnya Allah Swt berfirman; “Dan berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu (kepada orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia), “Kecelakaan yang besar bagi kalian, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar”. (QS Alqashash ayat 80).

Inilah sikap dan perasaan orang-orang yang diberi ilmu tentang pahala berupa surga yang telah dijanjikan oleh Allah Swt di akhirat nanti. Sikap dan perasaan ini sangat layak dimiliki oleh para pengemban dakwah kepada syariah dan khilafah. Para pengemban dakwah harus memiliki sikap dan perasaan benci terhadap budak-budak dunia meskipun juga dari teman sesama pengemban dakwah sendiri, dan sikap serta perasaan suka dan cinta kepada pahala Allah berupa surga yang telah dijanjikan untuk orang-orang beriman dan beramal shaleh. Kuncinya adalah, dalam urusan kehidupan dunia, lihatlan orang-orang yang berada di bawahnya agar bisa bersyukur; sedang dalam urusan ilmu dan ibadah, iman dan amal shaleh, maka harus melihat orang-orang yang di atasnya agar tambah semangat.

Wallahu a’lam bish shawab
Semoga bermanfaat aamiin

Leave a comment