PARA ULAMA SALAF TIDAK SIBUK MENTERJEMAHKAN SIFAT ALLAH


MANHAJ WAHABI BERBEDA DENGAN MANHAJ SALAF.
PARA ULAMA SALAF TIDAK SIBUK MENTERJEMAHKAN SIFAT ALLAH

Walapun pada zaman mereka Islam sudah sampai Persia dan penduduknya berbahasa Persia.
Contohnya Imam Ibnul Mubarok. Di dalam beberapa riwayat darinya ditemukan berkata dengan bahasa Persia tapi tidak menterjemahkan sifat Allah ke dalam bahasa Persia :
ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺑُﻮْ ﺳُﻠَﻴْﻤَﺎﻥَ : ﻭَﻗَﺪْ ﺭُﻭِﻳَﻨَﺎ ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ اﻟﻠﻪِ ﺑْﻦِ اﻟْﻤُﺒَﺎﺭَﻙِ ﺃَﻥَّ ﺭَجُلًا ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻪُ، ﻛَﻴْﻒَ ﻳَﻨْﺰِﻝُ؟ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺑِﺎﻟْﻔَﺎﺭَﺳِﻴَّﺔِ : (ﻛﺪﺧﺪاﺉ ﻛﺎﺭﺧﻮﻳﺶ ﻛﻦ)
Imam Abu Sulaiman berkata : Telah diriwayatkan kepada kami dari Abdullah bin Al Mubarok, bahwa seorang lelaki berkata : Bagaimana Allah “nuzul” ? Lalu Ibnul Mubarok berkata padanya dengan bahasa Persia :
ﻛﺪﺧﺪاﺉ ﻛﺎﺭﺧﻮﻳﺶ كن
Carilah kesibukan lain..!!

Dikutip dari kitab Al Asma Wa Shifat karya Imam Baihaqi.

Imam Baihaqi juga meriwayatkan perkataan Imam Sufyan bin Uyainah yang melarang menterjemahkan ayat sifat ke dalam bahas Persia :
ﻟﻴﺲ ﻷﺣﺪ ﺃﻥ ﻳﻔﺴﺮﻩ ﺑﺎﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻭﻻ ﺑﺎﻟﻔﺎﺭﺳﻴﺔ
Tidak boleh bagi seseorang menjelaskan maknanya dengan bahasa Arab dan tidak boleh menterjemahkannya dengan bahasa Persia.

Kemudian ditemukan juga riwayat dari Imam Ibnu Suraij yang dikutip oleh Imam Adz Dzahabi di dalam kitab Al Uluw :
ولانترجم عن صفاته بلغة غير العربية
Kami tidak akan menterjemahkan sifat-sifat Allah dengan bahasa selain bahasa Arab.

Maka dari itu kami tidak menemukan satu pun riwayat dari ulama salaf yang menjelaskan terjemahan ayat sifat di dalam bahasa Persia. Benar sekali penjelasan dari Imam Baihaqi dan selainnya dari kalangan ulama mutaqaddimin yang hidup dekat dengan zaman salaf, bahwa mayoritas ulama salaf menempuh jalan tafwidh makna.

Lain hal nya dengan Wahabi yang sibuk menjelaskan makna dan menterjemahkan ayat sifat dengan bahasa Indonesia sehingga mereka berkata Allah punya tangan, wajah dan kaki.
Hal itu menampakkan perbedaan manhaj yang sangat jelas antara manhaj Wahabi dengan manhaj salaf. Kaum muslimin harus mengetahui agar tidak terjerumus ke dalam manhaj Wahabi yang mengklaim sesuai manhaj salaf, karena itu semua adalah kebohongan publik.

Abdurrachman Asy Syafi’iy

Leave a comment