Abu Sufyan radhiyallahu’anhu menjadi sahabat Nabi


“Tidak Ada Liturgi Untuk Sang Nabi ﷺ” – (Catatan Ahad Sore ☕)

_____________________

Dalam ritual “Maundy”, Paus membasuh kaki duabelas jemaatnya dalam Ekaristi Kamis Putih. Liturgi ini berjalan di Gereja Katolik. Dalil mereka dari Mandatum ini adalah Kitab Yohanes 13, pasal 4-17. Disebutkan:

“Kemudian dituangkan-nya air dalam sebuah bokor/baskom. Setelah itu mulailah Ia membasuh kaki para pengikut-nya dan menyekanya dengan kain yang terikat di pinggang-nya.” (Yohanes 13:5)

Karena sejak kecil mengenyam pendidikan alkitab, naluriah jika Heraklius mengetahui pasal ini dalam Perjanjian Baru. Seperti itulah yang ia ingin lakukan andai dia bertemu Rasulullah ﷺ.

Di hadapan Abu Sufyan, sang Kaisar berkata:

فلو أني أعلم أني أخلص إليه لتجشمت لقاءه، ولو كنت عنده لغسلت عن قدمه.

“Andaikan aku mengetahui cara untuk bertemu dengannya, aku akan berupaya sekuat tenaga untuk menemuinya, dan andaikata aku di sisinya, aku akan membasuh kakinya.” (HR. Bukhari, no. 6).

Meskipun membasuh kaki orang-orang yang kedudukannya berada di bawahnya sebagai bentuk humility (semisal tawadhu), Yesus juga menyuruh membasuh kaki sesama tanpa pandang bulu:

“… maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu.” (Yohanes 13:14)

Tentu, Heraklius mengakui Rasulullah ﷺ lebih mulia dari dirinya. Jadi angan-angan Heraklius untuk membasuh kaki Nabi adalah sebagai bentuk takzim, bukan vice versa.

Saat berhadap-hadapan dengan Pasukan Bizantium di Yarmuk, kita dapat asumsikan, Abu Sufyan mengenang kembali perjumpaan dan dialgonya dengan Heraklius, bahwa sang Kaisar ingin sekali memeluk Islam, membasuh kakinya, dan meyakini imperiumnya akan jatuh pada pengikut Sang Nabi.

Saat itulah satu waktu di mana Heraklius tidak menyombongkan diri, dalam arti, menolak kebenaran. Ini adalah salah satu karakter Nasrani dari kalangan cendekiawan (qississin) seperti Heraklius, dan para biarawan (ruhbanan).

ذلك بأن منهم قسيسين ورهبانًا وأنهم لا يستكبرون

المائده: ٨٢

Hanya saja, impian akan kejayaan “Pax Romana” membutakannya dari petunjuk.

Kita dapat asumsikan, Abu Sufyan mengetahui satu rahasia berkategori Highly Classified atau TOP SECRET tentang Kaisar Heraklius, yang boleh jadi tidak diketahui oleh 150-200 ribu tentara koalisi Bizantium berikut para jenderalnya di Yarmuk, bahwa, “Sebenarnya, kaisar kalian itu, dahulu….”

Ah sudahlah, nasi sudah menjadi bubur aduk….😅

Pertempuran Yarmuk dalam satu pendapat dimulai pada 15 Agustus 636 M, yang bertepatan dengan Hari Kamis, hari yang sama dengan liturgi Kamis Putih, dimana pembasuhan kaki dilangsungkan.

Hanya saja, justru arus sungai Yarmuk-lah membasuh tubuh-tubuh koalisi yang terjun dari tebing sesaat menjelang maghrib. Ketika azan berkumandang, Abu Sufyan radhiyallahu ‘anhu telah menyaksikan kebenaran dari Nabi ﷺ yang dahulu dia pernah perangi.

Kesudahan seorang hamba tidak ada yang tahu. Heraklius ingin sekali berislam, tapi Ketetapan Allah berkata lain. Abu Sufyan gigih sekali memerangi Rasulullah ﷺ di Uhud, tapi Ketetapan Allah berkata lain, Abu Sufyan radhiyallahu’anhu menjadi sahabat Nabi.

Berendah-hatilah kepada sesama Mukmin, jangan dikit-dikit ribut yang gak perlu dari perkara repetitif, inginkan saja bagi saudara kita keselamatan, sebagaimana kita juga ingin Allah selamatkan.

Jangan seperti Ahli Kitab yang sering gaduh:

وقالت اليهود ليست النصارى على شيء وقالت النصارى ليست اليهود على شيء وهم يتلون الكتاب

البقره: ١١٣

Wallahu A’lam.

✔️ Bogor, 6 Agustus 2023

Leave a comment