10 Kaidah Dakwah, Bekal Asasi untuk Para Dai


Dakwah adalah aktivitas menyeru manusia ke jalan Allah sehingga beriman kepada-Nya, keluar dari kegelapan menuju cahaya Islam. Namun, terkadang dakwah justru menjadi  kontraproduktif karena aktivisnya tidak memahami dan menerapkan kaidah dakwah. Hanya bermodal semangat lalu secara serampangan justru meninggalkan hikmah dan mauidhah hasanah.

Urgensi Fiqih Dakwah

Di tahun kedua bergabung dengan organisasi dakwah, seorang pemuda pulang ke kampung halamannya. Semangatnya yang membara bertemu dengan karakter dakwahnya yang keras. Ia ingin orang tuanya terdakwahi, benar dalam beraqidah dan selamat dari bid’ah. Ia juga ingin masyarakat desanya di Bojonegoro itu berpemahaman sama dengannya.

“Anakku ini menjadi apa sekarang?” Orang tuanya kaget dengan penampilan dan sikap si anak. Bukan sekadar celana menggantung yang membuat mereka heran. Sikap kerasnya melarang dan menyalahkan telah melukai perasaan. Harapan orang tua akan anak yang santun pada orang tua seakan sirna. Mereka kecewa dan marah sang anak menyerang tradisi di desa dengan label “bid’ah” dan “jahiliyah” padahal menurut mereka tradisi itu islami.

Tetangga dan masyarakat juga merasakan hal serupa. Mereka mengeluhkan keberatan dengan label “bid’ah” dan “jahiliyah” yang tiba-tiba mereka dapatkan. Padahal para ustadz dan kiai justru menjadi orang-orang terdepan dalam tradisi dan adat mereka. Singkat cerita, sebagian masyarakat terlibat perseteruan dengan mahasiswa itu, lalu mengadu pada orang tuanya, dan bersama-sama mereka sepakat untuk “mengusir” sang mahasiswa.

Orang tuanya bahkan mengancam: “Jangan sebut lagi kami bapak dan emak, jika engkau masih seperti itu!”. Mahasiswa itu pun kembali ke kota, gagal mencapai misinya; mendakwahi orang tua dan tetangga.

Buku Fiqih Dakwah ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama menjelaskan tentang prinsip-prinsip dakwah dan hal-hal yang terkait dengannya. Di antaranya makna dakwah, dalil kewajiban dakwah, keutamaan dakwah, karakter dan sarana dakwah.

Bagian kedua menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan dai. Bahwa Islam tegak dengan dakwah. Dakwah tegak dengan adanya dai. Karenanya dai harus menjadi cermin bagi Islam. Pada bagian ini, Syekh Jum’ah Amin memaparkan karakter dai, yaitu amanah, shidq, ikhlas, rahmah, rifq, hilm, shabr, hirsh, tsiqah, dan wa’iy.

Bagian ketiga menjelaskan prinsip dan kaidah dakwah para Rasul. Di dalamnya, Syekh Jum’ah Amin menguraikan contoh kadiah dakwah para Rasul, kaidah-kaidah dakwah secara umum, hingga sikap dai terhadap masyarakat dan tingkatan hukum yang hendak didakwahkan serta tingkatan manusia yang hendak didakwahi.

10 Kaidah Dakwah

Bagian keempat adalah bagian paling tebal dari buku Fiqih Dakwah ini. Sesuai judul aslinya, Ad-Da’wah, Qawaid wa Ushul, bagian keempat yang membahas kaidah-kaidah dakwah inilah yang menjadi inti sekaligus kelebihan buku ini dibandingkan buku-buku Fiqih Dakwah yang lain. Di dalamnya, Syekh Jum’ah Amin menjelaskan secara mendalam mengenai 10 kaidah dakwah. Sepuluh kaidah dakwah itu adalah:

1. Memberi keteladanan sebelum berdakwah
2. Mengikat hati sebelum menjelaskan
3. Mengenalkan sebelum memberi beban
4. Bertahap dalam pembebanan
5. Memudahkan, bukan menyulitkan
6. Yang pokok sebelum yang cabang
7. Membesarkan hati sebelum memberi ancaman
8. Memahamkan, bukan mendikte
9. Mendidik, bukan menelanjangi
10. Muridnya guru, bukan muridnya buku

Leave a comment