ULAMA ITU SALING MENGHARGAI DAN TAU DIRI


SALING MENGHARGAI DAN TAU DIRI

Tajuddin Al-Subki dalam kitab Al-Thabaqatnya menceritakan dari ayahnya bahwa Syaikhul Islam Izzuddin bin Abdissalam ketika di Damaskus membacakan hadits meski sedikit. Namun ketika beliau masuk Kairo beliau tidak pernah membacakan hadits lagi bahkan beliau menghadiri majlis taklim Syaikh Zakiuddin Al-Mundziri dan mendasarkan hadits dari Syaikh Al-Mundziri.

Sebaliknya Syaikh Al-Mundziri sendiri tidak memberikan fatwa fiqh setelah kedatangan Syaikh Izzuddin ke Kairo. Syaikh Al-Mundziri menganggap masyarakat tidak butuh fatwa beliau lagi karena sudah ada Syaikh Izzuddin bin Abdissalam yang memang memiliki keahlian di bidang fiqh.

Sumber: status FB د. لبيب نجيب

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari kisah tersebut:

Pertama, adab yang luar biasa mau mengakui keunggulan dan kehebatan ulama’ lainnya.

Ke-dua, tidak memiliki ambisi untuk mengungguli apalagi menjegal orang lain.

Ke-tiga, ilmu sangat luas tidak mungkin satu orang menguasai semua bida ilmu. Karena itulah perlu adanya spesialisasi dalam satu bidang ilmu tertentu.

Nah sangat menyedihkan itu yang tidak tau diri. Hanya modal meme dan copas dari google merasa paling ahli bahkan berani menyalahkan para ulama’. Bahkan seakan menjadi perpanjangan tangan Allah dan Rasulullah dalam kebenaran. 😁

Leave a comment