AKHLAQNYA YANG INDAH MENJADI SEBAB HIDAYAH


AKHLAQNYA YANG INDAH MENJADI SEBAB HIDAYAH

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq

1. Tetangganya Nashrani

Al Imam Hasan al Bashri rahimahullah bertetangga dengan seorang nasrani yang tinggal di tingkat dua bangunan yang mereka tinggali, tepat di atas rumah beliau. Dan dari rumah tetangganya tersebut merembes air kotor yang berasal dari kamar mandinya tepat menetes ke kamar sang imam.

Untuk mengatasi gangguan ini, imam Hasan meletakkan baskom untuk menampung tetesan air tersebut, jika telah penuh maka akan beliau buang dan baskomnya digunakan untuk menampung rembesan lagi, demikian hal ini berlangsung sekian lama.

Suatu Ketika imam Hasan al Bashri jatuh sakit dan tetangganya yang beragama nasrani itu datang untuk menjenguknya. Dan alangkah kagetnya si nashrani saat melihat ada kebocoran yang lumayan parah berasal dari atap rumah Hasan al Bashri. Yang ia tahu betul bahwa itu berasal dari kamar mandi miliknya.

Si nasrani itu bertanya kepada sang imam,

يا أبا سعيد: مذ كم تحملون منّي هذا الأذى؟

“Wahai Abu Sa’id, sudah berapa lama dirimu menanggung gangguan dariku ini ?”

Sang imam menjawab,

منذ عشرين سنة

“Sejak 20 tahun yang lalu.”

Seketika itu juga orang tersebut melepaskan ikat pinggang yang menjadi simbol agamanya dan langsung bersyahadat menyatakan keislamannya.[1]

2. Tetangganya Majusi

Suatu hari imam Hasan al Bashri mengunjungi tetangganya yang beragama majusi yang sedang sakit keras. Beliau duduk disampingnya sambil menghibur dan menanyakan keadaan orang tersebut, seraya berkata : “Bagaimana keadaanmu ? Apa yang kamu rasakan ?”

Dengan suara lemah tak berdaya majusi itu menjawab,

لي قلب عليل ولا صحة لي، وبدن سقيم، ولا قوة لي، وقبر موحش ولا أنيس لي، وسفر بعيد ولا زاد لي، وصراط دقيق ولا جواز لي، ونار حامية ولا بدن لي، وجنّة عالية ولا نصيب لي، ورب عادل ولا حجة لي

“Hatiku telah hancur, tubuhku kesakitan, kuburku sedang digali, dan tidak lama lagi aku akan melakukan perjalanan yang sangat jauh. Akan tetapi, aku tidak memiliki bekal apa-apa.

Aku tidak akan mampu melewati jembatan shiratal mustaqim dan aku akan dibakar panasnya api neraka. Tidak ada lagi harapan surga bagiku.”

Sang imam berkata lembut kepadanya :

لم لا تسلم حتى تسلم؟

“Mengapa engkau tidak masuk Islam saja sehingga engkau bisa selamat ?”

Majusi itu kembali menjawab : “Dada ini telah terkunci mati, sedangkan kunci pembukanya ada di tangan Sang Pemegang Kunci.”

Setelah berkata demikian, si majusi ini tiba-tiba pingsan. Melihat itu sang imam lalu berkata lirih membaca doa :

إلهي وسيدي ومولاي، إن كان سبق لهذا المجوسي عندك حسنة فعجل بها إليه قبل فراق روحه من الدنيا، وانقطاع الأمل

“Wahai Tuhanku, Tuanku dan Kekasihku. Jika hamba-Mu ini memiliki kebaikan semasa hidupnya, segerakanlah ia bersama kebaikan itu sebelum ajal menjemputnya.”

Setelah pingsan sekian waktu si majusi ini akhirnya siuman. Ia membuka dua matanya lalu berkata, “Wahai Syekh, sesungguhnya si pemegang kunci telah mengirimkan kuncinya melalui utusan yang ada di samping kananmu. Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad utusan-Nya.”

Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, ia pun meninggal dunia. [2]

Semoga bermanfaat.

_________

[1] Al Imta’ wal Muanasah Hal. 247

[2] Bahruad Dumu’ hal.16

Leave a comment