Pertanyaan Yang Aneh


Cara Memastikan Keislaman Seseorang

Bayangkan ada seseorang yang Anda tidak tahu apa agamanya, Islam atau bukan, dan Anda ingin mengetahui agamanya, bagaimana caranya? Pertanyaan apa yang kira-kira akan Anda lontarkan kepadanya?

A. Apakah kamu percaya bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah?

Atau

B. Di mana Allah?

Imam Malik meriwayatkan dalam kitabnya, Al Muwatho, bahwa ada seorang lelaki Anshor (penduduk asli Madinah) mendatangi Nabi SAW sambil membawa budak wanita berkulit hitam lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, saya terkena kewajiban membebaskan budak. Jika Anda melihat budak saya ini beriman, saya akan membebaskannya.”

Maka Rasulullah SAW bertanya kepada budak wanita tersebut, “Apakah kamu bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah?”

Budak wanita itu menjawab, “Ya.”

Rasulullah SAW bertanya lagi, “Apakah kamu bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah?”

Budak wanita itu menjawab, “Ya.”

Rasulullah SAW bertanya lagi, “Apakah kamu percaya dengan hari kebangkitan setelah kematian?”

Budak wanita itu menjawab, “Ya.”

Lalu Rasulullah SAW bersabda kepada lelaki tadi, “Bebaskanlah wanita ini.” Artinya, ia adalah seorang wanita yang beriman.

Pertanyaan-pertanyaan di atas lebih sesuai dengan rukun-rukun Iman. Berbeda dengan pertanyaan, “Di mana Allah?” Yang bisa jadi malah tidak dipahami oleh orang yang belum masuk Islam. Atas dasar inilah, sebagian ulama mengatakan bahwa riwayat yang menyebutkan pertanyaan “Di mana Allah?” Itu sebagai riwayat yang aneh (syadz) dan tidak sesuai dengan tujuan pertanyaan itu sendiri.

Namun demikian, andaikan riwayat tersebut diterima, maka maksud pertanyaan, “Di mana Allah?” adalah menanyakan tentang kedudukan (makaanah) Allah, bukan tentang posisi (makaan) secara fisik.

Wallahu a’lam.

Danang Kuncoro

Leave a comment