Jangan Pernah Percaya Investasi Di Asuransi Kalau Nggak Mau Habis Uangnya


Rohmi Imania hnya bisa menangis sedih. Dana asuransi Rp 140 juta yg harusnya ia pakai buat membiayai kuliah anak2nya tak pernah bisa dibayarkan oleh Asuransi Bumiputera.

Jutaan ibu spt Rohmi hnya bisa meratap. Total klaim Bumiputra yg macet sekitar Rp 10 triliun.

Pada eranya, Asuransi Bumiputera adalah lejen, atau legenda. Kenapa akhirnya bisa kolaps, dan gagal bayar pada 3 juta nasabahnya?

Asuransi Bumiputera didirikan tahun 1912!! Jauh sebelum Indonesia merdeka. Tak heran selama puluhan dekade Bumiputra identik dengan asuransi pendidikan bagi jutaan rakyat Indonesia, utamanya di wilayah Jawa.

Penyebab kegagalan Bumputera adalah hal yg klasik. Yakni hancurnya Good Corporate Governance para pengelolanya. Good Governance yg transparan dan amanah merupakan KUNCI bagi kelangsung hidup perusahan asuransi.

Konkritnya, dana nasabah yg jumlahnya ratusan milyar diinvestasikan pada produk investasi yg berisiko tinggi dan tidak aman. Kenapa pengurus mau invest ke situ? Karena mereka dapat SUAP miliaran dari para pengelola lembaga investasi tsb. Inilah jg yg bikin Asuransi Jiwasraya dan Asabari kolaps.

Kenapa para pengurus bisa seenaknya invest ke instrumen investasi yg tidak jelas? Ya karena memang tak ada lagi kontrol dan good corporate governance. Para pengurus Bumputra hanya sibuk memperkaya dirinya sendiri.

Sejatinya problem Bumiputra ini sudah muncul sejak thn 2007 atau 16 tahun silam !! Namun entah kenapa, regulator pengawas (yakni OJK) tidak berhasil mengatasinya sejak saat itu. Kenapa dibiarkan hingga puluhan tahun lamanya. Ini juga menunjukkan kinerja OJK yang masih jauh dari harapan.

Asuransi Bumiputra ini swasta, bukan BUMN. Jadi kemungkinan besar ya bangkrut dan bubar jalan. Artinya dana nasabah Rp 10 triliun lenyap entah ke mana.

Pelajarannya : hati-hati memilih produk asuransi. Pastikan lembaga pengelola kredibel dan punya laporan keuangan yg sehat. Cek reputasi pengelola selama ini. Jangan sampai dana buat pendidikan anak malah lenyap tak berbekas.

Sekarang kita beralih ke Koperasi Simpan Pinham atau KSP Indosurya.

Jika mayoritas korban Bumiputera adalah para bapak dan ibu pegawai biasa yang level ekonominya tidak terlalu berada, maka sebagian besar korban Indosurya justru orang kaya dengan dana simpanan rata-rata di atas Rp 1 milyar.

Berikut modul KSP (Koperasi Simpan Pinjam) Indosurya tipu hingga puluhan triliun dana nasabah :

– bikin kantor yg lumayan mewah dan modern

– hire ex marketing bank yg kenal orang2 kaya

– tawarkan deposito dg bunga 9%/thn (jadi berasa masuk akal)

– yg jadi korban bnyk orang kaya dg simpanan > Rp 1M.

Indosurya mengelabui calon nasabahnya dengan kantor cabang KSP yang cukup megah dan brosur menawan nan meyakinkan.

Namun selling point utama Indosurya adalah mereka membajak para marketing bank dengan iming-iming gaji dua kali lipat. Banyak ex marketing bank yang lalu pindah ke Indosurya. Dan petaka dimulai dari sini.

Para ex marketing bank itu membujuk para nasabah yg sudah lama mereka kenal, untuk memindahkan dana depositonya dari bank ke KSP Indosurya. Banyak yang terbujuk karena kan mereka sudah kenal ex marketingnya.

Anya Dwinov termasuk korban yang seperti itu. Dia bilang, staf marketing yang sudah lama ia kenal, membujuk dia untuk memindahkan dana deposito dari bank lama ke KSP Indosurya. Dia lalu pindahkan dana Rp 3 M ke KSP Indosurya. Sampai sekarang dananya amblas tak jelas rimbanya.

Ambyarr tenan.

Selain bujukan ex marketing bank yang sudah saling kenal, para nasabah kaya ini juga tertarik dengan bunga deposito KSP Indosurya yang sekitar 9% (saat itu bunga deposito resmi hanya 4%). Jadi dua kali lipat lebih banyak. Kalau simpanan Rp 1M, selisih imbalan ini akan lumayan signifikan hasilnya.

Begitulah. Ribuan nasabah kaya dari bank migrasi ke Indosurya. Rata-rata dengan simpanan di atas Rp 1 M. Keluarga Chef Arnold juga jadi korban, sama dengan Anya Dwinov.

Btw, KSP Indosurya ini tidak diawai OJK ya. Yang mengawasi KSP adalah Kementerian Koperasi dan UKM. Dan kita tahu, birokrat di Kemenkop acapkali sama sekali tidak kapabel awasi industri KSP. Buruk sekali mutu pengawasannya. Ke depan semua KSP harus diawasi dengan extra ketat. Biar lebih aman. Dan tak ada maling2 berdasi.

Kasus Indosurya ini membawa paradoks yang kelam : nipu orang kaya dg dana miliaran ternyata sangat mudah. Mastermind Indosurya paham sekali : betapa ampuhnya KSP digunakan sebagai senjata buat nipu ribuan orang, dg total dana triliunan.

Pada sisi lain, para pengelola Indosurya juga paham, para PNS di Kemenkop sama sekali tidak becus mengawasi KSP. Mereka mudah sekali dikadalin. Dan ujungnya, ribuan orang jadi korban maling berdasi.

Sekali lagi, pelajaran dari Asuransi Bumiputera dan KSP Indosurya ini adalah : hati-hati sekali menyimpan dana investasi kita. Jangan mudah terbujuk rayuan gombal yang penuh kepalsuan dan niat jahat yang tersembunyi.

Asuransi sekarang yang menawarkan investasi juga sama saja.

😀👍👍Yogia Antariksa🙏🙏✴✴✳✳✅✅

Leave a comment