Seputar tentang sholat tarowih dan witr dibulan romadhon
Abdurrahman Bin Farid Al Mutohhar
1. Untuk niat sholat tarowih :
Sholat tarowih bisa dilakukan dengan niat sholat tarowih atau qiyam romadhon
Tidak diperbolehkan untuk niat secara mutlaq
2. Niat sholat witir :
Jika sholat witir dilakukan secara washl (disambung), maka niatnya adalah sholat witr
Jika dilakukan secara fashl (rokaat yang akhir dipisah dari sebelumnya) :
Maka untuk yang satu rokaat niatnya adalah witr,
sedangkan rokaat sebelumnya (yang genap) boleh memilih untuk diniati sholat lail, muqoddimah witr, sunnah witr atau rok’ataini minal witr, dan tidak sah jika diniati witr saja karena bilangan nya genap bukan ganjil (2 rokaat atau 4 rokaat)
3. Menyertakan Huruf min dalam sholat tarowih dan witr:
Ulama masih berbeda pendapat terkait masalah ini
Apakah seseorang yang melakukan sholat tarowih atau witr dua rokaat harus menyertakan lafadz “min” atau tidak :
– Menurut imam ibnu hajar dan ‘ali syabromallisi mengatakan bahwa hukumnya tidak wajib
Jadi jika melafadzkan “usholli sunnatat tarowih/ sunnatal witr rok’ataini” (tanpa lafadz min) sudah cukup
– Menurut syeikh zakaria al anshori dan imam romli mengatakan wajib menyertakan lafadz min
Lafadznya jadinya begini :
Dalam tarowih : “usholli rok’ataini minat tarowih”
Dalam witr : “usholli rok’ataini minal witr”
4. Mana yang lebih afdhol dalam sholat witr, 3 roka’at sekaligus (satu kali salam) atau dipisah (2 rokaat kemudian 1 rokaat) :
Disini ada istilah Washl dan Fashl :
– Washl (disambung), batasan dikatakan washl adalah ketika rokaat yang terakhir digabung dengan sebelumnya
– Fashl (terpisah), batasan dikatakan fashl adalah ketika rokaat yang terakhir dipisah dengan sebelumnya
Lalu mana yang lebih utama ?
Bagi orang yang sholat witr lebih dari satu rokaat, maka yang lebih afdhol (utama) adalah dilakukan secara terpisah (fashl)
Bahkan untuk yang melakukan witr dengan 3 rokaat dimakruh kan hukumnya dilakukan secara washl (disambung seperti sholat maghrib sekali salam) karena adanya larangan dari Nabi Muhammad untuk tidak menyerupai sholat maghrib
5. Sunnahnya mengqodho tarowih dan witr :
Sholat tarowih dan witr termasuk sholat sunnah dzatu waqtin (sholat yang memiliki waktu) sehingga bagi seseorang yang di malam harinya tidak bisa melakukan tarowih maka disunnahkan untuk mengqodho’nya di siang harinya
6. Bilangan sholat tarowih dan witr :
Minimal bilangan dari sholat tarowih adalah 2 rokaat dan maksimalnya 20 rokaat (kecuali bagi ahli madinah), sehingga sah hukumnya sholat tarowih kurang dari 20 rokaat dan dia mendapatkan pahala tarowih dari sholat tersebut
Walaupun hanya sholat 2 rokaat tetap dapat pahala
Untuk sholat witr bilangan minimalnya adalah 1 rokaat dan maksimalnya adalah 11 rokaat
7. Waktu dilaksanakan tarowih dan witr :
Masuk waktunya sholat tarowih dan witr adalah setelah melaksanakan sholat isya’
Dan keluar waktunya adalah dengan terbitnya fajar shodiq (masuk waktu subuh)
Maka tidak sah jika seseorang yang belum sholat isya’ melaksanakan sholat tarowih dan witr
8. Sholat rowatib lebih afdhol daripada witr dan tarowih:
Dianjurkan untuk orang yang akan melakukan sholat tarowih untuk melakukan sholat ba’dhiyah isya terlebih dahulu, karena sholat rowatib statusnya lebih utama daripada tarowih yang pahalanya lebih banyak
Urutan afdholnya dari 3 sholat tersebut adalah :
1. Sholat ba’dhiyah isya
2. Sholat witr
3. Sholat tarowih
Jadi kerugian besar adalah disaat fokus dalam melakukan tarowih dan witr namun meninggalkan ba’dhiyah isya
Atau sholat tarowih nya lengkap 20 rokaat namun witrnya hanya 3 rokaat (karena witr lebih afdhol dari tarowih)
Jika mau dapat paket lengkap maka sholat ba’dhiyah isya dilanjut tarowih 20 rokaat kemudian dilanjut witr 11 rokaat
9. Bacaan yang dibaca dalam tarowih dan witr:
Dalam sholat tarowih : bisa membaca dari surah ad dhuha kebawah
Dalam witr : jika dilakukan 11 rokaat, maka 2 rokaat-2 rokaat nya bisa membaca al ikhlas dikedua rokaat atau membaca Al Kafirun di rokaat pertama dan Al Ikhlas dirokaat kedua atau bisa membaca dari surat al zalzalah kebawah (ini semua dalam 8 rokaat witr)
Dan khusus yang 3 rokaat terakhir membaca di 2 rokaat pertama surah al a’la dirokaat pertama dan al kafirun di rokaat kedua, kemudian dalam 1 rokaat nya membaca al ikhlas, al falaq dan an naas
10. Mengulang-ulang surat al ikhlas dalam sholat tarowih:
Kesunnahan membaca surah dalam sholat adalah berdasarkan tartib dan urutan yang ada didalam mushhaf al qur’an, sehingga praktek yang sering dilakukan selama ini yaitu membaca surat mulai dari at takatsur kemudian membaca surah al ikhlas pada rokaat keduanya adalah khilaful aula (menyalahi keutamaan), karena tidak sesuai tartib surah dalam al quran dan karena mengulang-ulang surah al ikhlas
11. Melakukan sholat tarowih dan witr dengan 4 rokaat sekali salam:
Untuk sholat tarowih :
Sholat tarowih wajib dilakukan dengan 2 rokaat satu salam, sehingga ketika ada yang melaksanakan sholat tarowih dengan cara 4 rokaat satu salam, maka sholatnya tidak sah jika dia sengaja dan tahu akan hukum ini,
jika tidak tahu atau karena lupa maka sholatnya menjadi sholat sunnah mutlaq
Untuk sholat witr :
Boleh dilakukan dengan cara 4 rokaat sekali salam dan sekali tasyahud
Boleh juga dengan 2 rokaat-2 rokaat
Referensi :
1. Nihayatul muhtaj
2. Busyrol karim
3. Syarah al yaquut an nafiis
4. Hasyiah bujairomi alal manhaj
5. Asnal matoliib
6. Hasyiah i’anah at toliibin
7. Bughyatul mustarsyidii
8. Nihayatuzzain
Catatan dalam sholat tarowih
Abdurrahman Bin Farid Al Mutohhar
1. Sholat tarowih hukumnya sunnah muakkadah,
Ibadah sunnah yang dilakukan di bulan romadhon diganjar dengan pahala wajib,
Ibadah wajib yang dilakukan dibulan romadhon diganjar dengan 70 perbuatan ibadah wajib diselain bulan romadhon, maka alangkah baiknya jika tarowih nya di nadzari agar menjadi wajib dan akan mendapatkan 70 kali lipat pahala
2. Jika dinadzari maka hukumnya sama seperti sholat wajib lainnya, seperti tidak boleh dibatalin tanpa udzur dll
3. Disunnahkan untuk bersiwak disetiap 2 rokaat tarowih (setiap hendak takbirotul ihrom untuk sholat tarowih), walaupun jarak waktu antara sholat pertama dengan sholat berikutnya hanya sebentar, tetap disunnahkan untuk bersiwak, begitu juga seterusnya,
Namun al habib ahmad bin zen al habsy berpendapat : jika jarak antara sholat pertama dan sholat kedua hanya sebentar, maka tidak perlu bersiwak lagi untuk sholat kedua, kesunnahan dan tujuan dalam bersiwak sudah didapatkan dengan bersiwak disaat sholat pertama
4. Disunnahkan membaca doa iftitah disetiap rokaat pertama dalam sholat tarowihnya sebelum membaca ta’awwudz dan surat al fatihah
5. Disunnahkan membaca ta’awwudz disetiap rokaatnya sebelum membaca basmalah
6. Disunnahkan membaca doa setelah tasyahhud disetiap tasyahhud dalam sholat tarowihnya, membacanya setelah bacaan tasyahhud “fiil aalamiina innaka hamiidun majiid” sebelum salam
7. Diwajibkan untuk melakukan salah satu rukunnya sholat yaitu Tumakninah, tumakninah ini merupakan rukun di dalam ruku’, i’tidal, sujud dan duduk diantara dua sujud
Batasan seseorang dianggap tumakninah adalah sekiranya seluruh anggota tubuhnya diam tidak bergerak seukuran ucapan “subhanalloh” sehingga ada pemisah antara satu rukun dengan rukun lainnya (berdiam sejenak diantara dua gerakan sholat)
8. Sholat tarowih boleh dilakukan secara munfarid (sholat sendiri), namun alangkah baiknya jika dilakukan dengan berjamaah,
Namun untuk jamaah yang imamnya terlalu cepat maka sholat sendiri itu lebih afdhol, bahkan jika dia tahu atau memiliki dugaan kuat bahwa imamnya meninggalkan sebagian dari rukun semisal tumakninah maka hukum bermakmum di belakangnya tidak sah
9. Jika bermakmum pada imam yang sholatnya cepat (yang masih tetap memperhatikan rukun-rukun sholat), maka makmum diwajibkan untuk melakukan rukun- rukun dari sholat semisal membaca fatihah, tumakninah dan tasyahud (tidak bisa ditanggung oleh imam),
Dan disaat dia tahu imam hanya membaca surat yang pendek sehingga tidak memungkinkan baginya untuk bisa membaca surah al fatihah secara sempurna (fatihah dibaca setelah imam selesai membaca fatihah), maka dia wajib untuk membaca fatihah berbarengan dengan imamnya
10. Sholat Qodho tidak bisa digabung dengan sholat tarowih, jika ada seseorang yang memiliki tanggungan qodho maka :
– Dia boleh untuk sholat tarowih, walaupun mempunyai tanggungan qodho
– Tunaikan kewajiban qodho tanpa harus meninggalkan tarowih
– Melakukan qodho sholat bukan dengan cara digabung dengan sholat tarowih, karena tidak sah jika digabung
Referensi :
1. Bughyatul mustarsyidin
2. I’anah at toolibiin
3. Nihayatuz zain
4. Tuhfatul Muhtaaj