Khutbah : Jangan Kita Ikuti Cara Hidup Orang Kafir


Jangan Kita Ikuti Cara Hidup Orang Yahudi dan Nasrani

Oleh Team : Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Kec. Nguter Kab. Sukoharjo

اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ أَمَرَنَا بِاتِّبَاعِ كِتَابِهِ وَسُنَّةِ
رَسُوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى:
(اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلا تَتَّبِعُوا مِنْ
دُونِهِ أَوْلِيَاءَ قَلِيلاً مَا تَذَكَّرُونَ)، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ
إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ فِي رُبُوْبِيَتِهِ وَأُلُهِيَتِهِ
وَأَسْمَاءِهِ وَصِفَاتِهِ وَسُبْحَانَ اللهُ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ. وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَادِقَ المَأْمُوْنِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ اَلَّذِيْنَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَبِهِ
يَعْدِلُوْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
.
أَمَّا بَعْدُ:
أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوْا
اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى، تَمَسَّكُوْا بِدِيْنِكُمْ وَسِيْرُوْا عَلَى
مَنْهَاجِ رَبِّكُمْ لِأَجْلِ أَنْ تَصِلُوْا إِلَيْهِ وَإِلَى جَنَّتِهِ جَنَّاتُ
النَّعِيْمِ وَذَلِكَ بِاتِّبَاعِ كِتَابِهِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah,
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Allah
SWT, atas banyak nikmat yang diberikan pada diri kita dan kepada kaum Muslimin,
terutama nikmat iman dan nikmat kesehatan sehingga kita bisa melaksanakan
kewajiban bagi kita yaitu sholat jumat pada hari ini.
Shalawat dan salam kepada junjungan kita,
khatimul anbiya Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarganya dan keturunannya,
kepada para salafuna sholeh, kepada tabi’in tabiut, kepada para ulama dan bagi
umat Nabi Muhammad SAW hingga yaumil akhir nanti.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah,
Allah SWT sudah memperingatkan sudah lama akan
tabiat para Yahudi dan Nasrani dalam surat
QS. al-Baqarah (2) : 120
وَلَن
تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ
قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُم
بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا
نَصِيرٍ
Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti millah/agama
mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang
sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.
QS.
al-Baqarah (2) : 120
Makna ayat
di atas sejatinya sungguh gamblang, jelas dan terang benderang bagi orang yang
hatinya bersih dan mau menerima Al Qur’an dengan tasliim. Bisa dipahami orang
yang awam sekalipun. Hal ini bisa kita lihat dalam ayat lain yang bisa membantu
kita memahami surat Al Baqarah ayat 120 di atas, adalah firman Allah Subhanahu
wa Ta’ala,,
وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ
الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ
عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۖ فَاعْفُوا
وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّـهُ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّـهَ عَلَىٰ كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Banyak
dari kalangan ahli kitab yang menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu
kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki (yang timbul) dari diri
mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan
biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintahNya. Sungguh Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 109).
Sering
sekali orang-orang Yahudi dan Nasrani, mengadakan gangguan yang menyakitkan
hati. Seperti menghina Rasul mereka dan mengadakan upaya dengan mulut-mulut
mereka untuk memadamkan cahaya Allah. Mereka tidak akan senang kepadamu hingga
kamu mengikuti milah mereka. Bahwa mereka Yahudi dan Nasrani tidak akan rela
kita melaksanakan Islam dengan baik, bahkan kalau perlu kita mengikuti agama
mereka.
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah,
Mungkin
bagi orang-orang Yahudi dan Nasrani, membuat murtad orang Islam adalah hal yang
sulit, akan tetapi mereka tidaklah kehilangan akal. Mereka akan mengadakan
segala upaya, makar, cara agar umat Islam jauh dari agamanya. Islam tidak hanya
mengajarkan tentang ibadah saja, yaitu ibadah sholat, puasa, haji zakat
saja.Islam tidak hanya berhasrat untuk membedakan kedudukan kaum muslimin dalam
isinya saja hanya cukup bersyahadat maka cukup baginya, tapi juga dalam
lahiriah orang muslim secara menyeluruh, baik dirinya maupun
masyarakatnya.  Tetapi Islam juga mengajarkan
bagaimana cara hidup sesuai islam, bagaimana berpolitik secara islam, bagaimana
berekonomi secara islam, bagaimana mencari nafkah secara Islam, bahkan Islam
mengajarkan cara tidur, cara kekamar mandi, cara buang hajat, demikianlah
sangat lengkaplah cara hidup dalam agama Islam yang tidak ada dalam agama lain.
Maka dari itu merupakan larangan bagi umat Islam untuk tasyabbuh (penyerupaan),
meniru-niru cara hidup orang-orang kafir, dan itu merupakan akidah dalam agama
ini.
Dari Ibnu
‘Umar, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ
فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa
yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad
dan Abu Daud)
Sebab
tasyabbuh terhadap orang kafir dalam lahiriahnya juga mewarisi tasyabbuh
terhadap mereka dalam akidah atau kecintaan dan kesesuaian dengan kemauan
mereka. Hal ini bisa menimbulkan proses pelunturan dalam kehidupan orang muslim
dan menjadikannya sebagai bunglon yang mengikuti setiap kondisi. Padahal Allah
SWT menghendaki kehormatan dan kemuliaan pada dirinya.
Dunia Islam
pada jaman sekarang diguncang badai karena aksi ikut-ikutan dalam segala hal.
Diantaranya adalah tasyabbuh terhadap dunia Barat yang kafir, yang dilakukan
orang-orang yang lemah imannya. Mereka berpendapat bahwa hal ini dapat
mendongkrak mereka kepada kemajuan. Mereka berpendapat ini bukan masalah agama,
bukan masalah ibadah. Sekarang kita lihat bagaimana setiap acara tahun baru
masehi yang notabene milik orang nasrani, umat islamlah yang paling banyak
merayakan. Belum lagi yang lagi ngetren bagi kalangan remaja, valentine. Bahkan
dengan dalih untuk kerukunan beragama sebagian umat Islam rela mengucapkan hari
besar umat lain, umat islam rela beribadah bersama, berdoa bersama dengan umat
lain, merayakan ulang tahun mereka, berpakaian seperti mereka tidak berhijab, tidak menutup aurat, berpenampilan
seperti mereka seperti memotong jenggot, berperilaku seperti mereka seperti
makan sambil berdiri, terlalu mencintai musik bahkan kita beribadah dengan cara
mereka kaum kafirin dan menganggap itu bagian dari sunnah padahal bid’ah dalam
agama. Dan akhirnya kita merasa sama dengan mereka, tidak berbeda dengan mereka
sehingga akhirnya mejadikan mereka teman sejati, pemimpin dan pelindung, wa
naudzubillah.
Dalam
sebuah hadits, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
Dari Abu
Hurairah, ,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ
حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ
وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ .
فَقَالَ وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ
“Kiamat
tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal
demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan
Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR. Bukhari no.
7319)
Dari Abu
Sa’id Al Khudri radhiallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
لَتَتَّبِعَنَّ سُنَنَ
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ
دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ
آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
“Sungguh
kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal
dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke
lubang dhob (lubang seperti kadal padang pasir/biawak yang sempit sekalipun,
-pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai
Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau
menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim).
Pelan-pelan
sekali kita akan mengikuti pola dan cara hidup mereka, sehingga tanpa sadar
kita menjadi bagian dari mereka. Sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta
tanpa sadar kita terjerumus ikut mereka padahal mereka menjerumuskan kita
kelubang kenistaan.
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا
صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Ya Tuhan
kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan
tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.
KHUTBAH
KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ
أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ
كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
Seperti
itulah tekad jahat musuh-musuh Islam yang sangat bernafsu untuk mencabut aqidah
Islam yang suci nan mulia dari dada-dada kaum muslimin. Tak henti-hentinya
mereka menyerang kaum muslimin dengan pemikiran dan kekuatan mereka, serta
bekerja keras -siang dan malam- agar umat yang terbaik ini menjadi teman setia
mereka untuk bersama-sama masuk ke jurang neraka. Allah ta’ala menggambarkan
tentang permusuhan yang dikobarkan oleh orang-orang musyrik kepada umat ini
dalam firman-Nya (yang artinya), “Dan mereka senantiasa memerangi kalian agar
kalian mau murtad dari agama kalian kalau saja mereka mampu melakukannya.
Barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya kemudian mati dalam
keadaan kafir, maka mereka itulah orang yang terhapus amal-amal mereka di dunia
dan di akhirat. Dan mereka itulah para penghuni neraka, mereka kekal berada di
dalamnya.” (QS. al-Baqarah [2]: 217).
Tidaklah
tersembunyi bagi setiap muslim bahwa orang-orang kafir itu adalah musuh Allah
Subhanahu wata’ala, para rasul, dan kaum mukminin. Mereka adalah manusia yang
telah menyandang predikat-predikat yang buruk, jelek, dan keji dari Allah  Subhanahu wata’ala. Mereka adalah manusia
yang berada dalam taraf makhluk yang paling rendah, hina, tercela, terburuk,
dan terkutuk, yang binatang ternak yang tidak berakal lebih baik dari mereka.
أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ
بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“Mereka
bagaikan binatang ternak, bahkan lebih jelek dari itu. Mereka itulah
orang-orang yang lalai.” (al-A’raf: 179)
إِنْ هُمْ إِلَّا
كَالْأَنْعَامِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا
“Tiadalah
mereka itu melainkan seperti binatang ternak dan bahkan mereka lebih jelek
jalannya.” (al-Furqan: 44)
Apakah kita
mau mengikuti cara hidup Nabi Muhammad SAW atau mengikuti cara hidup orang
kafir yang keburukannnya lebih jelek dari binatang ternak. Pilihan ditangan
kita.
جَمَاعَةَ الْجُمُعَةِ،
أَرْشَدَكُمُ اللهُ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهُ، وَمَن يَتَّقِ
اللهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا وَيَرْزُقُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ،
وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ
اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنِ فِيْ كُلِّ
مَكَانٍ وَزَمَانٍ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ
قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ. رَبَّنَا لاَ
تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَّسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ
عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِن قَبْلِنَا، رَبَّنَا
وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا
وَارْحَمْنَا أَنتَ مَوْلاَنَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَجَنَّتَكَ وَنَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِيْ
سَبِيْلِكَ. اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ
وَالْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَائَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
اَللَّهُمَّ شَتِّتْ
شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِيْ
قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ. اَللَّهُمَّ عَذِّبْهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا
وَحَسِّبْهُمْ حِسَابًا ثَقِيْلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ
عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ

Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Kec. Nguter Kab. Sukoharjo
Menebar Islam Rahmatan Lil ‘Alamin

Leave a comment