HUKUM MENYEWAKAN INVENTARIS MASJID


HUKUM MENYEWAKAN INVENTARIS MASJID

Pertanyaan:

Bagaimana hukumnya menyewakan barang inventaris masjid untuk kegiatan masyarakat ?

Jawab:

Menyewakan barang inventaris masjid untuk kegiatan masyarakat dengan imbal balik harga yang hasilnya dimasukkan kembali bagi kepentingan masjid hukumnya boleh selama tidak ada pemberi wakaf (wakif) yang memberi syarat bahwa wakaf darinya tidak boleh disewakan sebagaimana dikatakan dalam Hasyiyah I’anat at-Thalibin (1/5):

حَيْثُ أَجْمَلَ الْوَاقِفُ شَرْطَهُ اتَّبَعَ فِيْهِ العُرْفَ الـمُطَرَّدَ فِيْ زَمَانِهِ لِأَنَّهُ بِمَنْزِلَةِ شَرْطِهِ ثُمَّ مَا كَانَ أَقْرَبَ إِلَى مَقَاصِدِ الوَاقِفِيْنَ كَمَا يَدُلُّ عَلَيْهِمْ كَلَامُهُمْ.

“Jika wakif tidak memperinci syaratnya, maka penggunaan harta wakaf mengikuti kebiasaan yang berlaku pada masa wakif tersebut. Kebiasaan yang berlaku itu hukumnya sama dengan syarat dari pewakaf. Lalu (jika tidak ada tidak ada kebiasaan yang berlaku), maka yang menjadi pertimbangan adalah apa yang paling mendekati tujuan wakif sebagaimana yang ditunjukkan oleh pernyataan ulama”

Adapun jika wakif mensyaratkan barang wakafnya tidak boleh disewakan maka syarat itu harus dipenuhi dan barangnya tidak boleh disewakan sebagaimana dikatakan dalam fathul wahhab (2/442):

(وَلَوْ شَرَطَ) الوَاقِفُ (شَيْئًا) يُقْصَدُ كَشَرْطِ أَنْ لَا يُؤْجَرَ أَوْ أَنْ يُفَضَّلَ أَحَدٌ أَوْ يُسَوَّى أَوْ اخْتِصَاصِ نَحْوِ مَسْجِدٍ كَمَدْرَسَةٍ وَرِبَاطٍ بِطَائِفَةٍ كَشَافِعِيَّةٍ (اتُّبِعَ شَرْطُهُ) رِعَايَةً لِغَرْضِهِ وَعَمَلًا بِشَرْطِهِ

“Seandainya seorang wakif mensyaratkan sesuatu dengan tujuan tertentu seperti syarat tidak boleh disewakan, atau harus memprioritaskan seseorang, atau menyaratakannya, atau syarat mengkhususkan untuk masjid, madrasah, ribath (pondok) khusus golongan tertentu seperti untuk golongan mazhab Syafi’i, maka syarat tersebut harus diikuti, sebagai bentuk menjaga tujuan sang wakif, serta mengamalkan syaratnya”.

Wallahua’lam

Leave a comment