💖💖 BAYI LAHIR BIRU, PLASENTA DIRENDAM DI BASKOM? ❌❌👎👎KRITIK PAZ AL KAZAW

Arie Karimah. Pharma-Excellent. Alumni ITB

Kepongahan gerombolan yang memamerkan ketululannya secara terang-terangan memang harus dih@j@r secara tuntas. Bukan cuma untuk gerombolan itu, tapi yang lebih penting adalah untuk mengedukasi publik yang gampang tertipu.

❌ KLAIM:

“Bayi lahir biru karena CO2 tidak keluar maksimum. Jadi plasenta (yang belum dipotong) direndam ke air hangat. Temperatur naik dan tekanan turun. CO2 keluar, bayi yang biru jadi merah”. ❌❌❌

✅ GUE:.

Bayi lahir biru itu bisa karena 2 hal:

🫑 Blue baby syndrome, cyanosis atau methemoglobinemia: terjadi karena berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah bayi yang baru dilahirkan. Karena Hb bertugas membawa oksigen, maka kekurangan Hb menyebabkan bayi kekurangan oksigen dan berwarna biru. Ini terjadi karena gangguan pada JANTUNG dimana salah satu katupnya tidak sempurna atau tidak bisa menutup dengan rapat. Akibatnya darah yang kaya dan miskin oksigen bercampur.

🫑 Asphyxia: bayi yang gagal untuk bernafas ketika dilahirkan. Terjadi karena ibunya mengalami komplikasi ketika melahirkan, misal: eklampsia. Pada kasus yang parah diperlukan terapi hiperbarik, yang akan mensuplai oksigen 100% kepada bayi.

🍪 Pertanyaan gue:

🍇 Bukankah plasenta hanya berfungsi ketika JANIN MASIH BERADA di dalam kandungan, bukan setelah bayinya keluar?

The American College of Obstreticians and Gynecologists menyarankan menunggu 30 – 60 DETIK sebelum tali pusar dijepit untuk menghentikan aliran darah, dan setelah itu tali pusar dipotong. WHO menyarankan 1- 3 menit. Penundaan ini BISA MENINGKATKAN kadar Hb pada bayi.

➡️ Lha itu plasenta direndam selama berapa lama sebelum tali pusar dijepit dan kemudian dipotong? Apakah dibiarkan untuk putus dengan sendirinya? Seperti metode Lotus birth, yang membiarkan plasenta tetap menempel pada bayi hingga akhirnya terputus dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Apa risikonya jika plasenta tidak segera dipotong sebagaimana praktek ala Lotus birth?

Meningkatkan risiko infeksi, karena setelah dilahirkan plasenta adalah organ yang MATI, dengan darah yang TIDAK MENGALIR. Jika plasenta terinfeksi maka infeksi bisa menular ke bayi.

Plasenta itu mengalirkan darah dari ibu ke janinnya dengan bantuan DAYA POMPA JANTUNG. Darah itu mengalir bukan karena gaya gravitasi. Bukan mengalir secara pasif. Kalau cairan getah bening memang mengalir secara pasif. Tapi cairan getah bening tidak bertugas mensuplai oksigen dan sari makanan.

Kalau plasenta sudah berada di luar tubuh ibunya, apa iya dia bisa menyerap oksigen dari air hangat di baskom terus mengirimnya ke bayi? Bagaimana oksigen yang terlarut di dalam air bisa “mengusir” CO2 yang ada di paru-paru bayi? Pakai hukum apa? Difusi? Atau daya dorong seperti pesawat? 😛

Sebagai organ mati plasenta itu sudah tidak bisa ngapa-ngapain setelah keluar dari tubuh ibu.

Pertukaran CO2 dengan O2 itu juga terjadi di paru-paru, bukan di dalam darah.

Ketululan kok begitu hakiki.

Arie Karimah

KM. 14 January 2023 https://www.facebook.com/ari.karimah.5/posts/pfbid02qqnKWd3CccKsZrr1xVasqLGyS98PcXdhAAM5wwHedpe7fEHgWEVELhT1fLvLehuol

Leave a comment