Khutbah Jum’at, Empat Arti Kemenangan


Khutbah Jum’at, Empat Arti Kemenangan

إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحمَّداً عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
قال تعالى:
يَاأَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
فَإِنَّ
أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ
مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ
بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ.
أَمَّا
بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ: اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى
وَرَاقِبُوْهُ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ
وَيَرَاهُ
ثُمَّ أَمَّا بَعْدُ

Jamaah shalat Jum’at yang dimuliakan Allah Ta’ala.
Ahlu Sunnah wal Jamaah dalam memaknai asma’ wa shifatullah,
atau nama dan sifat-sifat Allah meyakini bahwa Allah tidak akan
menghinakan siapa saja yang bertawakkal dan menyerahkan semua urusan
kepada-Nya. Mari kita lihat fakta-fakta sejarah. Setiap nabi, ulama, dai
dan pejuang Islam yang telah mencurahkan tenaga, pikiran, harta hingga
jiwanya tidak pernah dihinakan Allah. Bahkan Allah menjamin akan
menolong siapa saja yang memperjuangkan agama-Nya.
Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

“Hai
orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7).
Allah
Ta’ala berjanji menolong para wali-Nya. Serta menjadikan kehinaan dan
kekalahan bagi orang orang kafir dan munafikin. Demikianlah sunnatullah
yang berlaku di setiap masa dan tempat.

Bentuk-bentuk Kemenangan

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah Ta’ala.
Satu
hal yang harus kita pahami, bahwa kemenangan itu bentuknya
bermacam-macam. Kemenangan tidak hanya berarti berhasil mengalahkan
lawan di medan pertarungan. Banyak nabi yang dibunuh dan diusir kaumnya.
Demikian pula banyak dai yang dipenjara dan gugur. Banyak negeri muslim
yang dijajah. Hingga umat Islam dibantai di mana-mana. Secara sekilas,
banyak orang menyebut mereka kalah, tapi pada hakikatnya mereka telah
meraih kemenangan.
Bentuk-bentuk kemenangan menurut Islam antara lain;

Pertama, kemuliaan dan kekuasaan di bumi.

Allah
berikan negeri dan tentara yang kuat bagi umat Islam. Sebagaimana Allah
telah berikan kepada nabi Daud dan Sulaiman. Allah befirman:

فَهَزَمُوهُم بِإِذْنِ اللهِ وَقَتَلَ دَاوُودُ جَالُوتَ وَآتَاهُ اللهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهُ مِمَّا يَشَاءُ

“Mereka
(tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam
peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan
kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut)
dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al-Baqarah:
251).

فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ وَكُلًّا آتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا

“Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat).” (QS. Al-anbiya’: 79).
Allah
berikan risalah kenabian dan kekuasaan kepada kedua nabi tersebut.
Demikian pula Nabi Muhammad SAW, Allah menolong beliau dengan memberi
kemenangan dan bangsa Arab takluk atau menggabungkan diri di bawah
pemerintahan Islam. Inilah makna kemenangan yang pertama.

Kedua, kehancuran orang-orang kafir dan musyrik dengan azab Allah Ta’ala.

Hukuman
dan azab yang Allah berikan sebenarnya adalah pertolongan dari Allah.
Itu bisa kita lihat dalam kisah Nabi Nuh dalam Al-Qur’an;
“Maka
dia mengadu kepada Tuhannya: “Bahwasanya aku ini adalah orang yang
dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku)”. Maka Kami bukakan
pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami
jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemulah air-air itu
untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke
atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku. Yang berlayar dengan
pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh).
Dan sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, maka
adakah orang yang mau mengambil pelajaran” (QS. Al-Qomar: 10-15).
Allah
Ta’ala juga menolong Nabi Hud, Shalih, Luth, Syuaib dengan cara Allah
menghancurkan orang-orang kafir dengan azab-Nya. Serta Allah
menyelamatkan para nabi dari azab tersebut.

Ketiga, diberi kekuatan aqidah dan iman meski dalam tekanan.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Ketika
seorang muslim mampu mempertahankan akidah dan imannya, sungguh ia
telah meraih kemenangan. Allah menolong hamba-Nya dengan menguatkan
akidahnya. Hamba tersebut ridha meski badan dikorbankan atau nyawa
melayang demi menjaga keimanan. Contohnya ialah nabi Ibrahim yang rela
dilempar ke dalam kobaran api demi aqidah dan dakwah. Demikian pula si
Ghulam dalam surat Al-Buruj yang dipanah sang raja hingga meninggal.
Apakah mereka disebut kalah? Tidak. Pada hakikatnya mereka menang,
karena pengorbanan mereka menyadarkan kaumnya. Hingga kaumnya bisa
melihat mana yang benar dan mana yang salah.
Kafilah iman dari
masa ke masa tidak pernah sepi dengan tetesan darah syuhada’. Berapa
banyak pejuang yang gugur, namun kafilah perjuangan tidak pernah
berhenti. Dakwah terus tumbuh dengan cepat. Mati satu tumbuh seribu.
Lihatlah Sayyid Qutub rahimahullah, pejuang dari Mesir ini berhasil
melahirkan ribuan pejuang Islam lewat buku. Kisah perjuangannya selalu
dikenang. Darah dan pengorbanannya menjadi siraman dan pupuk yang
menumbuhkan tunas-tunas baru pejuang syariat.
Beliau pernah mengatakan:

اِنَّ
كَلِمَاتَنَا سَتَبْقَى مَيِّتَةً لاَ حِرَاكَ فِيْهَا هَامِدَةً
أَعْرَاسًا مِنَ الشُّمُوْعِ فَإِذَا مِتْنَا مِنْ أَجْلِهَا اِنْتَفَضَتْ
وَ عَاشَتْ بَيْنَ الْأَحْيَاء . كُلُّ كَلِمَةٍ قَدْ عَاشَتْ كَانَتْ قَدْ
اِقْتَاتَتْ قَلْبَ إِنْسَانٍ حَي فَعَاشَتْ بَيْنَ الْأَحْيَاءِ وَ
الْأَحْيَاءُ لاَ يَتَبَنُّوْنَ الْأَمْوَات …

“Kalimat (materi
dakwah) kita akan tetap mati tak berdaya gerak, diam laksana sumbu yang
terjepit di tengah lilin. Tapi bila kita mati karena membelanya, ia
menggeliat dan akan hidup di tengah umat manusia. Setiap kalimat yang
hidup, pasti karena tumbuh di hati manusia yang hidup. Sebab sesuatu
yang mati tak akan melahirkan sesuatu yang hidup.”

Inilah
kemenangan terbesar dari berbagai bentuk peperangan dengan orang kafir.
Bahkan kemenangan ini akan terus dikenang dalam sejarah perjuangan
Islam.
Berapa banyak orang yang telah syahid, tapi mereka seakan
hidup dengan dakwah dan jihadnya. Musuh Islam menyangka telah menang.
Tapi tidak pernah mengira bahwa tulisan, khotbah dan setiap amal para
syuhada’ telah menghidupkan dan menyuburkan ruh-ruh pejuang di setiap
tempat dan masa.

Keempat, kekuatan hujjah atau argumentasi.

Allah menolong hambanya dengan memberi hujjah atau argumentasi yang benar dan kuat. Allah berfirman;

وَتِلْكَ حُجَّتُنَا آتَيْنَاهَا إِبْرَاهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَّن نَّشَاءُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ

Dan
itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi
kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui
.” (QS. Al-An’am: 83).
Rasulullah SAW bersabda;

لَا
تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا
يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَلِكَ

Senantiasa
ada sekelompok ummatku yang dimenangkan atas kebenaran, tidak akan
membahayakannya orang yang memusuhinya hingga hari Kiamat sedangkan
mereka tetap seperti itu
.” (HR. Muslim).
Dimenangkan dalam
arti paling rendah adalah keberhasilan menyampaikan hujjah dalil dan
penjelasan. Tidak ada yang bisa menghambat dan menghentikan hujjah
sampai pada umat. Sedangkan makna yang paling besar adalah dimenangkan
dengan diberi kekuasaan atau tamkin.
Sesungguhnya
yakinnya seorang pejuang dengan janji, pertolongan dan perlindungan
Allah Ta’ala adalah bekal yang sangat penting. Ia adalah harapan dan
cahaya yang akan dapat menghantarkan seseorang meraih surga atau
kemenangan di dunia. Barang siapa hilang keyakinan akan pertolongan
Allah, ia telah mendapatkan kerugian yang nyata. Dan barang siapa ragu,
Allah akan akhirkan pertolongan sesuai dengan kadar keraguannya. Allah
Ta’ala berfirman;

مَن كَانَ يَظُنُّ أَن
لَّن يَنصُرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ فَلْيَمْدُدْ بِسَبَبٍ
إِلَى السَّمَاءِ ثُمَّ لْيَقْطَعْ فَلْيَنظُرْ هَلْ يُذْهِبَنَّ كَيْدُهُ
مَا يَغِيظُ

Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah
sekali-kali tiada menolongnya (Muhammad) di dunia dan akhirat, maka
hendaklah ia merentangkan tali ke langit, kemudian hendaklah ia
melaluinya, kemudian hendaklah ia pikirkan apakah tipu dayanya itu dapat
melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya
.” (QS. Al Haj: 15).
Barang siapa masih ragu dengan pertolongan Allah, hendaknya membaca firman Allah;

إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ

Sesungguhnya
Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).
” (QS. Ghofir: 51)
Pertolongan
Allah pasti datang untuk siapa saja yang berhak mendapatkannya. Yaitu
orang-orang mukmin yang yakin dan istiqamah. Yaitu mereka yang merasakan
kegoncangan, kesempitan dan kepedihan dalam menegakkan din ini. Mereka
yakin bahwa pertolongan hanya milik Allah Ta’ala.
Untuk itu
marilah kita memohon agar Allah segera memberikan kemenangan kepada para
wali-Nya yang beriman. Dan semoga Allah menghancurkan orang-orang kafir
dan menghinakan mereka di dunia sebelum kehinaan hakiki di akhirat
nanti.
Demikian khotbah yang kami sampaikan. Segala kebenarannya
datang dari Allah Ta’ala. Dan jika ada salah datang dari saya pribadi
karena bisikan setan. Dan saya beristighfar kepada-Nya.

بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ.

Khutbah Kedua

إِنَّ
الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ،
أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا
اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ.
اَللَّهُمَّ
أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ حُكَّامًا وَمَحْكُوْمِيْنَ، يَا
رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اشْفِ مَرْضَانَا وَمَرْضَاهُمْ،
وَفُكَّ أَسْرَانَا وَأَسْرَاهُمْ، وَاغْفِرْ لِمَوْتَانَا وَمَوْتَاهُمْ،
وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ
آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا،
أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اَللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا
الْإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ
وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ.
اَللَّهُمَّ
اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمنًا مُطْمَئِنًّا قَائِمًا بِشَرِيْعَتِكَ
وَحُكْمِكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمّ ارْفَعْ عَنَّا
الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ، وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الفِتَنِ،
مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ
سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ
اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي
القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاة

Penulis : Amru Khalis
Sumber : Majalah An-Najah Edisi 126 Rubrik Khutbah Jum’at
Editor : Miqdad
https://www.an-najah.net/khutbah-jumah-empat-arti-kemenangan/?fbclid=IwAR1j_L-fgUj2CEUN5_MkYdstpZHAP0I8O4elr_hGgOZG7yoOE74BKbAIKT8

GRIYA HILFAAZ
Busana Muslim Berkualitas
💈webinfo : www.griyahilfaaz.com
💈IG : @griya_hilfaaz

💈Shopee : @griya_hilfaaz

💈Facebook: @griya_hilfaaz

💈Tokopedia: @griya_hilfaaz

💈Bukalapak: @griya_hilfaaz

Toko Busana Keluarga Muslim



SHOPCARTSHOPCARTSHOPCART
SHOPCARTSHOPCARTSHOPCART

Leave a comment