Pak Ripto, Kemerdekaan Bosnia dan Cita-cita Kebangsaan Kita
“Terima kasih sahabat kami Indonesia atas bantuannya selama masa embargo senjata. Pada saat itu, “sekutu Barat kami” diam-diam menunggu kami mati.. “
“Soeripto mengorganisir dan mengawasi secara langsung pengiriman senjata dan amunisi ke #Bosnia melalui pelbagai saluran, termasuk beberapa rute yang paling berbahaya. Upayanya menjadi sangat penting dalam memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan.”
Demikian twit Bosnian History yang merespon twit Danyel yang menyebutkan bahwa sosok pria berusia 53 tahun (Soeripto) pada waktu itu, dan menjabat Menteri Kehutanan (atau lebih tepatnya sebagai Sekjen Kementerian Kehutanan) dalam kabinet Gus Dur itu pernah menjelajah Bosnia untuk menyelundupkan senjata.
Alih-alih sekedar membenarkan, namun akun Bosnian History yang memliki puluhan ribu followers ini meluruskan peran Soeripto dan juga jasa besar Indonesia dalam membantu rakyat Bosnia.
Beriikutnya, sebagai bentuk dukungan moral dan material atas perjuangan rakyat Bosnia, pak Harto terbang langsung ke Sarajevo, ibukota Bosnia untuk menemui langsung pemimpin Bosnia, Alija Izetbegovic.
Padahal, Pak Harto diingatkan banyak kalangan, termasuk para pakar keamanan PBB perihal resiko perjalanannya. Alih-alih, beliau berwasiat untuk siap menghadapi kematian. Dan selanjutnya, sebuah masjid yang dinamai Istiqlal (Kemerdekaan) didirikan di Sarajevo sebagai hadiah untuk rakyat Bosnia.
Peran Soeripto, keberanian Pak Harto dan jasa rakyat Indonesia sekali lagi menjelaskan jejak keumatan bangsa Indonesia, negeri demokrasi Muslim terbesar di dunia nan kaya dengan sumber daya alam dalam pentas sejarah Islam.
Jejak yang pernah ditorehkan para pendiri bangsa, Bung Karno dan juga menjadi amanat konstitusi kita. Penolakan keikutsertaan tim Israel dalam perhelatan Piala Dunia U20 dan World Beach Games 2023 mengingatkan kita kembali atas janji suci kita kepada cita-cita kebangsaan kita dan Insya Allah menjadi jalan bagi kejayaan Indonesia.
