ANTAH MEMBANTAH TINGKAT TINGGI DIANTARA DUA ORANG ALIM TENTANG AMALAN MAULID NABI


BANTAH MEMBANTAH TINGKAT TINGGI DIANTARA DUA ORANG ALIM TENTANG AMALAN MAULID NABI

Yaitu antara Imam Jalaluddin As Suyuthi Asy Syafi’i dan Imam Al Faqihani Al Maliki, mengutip dari kitab Al Hawi lil Fatawi karya Imam As Suyuthi.

Imam As Suyuthi pro amalan maulid Nabi, sedangkan Imam Al Faqihani kontra amalan maulid Nabi.

Saya dipihak yang pro amalan maulid Nabi tapi menilai Imam Al Faqihani itu bukan orang sembarangan,.. orang yang berilmu tinggi.

Bisa dilihat dari kalimat yang beliau ucapkan:

ﻻ ﺃﻋﻠﻢ ﻟﻬﺬا اﻟﻤﻮﻟﺪ أصلا ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﻭﻻ ﺳﻨﺔ

“Aku tidak tahu asal bagi maulid ini di dalam Al Qur’an dan sunnah…”

Fokus pada kalimat “Aku tidak tahu..”

kalimat itu sederhana tapi dalem maknanya.

Kalimat yang tidak mungkin diucapkan oleh orang-orang dengan keilmuan biasa-biasa saja dari kalangan yang kontra amalan maulid Nabi seperti Wahabi.

Oleh sebab itu ketika Imam As Suyuthi hendak menuturkan perkataan Imam Al Faqihani, Imam As Suyuthi menyertakan doa rahimahullah :

قال رحمه الله…

Berkata Imam Al Faqihani rahimahullah (semoga Allah merahmatinya)…

Qultu : Kalimat “aku tidak tahu” adalah kalimat yang keluar dari lisan orang yang tawadhu dan mengetahui bahwa masalah furu’iyyah yang sifatnya ijtihadiyyah memungkinkan orang lain mengetahui dalil yang tidak diketahui oleh dirinya.

Alias sadar diri bahwa dirinya sendiri bukanlah manusia yang maksum yang maha mengetahui dan bukan manusia yang diberi mandat oleh Allah untuk membenarkan atau menyalahkan hasil ijtihad orang lain.

Selain itu, Imam Al Faqihani tidak berkata “tidak ada dalilnya”,.. ya karena untuk mengatakan demikian harus sudah hafal seluruh kitab-kitab hadits yang ada dimuka bumi, dan itu sulit. Jika belum hafal lalu berkata tidak ada dalilnya, maka hanya akan menampakkan hawa nafsu. Betul, beragama dengan hawa nafsu.

Logikanya “Ko bisa mengatakan tidak ada dalilnya sedangkan anda belum hafal semua kitab hadits yang ada, kan bisa saja ada dalilnya hanya saja anda belum menghafalnya atau belum membacanya…”

Oleh sebab itu dikatakan bahwa kalimat “aku tidak tahu” adalah setengah dari ilmu.

ﻗﺎﻝ اﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﺒﺮ: ﺻﺢ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﺭﺩاء ﺃﻥ: (ﻻ ﺃﺩﺭﻱ) ﻧﺼﻒ اﻟﻌﻠﻢ

“Imam Ibnu Abdil bar berkata : Telah sohih dari Abu Darda, sesungguhnya perkataan aku tidak tahu adalah setengah dari ilmu.”

Dikutip dari Kitab Siyar A’lam An Nubala karya Imam Adz Dzahabi.

Bandingkan dengan perkataan Wahabi, apa mereka pernah mengucapkan kalimat “aku tidak tahu dalilnya” di dalam setiap persoalan yang mereka ingkari ?

Ya tidak pernah, karena gengsi dan itu justru memperlihatkan derajatnya yang masih awam dikalangan ahli ilmu, sekalipun dia disebut ulama atau ustad oleh jama’ahnya.

Abdurrachman Asy Syafi’iy

Leave a comment