Khutbah : Al Akhfiya', Menyembunyikan Amal


Al Akhfiya’, Menyembunyikan Amal

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا
Saudaraku yang dicintai Allah,
Dalam menjaga keikhlasan, generasi salafus sholih adalah teladan. Mereka
mempunyai amalan andalan dan mereka menjaga amalan andalannya agar tidak
terlihat oleh manusia. Mereka
sangat berhati-hati
dalam menjaga kemurnian amalannya. Jangan sampai, dengan atau tanpa sengaja,
amalannya tercampur dengan niat lain kecuali mencari keridhaan-Nya. Hal yang
sangat mereka khawatirkan adalah tercemarnya amalan mereka dengan penyakit hati
seperti riya’, ujub, atau sum’ah. Mereka sangat faham, apabila amalan mereka
tercemar dengan penyakit seperti itu, pahalanya akan hilang musnah hancur lebur
tidak bersisa lagi. Dan di akhirat nanti mereka akan termasuk golongan orang
yang bangkrut. Apabila mereka berjuang dalam dakwah dan jihad, mereka tak
peduli di posisi mana mereka berjuang,depan atau belakang tidak menjadi soal,
mereka tetap teguh berjuang menegakkan kalimat Allah. Itulah hati yang ikhlas,
selalu menyibukkan diri dengan kebaikan, hingga tidak sempat mengorek-orek aib
orang lain. Itulah hati yang ikhlas, yang selalu berfikir bagaimana
mempersembahkan amal terbaik dihadapan Allah, bukan mencari popularitas dan
pendukung.
Saudaraku yang dicintai Allah,
Seorang ulama salaf
memberi nasehat
Tu’rafuna fi
ahlis-sama’ wa tukhfuna fi ahlil ardhi.
(Berusahalah kalian
agar lebih dikenal oleh para penghuni langit, walaupun tak seorangpun penduduk
bumi yang mengenal kalian.  Ulama
tersebut adalah Abdullah bin Mas’ud.
Hal yang
membedakannya dengan penduduk bumi lainya adalah, mereka tidak pernah
memamerkan amalannya, tidak mencari popularitas, tidak membanggakan diri, tidak
menepuk dada, tidak menyombongkan kepandaiannya, dan tidak menonjolkan
keshalihannya. Mereka menjalani hidup dalam keheningan dan kebeningan nurani.
Saudaraku yang dicintai Allah,
Kini, zaman telah
berubah. Manusia senang jika menjadi pusat berita, suka mendapat pujian, suka
mengungkit kebaikan yang pernah dilakukan, sungguh kondisi ini merebak hampir
disemua lini kehidupan. Dengan adanya media sosial terkadang orang melakukan
amalan lalu diupload diberitahukan kemana-mana. Orang-orang yang merahasiakan
amal sangat jarang kita temui, seolah semua ingin dilihat dan diperhatikan oleh
manusia lain.
Tidaklah dilarang
untuk mengekspos amal baik terutama amalan berupa syiar agama seperti adzan,
khutbah jumat, sholat jamaah dll atau amalan yang jika niatnya karena Allah
kemudian agar orang lain. Seperti firman Allah:
وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ
فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ
“Dan jika
kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan
itu lebih baik bagimu.” (QS. Al Baqarah: 271)
Imam Ibnu Katsir
mengomentari ayat ini dalam tafsirnya adalah ayat ini petunjuk bahwa
merahasiakan sedekah lebih utama dari pada menampakkannya, karena
merahasiakannya akan jauh dari riya. ( Tafsir Ibnu Katsir,1/701)
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyebut tipe manusia seperti ini dengan sebutan
Al Akhfiya’ (manusia-manusia tersembunyi). Beliau juga mengatakan Allah ‘Azza
wa Jalla sangat mencintai manusia tipe ini. Mereka tidak pernah peduli apa kata
manusia tentang mereka, sebab -bagi mereka- yang penting adalah apa kata Allah
tentang mereka. Itulah sebabnya, mereka tidak pernah mengalami kegilaan akan
kemasyhuran.
Siapakah mereka al
akhfiya’ ?
Mereka adalah
orang-orang bertakwa, yang bersungguh-sungguh menutupi amal baik mereka karena
takut kepada Allah, menjaga diri dari segala yang merusak amalannya dari sifat
riya, ghurur dan ingin dipuji.
Mereka mungkin ada
dibarisan terdepan dari para pemimpin yang tidak suka popularitas dan
penciteraan, mereka mungkin juga ada dibarisan prajurit yang tidak dikenali,
mereka berjuang dan berjihad,  mereka
ibarat kepulan debu-debu yang beterbangan menggapai ridha Allah.
Mereka adalah kaum
muslimin yang shalat, rukuk dan sujud merendahkan diri dihadapan Allah,
dikeheningan malam, hingga air mata mereka menetes.
Mereka adalah kaum
muslimin yang memperhatikan kondisi kaum miskin dan lemah, memberi bantuan,
menolong dan menyantuni dalam kesunyian manusia.
Mereka adalah
orang-orang yang beramal hanya karena Allah, tidak takut caci maki, hujatan dan
cibiran, karena tujuan mereka hanya Allah, pujian dan cacian tidak menghalangi
mereka untuk berbuat baik.
Mereka yang sujud
dan ruku serta tasbihnya tersembunyi? Mereka yang berhati hati pada ujub dan
riya? Mereka da’i yang tidak terkenal yang tak henti member nasehat? Atau
mereka yang berjalan di waktu malam dan memeriksa keadaan orang miskin?
Ada banyak macam
jenis amalan yang pada prinsipnya mereka adalah hamba Allah yang merahasiakan
diri dan menghindari riya. Pada prinsipnya mereka adalah pribadi yang menyadari
bahwa salah satu syarat diterimanya amal adalah ikhlas. Prinsipnya mereka
adalah pribadi yang lebih suka menyembunyikan amal.
Siapakah mereka al
akhfiya’ ?
Orang-orang yang
merahasiakan amal adalah tidak suka popularitas, mereka beramal dalam
kesunyian, jauh dari hiruk pikuk kepentingan manusia. Penampilan mereka nyaris
diremehkan oleh manusia, namun di sisi Allah ternyata kedudukan mereka sangat
mulia.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رُبَّ أَشْعَثَ
مَدْفُوعٍ بِالأَبْوَابِ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لأَبَرَّهُ
Mungkin saja orang
yang berpenampilan kusut, senantiasa diusir dari pintu rumah orang, akan tetapi
bila bersumpah memohon sesuatu kepada Allah, niscaya Allah mengabulkannya.
(HR. Muslim)
Saudaraku yang dicintai Allah,
Mari kita simak
nasehat para salafus sholeh tentang menyembunyikan amal:
  Abdullah
bin Mubarak  berkata  bahwa 
cintailah kesederhanaan demi menghindarri popularitas, tetapi jangan
menampakkan diri bahwa engkau mencintai kesederhaan itu, sehingga engkau
mengunggulkan dirimu. Sesungguhnya pengakuan sebagai orang zuhud telah
mengeluarkan dirimu dari kezuhudan, karena kamu telah berupaya memperoleh
pengakuan (pujian) orang lain.
Bahkan Muthorrif
bin Abdullah berkata, sungguh , aku
lebih suka sekiranya aku tidur sepanjang malam dan tidur di pagi hari, daripada
aku melaksanakan qiyamul lail di malam hari , lantas bangun pagi dalam keadaan
mengaumi diri.
Sufyan berkata,
bahwa sebab, bila seseorang itu paham agama, pasti tidak memburu kedudukan
sebagai pemimpin (jabatan), yang bisa menyebabkan penyesalan dan kesengsaraaan
bagi pemiliknya pada hari kiamat. Kecuali orang yang mengambil kedudukan tsb
sesuai dengan haknya dan menunaikan hak Allah didalamnya.
Saudaraku yang
dicintai Allah, mengapa kita harus menyembunyikan amal, karena :
1. Jalan ini
(menjauhi popularitas) adalah salah satu manhaj syar’i.
2. Orang Ikhlas kebanyakan
hampir tak terdengar jejak langkahnya, nyaris tidak terekam sejarah kecuali
setelah mereka mati.
3. Ini juga berguna agar
kita tidak mudah menghina saudara kita dan tidak mudah meremehkan kawan
seiring. Sekaligus ini menekan kesombongan. Bahwa boleh jadi saudara kita
sedang menyembunyikan kehebatannya.
4. Topik ini juga memberikan
penekanan pada nilai ikhlas dalam beramal. Terutama di tengah badai budaya pop.
Bahasan tentang Al Akhfiya ini juga dapat membangkitkan gairah membangun
kerahasiaan antara kita dengan Allah swt.
5. Merupakan cara untuk
menjaga keseimbangan di tengah mudahnya kita menonjolkan diri dan membuat
portofolio keunggulan diri.
Saudaraku yang dicintai Allah,
Susah, Iya. Memang.
Jika nilai yang tersembunyi lebih tinggi dari yang tampak, setidaknya kita
‘berbakat untuk menjadi Al Akhfiya.
Sebaliknya, yang lebih suka menonjolkan diri dan malas menguatkan nilai yang
tersembunyi, setidaknya harus bekerja lebih keras untuk menjadi Al Akhfiya
.
Nibras, Mutif, Rahneem dllKita hanya hamba
yang lemah dan jauh kualitasnya dibandingkan para sahabat dan salafush sholeh,
mengapa kita banggakan amal dan dakwah kita. Semoga Allah menerima amal kita
dan menutupi aib kita.
Wallahul muwaffiq
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ
وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ
إِلَيْكَ

hadits menyembunyikan ibadah
sembunyikan ibadahmu seperti kamu menyembunyikan dosamu
sembunyikan ibadahmu sebagaimana engkau menyembunyikan dosamu
sembunyikan amalmu seperti kamu menyembunyikan aibmu
sembunyikan ibadahmu seperti kamu menyembunyikan aibmu
ayat tentang menyembunyikan ibadah
sembunyikanlah ibadahmu seperti kamu menyembunyikan aibmu
biarlah ibadahmu menjadi rahasiamu sebagaimana kamu merahasiakan dosamu

Leave a comment