Khutbah Gerhana dari Kemenag RI


Khutbah Gerhana dari Kemenag RI

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ
الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ
اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى عَبْدِكَوَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَأَمَّا بَعْدُ فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ
اتَّقُوْا اللهَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ
فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ
Jamaah Rahimakumullah,
Marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada
Allah SWT dengan sebenar-benar taqwa, yaitu istiqamah dalam mengerjakan
segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Dengan
demikian, mudah-mudahan kita akan menjadi umat yang terbaik dan unggul
serta mendapat keridhaan Allah SWT di dunia dan di akhirat.
Jamaah Rahimakumullah,
Allah berfirman dalam surah al-Imran ayat 190-191

إنَّ فِي خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ  الَّذِينَ يَذْكُرُونَ
اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي
خَلْقِ السَّمَٰوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا
سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan
sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (QS
Ali Imran:190-191).
Hanya ulil albaab (orang-orang yang berfikir dengan iman) yang
mau merenungi makna gerhana dan mengambil hikmahnya. Gerhana kadang
tampak menakutkan. Secara perlahan matahari menjadi gelap sebagian, lalu
selama beberapa saat matahari berada pada fase gelap total, dan
kemudian secara perlahan kembali pada wujudnya yang cemerlang. Seolah 
matahari “dimakan” sesuatu yang luar biasa. Saat siang sinar matahari
tiba-tiba gelap.  Muncullah berbagai mitos di berbagai masyarakat.
Sebagian masyarakat ada yang percaya dengan mitos bahwa saat gerhana
matahari dimakan raksasa sehingga orang-orang memukul berbagai benda
untuk mengusir raksasa itu. Dan itu dianggap berhasil ketika matahari
kembali benderang.

Sebagian masyarakat percaya juga dengan mitos yang mengaitkan gerhana
dengan pertanda buruk tertentu. Pada zaman Rasululah SAW, mitos itu pun
terekam di dalam beberapa hadits. Saat putra Rasululah SAW, Ibrahim,
wafat terjadi gerhana sebagian di wilayah Madinah. Orang-orang ada yang
mengaitkan kematian Ibrahim dengan kejadian gerhana. Namun Rasulullah
SAW membantahnya dan mengajarkan nilai-nilai tauhid untuk menyikapinya.
Kalau pun ada ketakutan yang muncul, takutlah kepada Allah yang
menciptakan gerhana, bukan takut kepada gerhananya atau mitos-mitos yang
tak jelas logikanya.

Di dalam hadits Abû Burdah dari Abû Mûsâ Radhiyallâhu ‘anhu, dikisahkan peristiwa gerhana di Madinah:

“Ketika terjadi gerhana matahari, Nabi Saw. langsung berdiri terkejut
dan merasa ketakutan kiamat akan datang. Beliau pergi ke masjid dan
melakukan sholat yang panjang berdiri, ruku’, dan sujudnya. Setelah itu
Nabi bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ الله لاَ يَنْخَسَفَانِ
لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا
اللهَ وَكَبّرُوْا، وَصَلُّوا ، وَتَصَدَّقُوْا ……

“Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah tanda-tanda kebesaran Allah, di
mana keduanya tidak akan terjadi gerhana disebabkan karena kematian atau
kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat sesuatu dari gerhana, maka
takutlah dan bersegeralah berdo’a kepada Allah memohon ampunan-Nya,
bertakbirlah dan dirikanlah shalat dan bersedakahlah.” (Muttafaq
‘Alaihi)

Jamaah Rahimakumulah,
Ya, gerhana hanyalah salah satu tanda kebesaran dan kekuasaan Allah.
Dengan sains, kita bisa lebih banyak mempelajari ayat-ayat-Nya di alam
ini. Gerhana memberi banyak bukti bahwa alam ini ada yang mengaturnya.
Allah yang mengatur peredaran benda-benda langit sedemikian teraturnya
sehingga keteraturan tersebut bisa diformulasikan untuk prakiraan. Allah
berfirman:
وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ ۖ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ 


Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus
menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah menundukkan bagimu malam dan
siang
. (QS Ibrahim:33)

Matahari dan Bulan beredar pada orbitnya masing-masing, bagaimana bisa
menyebabkan gerhana? Pada awalnya orang-orang menganggap bumi diam,
bulan dan matahari yang mengitari bumi dalam konsep geosentris. Kemudian
berkembang pemahaman matahari yang diam sebagai pusat alam semesta,
benda-benda langit yang mengitarinya, dalam konsep heliosentris. Bulan
dan Matahari juga dianggap punya cahayanya masing-masing. Tetapi
Al-Quran memberi isyarat, bahwa walau terlihat sama bercahaya,
sesungguhnya bulan dan matahari berbeda sifat cahayanya dan gerakannya.
Allah SWT berfirman:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ
مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ
اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ
يَعْلَمُونَ 


Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan
itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).
Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang
mengetahui.
(QS Yunus:5).

Ayat ini bukan hanya mengungkapkan perbedaan sifat cahaya matahari dan
bulan, tetapi juga perbedaan geraknya. Perbedaan orbitlah yang
menyebabkan matahari tampak tidak berubah bentuknya, sedangkan bulan
berubah-ubah bentuknya sebagai perwujudan perubahan tempat kedudukannya
(manzilah-manzilah) dalam sistem bumi-bulan-matahari. Kini sains bisa
mengungkapkan sifat gerak dan sumber cahaya bulan dan matahari.

Gerak harian matahari dan bulan, terbit di Timur dan terbenam di Barat,
hanya merupakan gerak semu. Karena sesungguhnya bumilah yang bergerak.
Bumi berputar pada porosnya sekali dalam sehari sehingga siang dan malam
silih berganti dan benda-benda langit pun tampak terbit dan terbenam,
seperti halnya matahari dan bulan. Sesungguhnya gerak yang terjadi bukan
hanya bumi yang berputar pada porosnya, tetapi juga matahari dan bulan
beredar pada orbitnya. 
Bulan mengorbit bumi, sementara bumi mengorbit matahari, dan matahari
pun tidak diam, tetapi bergerak juga mengorbit pusat galaksi. Cahaya
matahari berasal dari reaksi nuklir di intinya, sedangkan bulan berasal
dari pantulan cahaya matahari. Efek gabungan sudut datang cahaya
matahari dan sudut tampak dari permukaan bumi menyebabkan bulan tidak
selalu tampak bulat, tetapi berubah-ubah dari bentuk sabit ke purnama
yang bulat, dan kembali lagi ke sabit tipis seperti pelepah kering.
Allah SWT berfirman,
وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ
مُظْلِمُونَ وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ
الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ
كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ
الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ
يَسْبَحُونَ 


Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam,
Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka
berada dalam kegelapan. Dan matahari berjalan di tempat peredarannya.
Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. Dan telah
Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai
ke manzilah yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk pelepah yang
tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak
dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya.
(QS Yaasiin: 37-40).

Walau tampak matahari dan bulan berjalan pada jalur yang sama, tidak
mungkin keduanya bertabrakan atau saling mendekat secara fisik, karena
orbitnya memang berbeda. Perjumpaan bulan dan matahari saat gerhana
matahari hanyalah ketampakkannya, ketika matahari tampak terhalang oleh
bulan yang berada di antara matahari dan bumi. Dan pada saat gerhana
bulan, bulan dan matahari berada pada posisi yang berseberangan sehingga
cahaya matahari yang mestinya mengenai bulan, terhalang oleh bumi.
Bulan purnama menjadi gelap karena bayangan bumi.
Jamaah Rahimakumulah,
Sains menjelaskan fenomena yang sesungguhnya. Sains menghilangkan mitos
dan meneguhkan keyakinan akan kekuasaan Allah. Gerhana kita ambil
hikmahnya, bahwa Allah menunjukkan kebesaran-Nya dan kekuasaan-Nya
dengan fenomena itu. Keteraturan yang luar biasa yang Allah ciptakan
memungkinkan manusia menghitung peredaran matahari untuk digunakan dalam
perhitungan waktu dan digunakan untuk memprakirakan gerhana. Mari kita
buktikan bahwa sains telah memprediksi gerhana pagi ini. Ketika kita
menyaksikan kebenaran prakiraan sains, bukan kebanggaan intelektual yang
kita tunjukkan melainkan ungkapan:

Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci
Engkau (dari segala kekurangan), maka (ampunilah segala kesalahan
penjelahan intelektual kami dan) peliharalah Kami dari siksa neraka.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ
وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
العَلِيْمُ وَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
الُمْسِلِمْينَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ فَيَا فَوْزَ المُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ
التَّائِبِيْنَ


Khutbah Kedua

الحَمْدُ ِللهِ الَّذِى خَلَقَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالقَمَرَ نُوْرًا
وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنأَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ اتَّقُوْا اللهَ
أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ
المُتَّقُوْنَ

Jamaah Rahimakumulah,
Allah SWT berfirman dalam surah al-Qiyamah ayat 6-12:

يَسْأَلُ أَيَّانَ يَوْمُالْقِيَامَةِ  فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ
وَخَسَفَالْقَمَرُ وَجُمِعَالشَّمْسُوَالْقَمَرُ يَقُولُ الْإِنْسَانُ
يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ كَلَّا لَا وَزَرَ إِلَىٰ رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ
الْمُسْتَقَرُّ
“Dia bertanya, “Kapankah hari kiamat itu?,” Maka apabila mata terbelalak
(ketakutan), dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan
bulan dikumpulkan, pada hari itu manusia berkata, “Ke mana tempat lari?”
tidak! Tidak ada tempat berlindung! Hanya kepada Tuhan-Mu tempat
kembali pada hari itu.”
Setelah kita melaksanakan shalat gerhana dan merenungi hikmah di balik
itu, marilah kita akhiri khutbah ini dengan mohon ampunan dan mohon
kekuatan untuk menjejaki kehidupan kita selanjutnya.
إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ
يَاأَيُّهَااَّلذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا  اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وعلى
آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي العَالَمِيْنَ
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ
وَالمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَقَاضِيَ الحَاجَاتِ  وَأَلِّفْ بَيْنَ
قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ
وَعَدُوِّهِمْ , اللّهُمَّ لا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لايَخَافُكَ وَلا
يَرْحَمُنَا , اللّهُمَّ أَعِزَّ الإسْلامَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَذِّلَّ
الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَانْصُرْ
عِبَادَكَ المُؤْمِنِيْنَ رَبَّنَا لاتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ
هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّاب
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ . إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإ حْسَانِ
وَاِيْتَآءِ ذِيْ القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالمُنْكَرِ
وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ
العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ
وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكَمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ
يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

http://www.dutaislam.com/2016/03/contoh-khutbah-gerhana-matahari.html

IKADI KEC NGUTER KAB SUKOHARJO

☘Sekretariat : Jl Raya Solo Wng Km 22 Sukoharjo

☘Butuh Khatib Dai Wilayah Nguter Sukoharjo 📞 081-2261-7316

Gabung channel telegram.me/ikadi_nguter

💈webinfo : http://www.ceramahsingkat.com

💈IG : @ikadi_nguter

💈Telegram : @ikadi_nguter

💈Fb.: Tausiyah Singkat

Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Kec. Nguter Kab. Sukoharjo
Menebar Islam Rahmatan Lil ‘Alamin

Toko Busana Keluarga Muslim
GRIYA HILFAAZ 
Toko Busana Keluarga Muslim

Leave a comment