Khutbah Jum’at: Tanggung Jawab Muslim Memilih Pemimpin


Khutbah Jum’at:
Tanggung Jawab Muslim Memilih Pemimpin

Hadirin sidang jum’ah
-rahimakumullah-

Sejenak kita merenung
perjalanan kehidupan umat Islam di bumi nusantara ini. Saat abad pertama
hijriyah atau abad tujuh masehi, para pedagang Arab yang terkenal dengan
istilah Gujarat memasuki bumi nusantara ini untuk berdagang dan menyebarkan
agama Islam. Agama Islam dibawa mereka dengan cara damai dan terbuka, Islam
rahmatan lilalamin. Masyarakat pribumi terpesona dengan akhlak para pedagang
yang sekaligus Dai ilallah. Mereka masuk Islam dengan suka rela, padahal
sebelumnya mereka tidak mengenal Tuhan, menyembah roh, bebatuan, pepohonan.
Agama nenek moyang kita dahulu dinamakan animisme dan dinamisme.
Dakwah Islam itu
dilanjutkan oleh para auliyaaullah atau Wali Songo. Terutama di kawasan Jawa.
Perlahan Islam dianut oleh masyarakat di seluruh nusantara. Sampai akhirnya
Islam menjadi agama mayoritas di negeri ini. Bahkan saat kolonialisme Barat
menyerbu bumi nusantara, para pahlawan muslim-lah yang membebaskan negeri ini
dari penjajahan dengan pekikan lantang Takbir, Allaaahu Akbar.
Islam masuk bumi
nusantara ini berkat sentuhan para Dai ilallah, dilanjutkan oleh para Wali
Songo, dimerdekakan oleh para pahlawan muslim. Sampai hari ini faktanya
Indonesia menjadi Negara berpenduduk Muslim terbesar di seluruh dunia.
Melanjutkan Perjuangan Pendahulu
Hadirin sidang jum’ah
-rahimakumullah-
Alhamdulillah,
Indonesia sudah merdeka secara fisik. Hampir
lebih
dari 70
tahun kita sudah memperingati kemerdekaan tersebut. Namun, jika kita
mau terbuka, ternyata kita belum merdeka secara hakiki. Kita belum merdeka
secara ekonomi, pendidikan, politik, sosial, dan budaya. Ekonomi kita masih
dikuasai
segelintir orang kaya dan pihak Asing, kekayaan
alam kita masih dinikmati
oleh
perusahaan besar bahkan
pihak Asing. Impor
barang semakin banyak dan Dolar membumbung tinggi dikarenakan hutang yang
membengkak. Bahkan karena besarnya hutang negara maka menurut menteri keuangan setiap
bayi menanggung utang sebesar US$997 per kepala atau sekitar Rp13 juta
. Kehidupan
juga semakin sulit karena sulitnya lapangan kerja dan mahalnya barang-barang
konsumsi.
Pendidikan kita masih
tambal sulam dan mahal, bahkan ada lembaga pendidikan Asing yang tidak bisa
disentuh oleh pemerintahan kita meski terjadi banyak pelecehan seksual terhadap
anak-anak.
Secara politik,
Indonesia masih belum mandiri dan masih disetir pihak Asing (lihatlah bagaimana
kepentingan Asing itu mendekati capres sekarang ini). Secara sosial di negeri
ini masih terjadi ketimpangan juga tindak pidana narkoba, sangat mengerikan.
Berton ton narkoba diselundupkan dari china
dan negara lain, ditahun 2018 BNN menyebut lebih dari 250, dan itu yang akan
merusak generasi kita.
Keamanan sekarang ini pada titik nadir, banyak kriminalitas di sekitar
kita
teroris dan gerakan separatisme yang
mengganggu NKRI
. Secara budaya, kita di jajah oleh budaya Barat, Korea dan  Jepang yang mempertontonkan kehidupan materialisme dan
hedonisme atau serba boleh.
Kesehatan juga semakin mahal karena mengurus
BPJS selain semakin susah juga antri bahkan sekarang banyak rumah sakit yang BPJSnya
belum dibayar.
Maka tanggung jawab
kita sebagai Muslim sekarang ini adalah melanjutkan dakwah para pendahulu kita,
agar negeri ini menjadi merdeka secara hakiki. Merdeka secara hakiki itu
berarti masyarakatnya mampu melaksanakan ibadah secara baik, mengenyam
kesejahteraan dan kemakmuran, dan mendapatkan jaminan stabilitas keamanan.
Itulah yang dirasakan
oleh bangsa Arab sampai saat ini. Allah swt berfirman:
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
﴿١﴾  إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ
وَالصَّيْفِ ﴿٢﴾  فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ
هَـٰذَا الْبَيْتِ ﴿٣﴾
الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَآمَنَهُم
مِّنْ خَوْفٍ ﴿٤﴾
“Karena
kebiasaan orang-orang Quraisy. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim
dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini
(Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar
dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy:1-4)
Indonesia adalah negara kaya raya secara alam
tetapi dibandingkan dengan Arab Saudi atau Jepang yang hampir tidak punya
sumber daya alam yang melimpah kita kalah. Di Arab Saudi misalnya pendidikan
gratis, fasilitas dipenuhi, bahkan mendapatkan beasiswa bulanan dalam jumlah
lumayan besar. Kesehatan di sana gratis dengan fasilitas maju. Infrastruktur
bagus; jalanan lebar dan bagus, seperti jalan tol-nya kita bahkan lebih bagus
mereka, tapi tak berbayar. Masyarakat mereka sejahtera. Padahal kekayaan mereka
hanya minyak. Gunung mereka bebatuan. Tanah mereka tandus. Lautan mereka tidak
seberapa.
Menuju
Indonesia Berkah
Hadirin sidang jum’ah -rahimakumullah-
Kita bangsa Indonesia ini kaya raya, memiliki
segalanya. Tanah kita subur makmur; tongkat dilempar menjadi tanaman. Gunung
kita emas, dieksploitasi sampai anak cucu kita tidak akan habis, seperti yang
berada di Papua. Gunung kita pepohonan lebat menjulang, itu berarti kertas dan
kayu. Itu semua adalah duit. Lautan kita banyak titik minyak juga jutaan
spesies ikan. Minyak kita ada sekitar 150 titik dan yang baru dieksplorasi
60-an titik. Jutaan spesies ikan mestinya menjadikan para nelayan sejahtera,
bukan setiap hari ikan-ikan kita dicuri oleh Asing dengan kapal-kapal canggih.
Indonesia lebih kaya dibandingkan Negara-negara Timur Tengah, karena Allah
sengaja menyiapkan bumi ini untuk hamba-hamba-Nya yang beriman. Allah swt.
berfirman:
إِنَّ الأَرْضَ لِلّهِ يُورِثُهَا مَن يَشَاء
مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya
bumi (ini) kepunyaan Allah; diwariskannya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari
hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang
bertakwa.” (QS. Al-A’raf:128)
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِن بَعْدِ
الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ
“Dan sungguh
telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh,
bahwasanya bumi ini diwarisi hamba-hamba-Ku yang saleh.” (QS. Al-Ambiya’:105)
Bumi nusantara ini dari Sabang sampai Merauke
adalah milik Allah, diwariskan bagi hamba-hamba-Nya yang Beriman, Shalih, dan
Bertaqwa. Menuju Indonesia yang baldathun 
thayyibatun wa Rabbun Ghafuur. Rakyat bisa sekolah dengan gratis sampai
perguruan tinggi. Rakyat bisa berobat tanpa dipungut biasa sepeserpun. Rakyat
kita menikmati pembangunan fisik dan infrastruktur dengan nyaman. Rakyat kita
mendapatkan kesejahteraan dan kemakmuran. Rakyat kita merasakan keamanan.
Memilih Pemimpin
Hadirin sidang jum’ah -rahimakumullah-
Dalam waktu dekat bangsa Indonesia akan
menyelengarakan pemilihan pemimpin. Saat itulah umat Islam wajib menentukan
pilihannya sebagai bentuk tanggung jawab dan peran melanjutkan dakwah yang
sudah dilakukan oleh para pendahulu kita. Sebab, presiden dengan
pemerintahannya akan menentukan nasib umat Islam dan bangsa ini. BBM naik itu
tergantung presiden, cabai naik itu tergantung presiden, narkoba dibasmi itu
tergantung presiden, perzinahan dibasmi itu tergantung presiden. Pendidikan
gratis itu tergantung presiden, kesehatan gratis itu tergantung presiden,
infrastruktur bagus itu tergantung presiden. Indonesia maju makmur sejahtera
itu tergantung presiden dan tentu pemerintahannya serta didukung parlemen.
Umat Islam harus memilih pemimpin yang baik
agamanya, jelas keberpihakannya pada umat Islam, dan didukung oleh ulama, ormas
dan parpol Islam. Bukan pemimpin yang suka berbohong. Bukan pemimpin yang  lebih berpihak kepada orang kaya dan asing,
bukan pada rakyatnya dan  bukan pula pemimpin
yang tidak jelas agamanya, atau kelompok yang jelas-jelas memusuhi umat Islam,
seperti mereka yang telah menolak UU Pendidikan, UU Pornografi, UU Jaminan
Halal, UU Perbankan Islam dst. umat Islam harus memilih pemimpin yang lebih
mendekati pada kriteria kepemimpinan dalam Islam, yaitu Muslim, Mukmin, Shalih,
dan Bertaqwa.
Allah swt berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا
وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.” (QS. Al-A’raf:96)
Kenapa kita harus ikut petunjuk ulama dalam
memilih pemimpin, karena ulama itu tajam mata batinnya, sedangkan kita sering
tertipu dengan pencitraan yang seolah-olah sederhana tertanya menipu rakyatnya.
Memilih pemimpin tidak sekedar yang Muslim
secara KTP saja, karena sepanjang perjalanan kepemimpinan bangsa Indonesia ini
selalu dipimpin oleh Muslim, tapi sampai saat ini bangsa ini masih belum sesuai
yang diharapkan bersama seperti yang saya uraikan di atas. Karena itu, kita
tidak sekedar memilih pemimpin yang Muslim, karena Allah swt pernah menolak
klaim orang Arab badui yang mengaku beriman. Allah swt berfirman:
قَالَتِ
الْأَعْرَابُ آمَنَّا ۖ قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَٰكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا
وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ ۖ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ
وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ
رَحِيمٌ
“Orang-orang
Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah: “Kamu belum beriman,
tapi katakanlah ´kami telah tunduk´, karena iman itu belum masuk ke dalam
hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tak akan mengurangi
sedikitpun pahala amalanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al-Hujurat:14)
Semoga umat Islam di Indonesia melek politik.
Politik adalah bagian dari agama. Politik bagian dari kehidupan umat Islam,
satu kesatuan tidak terpisahkan. Umat Islam harus cerdas dan paham bahwa
siyasah atau politik itu bagian agama. Jangankan memilih presiden, makan saja
Islam mengaturnya. Jangankan politik, ke WC saja Islam mengaturnya. Jika yang
remeh-temeh saja Islam memberi bimbingan, maka hal yang besar dan menentukan
nasib jutaan umat manusia, Islam jauh lebih memperhatikan dan memberikan
arahannya.
Semoga negeri yang kita cintai ini menjadi
negeri “baldatun thoyyibatun wa Rabbun Ghafuur; negeri yang gemah ripah loh
jinawi toto tentrem karto raharjo.” Aamiin
بارك الله لي ولكم في القرأن العظيم, ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم, وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم

Dengan sedikit tambahan

GRIYA HILFAAZ
Busana Muslim Berkualitas
💈webinfo : www.griyahilfaaz.com
💈IG : @griya_hilfaaz

💈Shopee : @griya_hilfaaz

💈Facebook: @griya_hilfaaz

💈Tokopedia: @griya_hilfaaz

💈Bukalapak: @griya_hilfaaz

Toko Busana Keluarga Muslim



SHOPCARTSHOPCARTSHOPCART
SHOPCARTSHOPCARTSHOPCART

Leave a comment