GHAZWUL FIKRI – BAGIAN 1


GHAZWUL FIKRI – BAGIAN 1

URGENSI MEMAHAMI GHAZWUL FIKRI

Ghazwul Fikri atau Perang Pemikiran adalah strategi yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam, terutama dari kalangan Yahudi dan Nashrani untuk melumpuhkan kaum muslimin.

Orang yang pertama kali menyadari pentingnya metode baru dalam menaklukkan Islam adalah Raja Louis IX. Pada abad ke 13 Masehi, setelah ditawan oleh pasukan muslim di Al-Manshuriyah Mesir pada perang salib ke VII, di dalam memoarnya ia menulis: “Setelah melalui perjalanan panjang, segalanya telah menjadi jelas bagi kita, bahwasanya untuk mengalahkan dan menghancurkan kaum muslimin dengan jalan perang konvensional (perang fisik) adalah mustahil. Kerena mereka mempunyai metode yang jelas dan tegas di atas konsep jihad fi sabilillah. Dengan metode ini, mereka tidak akan pernah mengalami kekalahan militer.” Ia melanjutkan: “Barat harus menempuh jalan lain (bukan militer). Yaitu jalan ideologi dengan mencabut akar ajaran itu dan mengosongkannya dari kekuatan, kenekatan dan keberanian. Caranya tidak lain adalah dengan menghancurkan konsep-konsep dasar Islam dengan berbagai penafsiran dan keragu-raguan.”

Raja Louis IX melanjutkan pernyatannya lagi: “Tidak mungkin meraih kemenangan atas umat Islam melalui peperangan fisik. Kita hanya akan bisa mengalahkan mereka, dengan cara sebagai berikut:

1. Menimbulkan perpecahan di kalangan pemimpin umat Islam. Jika sudah terjadi, perluaslah ruangnya sehingga perselisihan ini menjadi faktor yang melemahkan umat Islam.

2. Tidak memberi peluang berkuasanya seorang penguasa yang shalih di negeri-negeri Islam dan Arab.

3. Merusak pemerintahan di negara-negara Islam dengan suap, kerusakan dan wanita sehingga fondasi bangunan terpisah dengan puncak bangunan.

4. Mencegah munculnya tentara yang meyakini hak atas tanah airnya, rela berkorban demi membela prinsip tanah airnya.

5. Mencegah terbentuknya persatuan bangsa Arab di kawasan Arab.

6. Membuat sebuah negara Barat di tengah kawasan Arab, mulai dari Ghaza di sebelah selatan, sampai Antokia di sebelah utara, kemudian ke arah timur, terus memanjang sampai ke Barat.

Maka babak baru memerangi kaum muslimin pun dimulai, yaitu dengan strategi ghazwul fikri atau perang pemikiran ini. Berbagai upaya digunakan untuk mengalihkan umat islam dari agamanya. Kaum barat kemudian membuat langkah-langkah untuk menjauhkan umat islam dari ajarannya. Jika dahulu misi yang mereka bawa dalam perang adalah 3G, yakni Gold, Glory, Gospel. Kini mereka mengusung misi 3F, yaitu Fashion, Food dan Fun dan juga 3S, yaitu Sex, Song dan Sport.

PENGERTIAN GHAZWUL FIKRI

Secara bahasa Ghazwul Fikri berasal dari kata Ghazwah yang berarti peperangan dan Fikri yang berarti pemikiran. Jadi ghazwul fikri adalah perang pemikiran.

Secara istilah Ghzawul Fikri bisa diartikan sebagai penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada di dalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah bercampur aduk dengan hal-hal yang tidak islami. Dalam arti luas Ghazwul Fikri adalah cara atau bentuk penyerangan yang senjatanya berupa pikiran, isme-isme, tulisan, ide-ide, teori, argumentasi, dan propaganda.

Namun demikian ghazwul fikri tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari metode perang yang bertujuan untuk memurtadkan kaum muslimin dari agamanya, jika tidak tercapai, setidaknya mendangkalkan keagamaan seseorang atau masyarakat. Ia bukan merupakan tahapan peperangan, akan tetapi sebagai pelengkap dan penyempurna cara penyerbuan orang-orang kafir terhadap Islam dan umatnya.

SASARAN GHAZWUL FIKRI

Yang menjadi sasaran tentu saja adalah pola pikir, akhlak (perilaku), dan aqidah dari kaum muslimin. Apabila seseorang sering menerima paham sekuler, maka ia pun akan berpikir ala sekuler. Bila seseorang dicekoki dengan pola pikir komunis, materialis, liberalis, kapitalis atau yang lainya, maka merekapun akan cenderung berpikir dengan salah satu paham tersebut. Perang pemikiran dilahirkan dalam bentuk media-media baik cetak maupun elektronik. Dari sana pula timbul persaingan untuk saling memperkenalkan sesuatunya dan semakin banyak iklan maka semua orang akan melihat dan menjadikannya sebagai gaya hidup atau properti dalam menentukan jalan hidupnya.

METODE YANG DIGUNAKAN DALAM GHAZWUL FIKRI

Menurut para pakar yang mengkaji tentang ghazwul fikri, ada beberapa cara atau taktik yang sering dilakukan oleh para penyerbu (orang kafir), antara lain :

1. Tasykik

Tasykik, yaitu menimbulkan keragu-raguan dan pendangkalan dalam jiwa kaum muslimin terhadap agamanya. Yang menjadi sasaran utama dalam metode ini adalah validitas sumber-sumber hukum Islam, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Berbagai teori bohong diungkapkan oleh para orientalis untuk menimbulkan keragu-raguan akan kebenaran wahyu Allah. Mereka menuduh bahwa isi Al-Qur’an sudah tidak rasional agar kaum muslimin tidak lagi mengkajinya.

2. Tasywih

Tasywih, yaitu pengaburan. Adalah upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap Islam dengan cara menggambarkan Islam secara buruk. Seringkali mereka menyematkan gelar seperti teroris, fundamentalis, ekstrimis, islam garis keras, dan lain-lain. Tentunya julukan tersebut tidak hanya sebagai hinaan semata bagi kaum muslimin, melainkan juga salah satu bentuk Tasywih agar kaum muslimin mulai tidak bangga terhadap agamanya sendiri.

3. Tadzwib

Tadzwib, yaitu pelarutan, pencampuradukan antara pemikiran dan budaya islam dengan pemikiran dan budaya jahiliyah. Tujuannya jelas yaitu agar tidak lagi ada jarak pemikiran dan budaya Islam dengan pemikiran dan budaya kufur, sehingga orang Islam tidak tahu lagi mana pemikiran dan budaya Islam dan mana yang bukan.

4. Taghrib

Taghrib, atau pembaratan (westernisasi), yaitu mendorong kaum muslimin untuk menyenangi dan menerima pemikiran, kebudayaan dan gaya hidup orang-orang barat. Taghrib berusaha keras untuk mengeringkan nilai-nilai Islam dari jiwa kaum muslimin dan mengisinya dengan nilai-nilai barat yang menyimpang.

SARANA GHAZWUL FIKRI

1. Pers & Media Informasi

Pers dan media informasi dalam dunia modern, pers menempati posisi yang sangat penting, antara lain adalah dapat membentuk opini umat. Bahkan sering dikatakan bahwa barangsiapa yang menguasai pers, berarti dapat juga menguasai dunia. Kalau yang menguasai pers itu adalah orang mu’min, yang benar-benar paham dengan dakwah dan memang merupakan Da’i, maka pers yang diterbitkanya tentu tidak akan menurunkan tulisan-tulisan yang merugikan Islam, memojokkan kaum muslimin atau menyakiti umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tetapi kenyataan yang membuktikan, di dunia ini tak sedikit pers yang menurunkan aneka bentuk tulisan yang substansi isinya bukan hanya memojokkan Islam, menyakiti hati kaum mukmin, menghina Nabi serta melecehkan Al-Qur’an, tetapi lebih dari sekedar itu. Musuh-musuh Islam telah menggunakan media sebagai corong yang efektif untuk merontokkan keislaman kita. Dan keadaan bisa bertambah buruk lagi, kalau para pemimpin umat Islam bukannya memihak Islam, tapi justru memihak dan membela musuh-musuh Allah subhanahu wa ta’ala. Na’udzu biillah min dzaalik!

2. Pendidikan

Melalui beasiswa pelajar di negeri barat, perlahan mereka menyimpangkan pandangan kita terhadap Islam. Hingga saat ini sudah banyak mahasiswa yang diberi beasiswa kuliah di luar negeri dan ketika kembali sudah menjadi calon tokoh-tokoh kaum liberal.

3. Hiburan & Olahraga

Baik hiburan tradisional maupun modern, hingga reality show sudah mereka manfaatkan. Tidak hanya mendirikan cafe, bioskop, club, lokalisasi, namun juga memanfaatkan radio, televisi, Hp, internet, dan sebagainya. Selain itu mereka juga menyebutkan prestasi olahraga sebagai bentuk kepahlawanan yang pantas dibanggakan, padahal dibalik itu semua banyak perbuatan keji yang ditularkan kepada umat Islam. Seperti judi, minuman keras, menampakkan aurat dan masih banyak lagi.

4. Yayasan & LSM

Dibungkus dalam kemasan Islami seperti bantuan sosial, padahal dibalik itu mereka menawarkan pertukaran harta dengan agama mereka hingga akhirnya masyarakat-masyarakat lemah harta (mustadh’afin) menjadi korban pemurtadan.

DAMPAK DARI GHAZWUL FIKRI

1. Perusakan Akhlak

Diberbagai media massa, musuh-musuh Islam melancarkan program-program yang bertujuan merusak akhlak generasi muslim mulai dari anak-anak, remaja, maupun dewasa. Diantara perusakan itu adalah lewat majalah, televisi, serta musik. Dalam media-media tersebut selalu saja disuguhkan penampilan tokoh-tokoh terkenal yang pola hidupnya jelas-jelas jauh dari Islam. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup dan ucapan-ucapan yang mereka lontarkan. Dengan cara itu mereka telah berhasil membuat idola-idola baru yang membuat generasi Islam berkiblat kepada mereka.

2. Melarutkan Kepribadian Islam

Akibat dari itu semua lahirlah generasi muslim yang tidak berkepribadian. Mereka menjadi tidak percaya diri untuk menampakkan identitas keislamanya. Nama-nama, model pakaian, bahasa, gaya hidup, pola pikir, semuanya mereka ganti dengan kebudayaan impor dari barat. Bahkan sebagian mereka mengatakan apabila kita ingin maju maka kita harus menjiplak barat seutuhnya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَدُّوْا لَوْ تَكْفُرُوْنَ كَمَا كَفَرُوْا فَتَكُوْنُوْنَ سَوَآءً

“Mereka ingin agar kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir sehingga kamu menjadi sama (dengan mereka).” (QS. An-Nisa (4) : 89)

3. Pemurtadan

Ini adalah program utama dan yang paling jelas dari ghazwul fikri. Setelah hilang semangat keislamanya dan dilanjutkan tumbuhnya kekaguman akan peradaban barat yang semu, maka tahapan selanjutnya adalah menggiring hati kaum muslimin untuk keluar dari agamanya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّٰى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْـنِکُمْ اِنِ اسْتَطَاعُوْا ۗ وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْـنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ کَافِرٌ فَاُولٰٓئِكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ وَاُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

“Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barang siapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah (2) : 217)

UPAYA MENANGKAL GHAZWUL FIKRI

1. Kenali musuh dan tingkatkan kemampuan diri

2. Kritis dalam menyaring informasi dari media. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an, surat Al-Hujurat (49) ayat 6:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ جَآءَكُمْ فَاسِقٌ بِۢنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْۤا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِۢجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”

Jangan lagi mudah percaya dengan pemberitaan dari media-media yang sudah jelas-jelas sering berbohong, menebar Hoax, dan menyudutkan umat Islam.

3. Taktik bertahan dan menyerang. Perang itu adalah konfrontasi, ketika musuh menyerang kita, maka kita balas dengan balik menyerang. Ketika musuh menyerang kita, dan kita diam tidak membalas serangan mereka, maka ini namanya pembantaian. Perang opini, lawan dengan opini lagi, dan seterusnya.

Jika sudah tahu semua tentang ghazwul fikri, cara kerja, sasaran, dan dampaknya maka mulai dari sekarang kita tingkatkan pemahaman keislaman kita secara kaffah. Jangan pernah ragu-ragu untuk menampakkan identitas keislaman kita. Dan jangan lupa selalu membaca dan mengkaji Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan manhaj yang benar, karena itulah kekuatan utama umat Islam.

Wallahu Ta’ala A’lam

Leave a comment