Hukum Memperbanyak Dzikir ketika Imam Membaca Surat Pendek


“Bolehkah memperbanyak dzikir seperti istighfar atau tasbih ketika imam terlalu panjang saat membaca surat (setelah membaca Al Fatihah) pada shalat sirriyyah (sholat-sholat yang imam membaca bacaannya tidak terdengar keras) ?”

Seorang rekan penyuluh agama pernah mempertanyakan kepada kami tentang apakah diperbolehkan memperbanyak dzikir seperti istighfar atau tasbih ketika imam terlalu panjang saat membaca surat (setelah membaca Al Fatihah) pada shalat sirriyyah (sholat-sholat yang imam membaca bacaannya tidak terdengar keras) seperti Zhuhur atau Ashar ?

Dalam menanggapi pertanyaan di atas kami mencoba untuk menghubungi beberapa masyayikh di timur tengah melalui via WhatsApp agar lebih jelas dan mantap dalam menyikapi duduk perkara permasalahan ini, dan berikut jawabannya :

  1. Menurut Sayyid Hasan Saqqaf (Seorang ulama asal Yordania bermadzhab Syafi’i) :

الحمد لله
السنة أن يخفف الإمام على المأمومين وينبغي أن تنصحوه في هذه القضية .. والأذكار كالاستغفار وغيره لا يبطل الصلاة ولا يكره فيها.
والله اعلم

“Segala puji bagi Allah. Adapun yang Sunnah dalam masalah ini hendaknya imam tersebut meringankan bacaannya atas para makmumnya dan sepatutnya ini menjadi nasihat bagi para imam dalam permasalahan ini.. adapun dzikir-dzikir seperti istighfar dan selainnya maka tidak membatalkan shalat dan tidak pula makruh saat dalam shalat. Waallahu A’lam”

  1. Menurut Syaikh Muhammad Syaibah Qosim Al Ahdal (asal Yaman dan bermadzhab Syafi’i)

وعليك السلام ورحمه الله وبركاته
الاصل يجب التخفيف على الناس وهذا هو السنة وعليه يثاب الإنسان لقوله صلى الله عليه وسلم ((أيكم ام الناس فليخفف فإن فيهم الضعيف والكبير وذو الحاجة ))
سواء كانت سرية أو جهرية لكي لا ينفر الناس من صلاة الجماعة

لكن لو طول امامك وانت قرات سورة وهو ما زال يقرأ فيجب عليك أن كنت لا تحفظ سور كبيرة تكرير سورة من سور القران حتى مائة مرة مثل الاخلاص أو أي سورة ولا حرج

اما ترديد الاستغفار بعد الفاتحة فهذا لا يجوز لأنه مخالف للسنة

فالافضل الاشتغال بسورة صغيرة حتى يركع الامام كسورة الاخلاص
فالنص ورد بقراءة ما تيسر من القران والاستغفار والاذكار لا يشمله

وما تكرير سورة في كل ركعة أو صلاة فلا حرج في ذلك بل هو من السنة التي أقرها رسول الله صلى الله عليه وسلم
فقد جاء الصحابة وقالوا يا رسول فلان يقرأ سورة الإخلاص في كل ركعة فدعاه الرسول وسأله عن ذلك فقال له اني احبها فقال له حبك لها ادخلك الجنة
ومن هذا يأخذ بأن تكرار سورة بعد الفاتحة مرات أو في كل صلاة وركعة جائز ومن السنة

فمن يطول امامه يلزمه تكرار اي سورة لكي لا يشتغل قلبه ويغفل عن صلاة ويذهب الخشوع والله اعلم

“Waalaikumussalam Warohmatullahi Wabarokatuh. Adapun asalnya (yang sesuai tuntunan syariat) wajib bagi imam untuk meringankan bacaannya atas manusia (para makmum) yang dipimpinnya dan ini termasuk kesunnahan, sehingga diberikan pahala bagi orang yang melakukannya karena bersesuaian dengan hadits Nabi Muhammad SAW : ((hendaklah kalian ringankan bacaan kalian bila kalian mengimami manusia, sesungguhnya diantara mereka terdapat orang yang lemah, dan renta serta orang yang memiliki hajat)) yang demikian itu sama saja baik dianjurkan pada saat di waktu shalat sirriyyah (yang dibaca pelan bacaannya) dan shalat jahriyyah (yang dibaca keras bacaannya) agar manusia tidak berlari meninggalkan shalat berjama’ah.

Akan tetapi apabila imammu memanjangkan bacaannya sedangkan engkau telah selesai membaca surat dan ia masih tetap dalam bacaan suratnya, maka wajib bagimu apabila engkau bukan seorang yang hafal surat-surat yang besar (panjang-panjang ayatnya), sebaiknya engkau ulangi surat pendek dari surat-surat di dalam Al Qur’an seperti surat Al Ikhlas meski hingga seratus kali atau surat apa saja yang engkau hafal. Dan hal itu tidaklah mengapa.

Adapun memperbanyak istighfar setelah membaca Al Fatihah maka yang demikian ini tidak diperbolehkan karena hal ini menyelisih kesunnahan.

Yang utama adalah menyibukkan diri dengan membaca surat-surat yang pendek sampai imam melakukan ruku’ seperti surat Al Ikhlas.

Adapun Nash yang Warid adalah dengan membaca sesuatu yang ringan daripada ayat-ayat suci Al-Qur’an dan adapun istighfar serta dzikir-dzikir yang lainnya maka hal itu tidak mencakup.

Adapun mengulangi sebuah surat di dalam setiap roka’at atau di dalam shalat maka yang demikian itu tidaklah mengapa, bahkan termasuk daripada kesunnahan hal ini sebagaimana yang pernah dinyatakan oleh Baginda Rasulullah SAW ketika datang beberapa sahabat dan mereka memberikan laporan bahwa si fulan selalu membaca surat Al Ikhlas disetiap roka’at, maka kemudian Rasulullah SAW pun memanggilnya dan bertanya kepadanya tentang hal tersebut, kemudian ia menjawab “aku menyukainya/mencintainya (surat Al Ikhlas)”, kemudian Rasulullah SAW bersabda “sesungguhnya kecintaanmu terhadap surat Al Ikhlas adalah hal yang memasukkanmu kedalam surga Allah SWT”.

Dan dari sini diambil kesimpulan bahwa mengulangi sebuah surat setelah membaca Al Fatihah secara berulang-ulang atau di tiap shalat dan tiap roka’at hal tersebut hukumnya boleh dan termasuk dari sunnah.

Maka barangsiapa yang imamnya memanjangkan bacaannya saat shalat hendaknya ia mengulangi surat apa saja yang ia baca agar hatinya tidak sibuk dan lalai dengan hal lainnya yang memalingkannya dari shalat dan menghilangkan kekhusyukan. Waallahu A’lam”

  1. Menurut Syaikh Dr. Ahmad Mushthofa Sayyid Mushthofa (asal Suriah bermukim di Turki dan bermadzhab Hanafi)

Dalam madzhab Hanafi tidak sah dan batal sholatnya bila ada yg membaca bacaan lain selain bacaan sholat selain di waktu sujud terakhir dan waktu di penghujung tasyahhud akhir. (Adapun keterangannya sebagaimana yang beliau kirimkan kepada kami, beliau mengutip dari kitab “Fathu Babil ‘Inayah Lil Imam Al Qori”, dan akan kami cantumkan foto teks/ibarot kitabnya dibawah tulisan ini)

  1. Menurut Syaikh Dr. Athiyyah Mushthofa Husain Al Aswani (salah seorang dosen fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar Cairo Mesir yang bermadzhab Maliki dan termasuk salah satu masyayikh thoriqoh Ja’fariyyah di Mesir)

فى الصلاة السرية عندنا فى مذهب السادة المالكية يندب للمأموم أن يقرأ خلف إمامه حتى لا يشغل بشىء خارج الصلاة
لكن الدعاء مكروه إلا فى السجود وبين السجدتين وبعد التشهد الأخير كل ذلك دون أن يتأخر المأموم عن اتباع إمامه والله أعلم

“Dalam shalat sirriyyah (shalat yang dibaca pelan bacaannya seperti Zhuhur dan Ashar) menurut madzhab kami madzhab saadah Malikiyyah bahwa disunnahkan bagi makmum untuk membaca dibelakang imam sehingga ia tidak sibuk dengan sesuatu yang ada diluar shalat. Akan tetapi mengenai do’a maka makruh dilakukan kecuali di saat sujud terakhir dan setelah tasyahhud akhir. Setiap hal itu dapat dilakukan dengan catatan atau syarat seorang makmum tidak terlambat dari mengikuti imamnya. Waallahu A’lam”

  1. Menurut Sidi As Sayyid Muhammad As sa’dani (bermadzhab Syafi’ tinggal di Cairo Mesir, murid sekaligus khodim Syaikhus Syafi’iyah Mesir “Syaikh Abdul Aziz As Syihawi”)

لا تبطل لا بأس به لكن الأحسن أن يقرأ القرآن أكثر

“Tidak batal shalatnya dan tidak mengapa, akan tetapi yang lebih bagus adalah makmum tersebut memperbanyak bacaan Al Qur’an (saat menunggu imamnya menuju ruku’)”.

  1. Menurut Syaikh Dr. Muhammad Darwisy (dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Imam Syafi’i Cianjur Jawa barat asal Suriah tinggal di Jawa Barat dan bermadzhab Syafi’i).

“Yang sesuai Sunnah adalah imam tersebut bijaksana serta meringankan shalatnya (tidak terlalu memanjangkan bacaannya setelah Al Fatihah). Sebab bila imam tersebut tidak mendapatkan keridhoan jama’ahnya malah hal tersebut berhukum makruh (karena menyelisihi kesunnahan). Adapun membaca istighfar atau tasbih secara banyak pada saat di imami oleh imam yang memanjangkan bacaannya tersebut maka hal itu tidak membatalkan dan tidak makruh sama sekali dengan catatan bacaan-bacaan tersebut tidak menggangu orang-orang yang shalat di sekitar makmum tersebut. Waallahu A’lam”.

Selasa, 7 Februari 2023
Ba’da Zhuhur
PAH KUA Kec. Sukarami Palembang
Amrullah Pandu Satriawan

Leave a comment