MAA ANTAL A`DHO


MAA ANTAL A`DHO
(Apakah kamu layak disebut kader?)

“Akhy sejak kapan antum liqo?
Dengan malu-malu al akh yang ditanya saat itu menjawab “sudah sejak SMA ustad”
“Sudah sepuluh tahun ya tak terasa ane ikut jama`ah ini” lanjut al akh tersebut.
Apa ya yang telah ane lakuin untuk jamah ini? Al akh tersebut sedikit menerawang….jauh..

“Wuah semangatnya luar biasa ya, mobile banget ya beliau!”
“Padahal liqonya baru dua tahun ya, tapi subhanalloh…..” Decak kagum seorah ikhwah kepada sahabatnya yang liqonya mungkin bisa dikatakan agak terlambat dibandingkan teman-teman seangkatan kuliahnya.
__________________________________

Dialog imajener diatas setidaknya sedikit menggambarkan keadaan tarbiyah seorang kader dakwah. Sudah sangat dipahami oleh masyarakat tarbiyah bahwa lama tidaknya kita tarbiyah bukanlah sebuah “jaminan” untuk menilai seberapa besar kontribusi dan komitmennya terhadap jalan dakwah ini. Tapi pembinaan adalah suatu proses yang dilakukan terus menerus, tidak dalam waktu singkat. Berarti waktu yang dibutuhkan untuk tarbiyah menjadi salah satu konstanta yang penting dalam pembentukan seorang kader itu sendiri.

KARAKTER KADER DAKWAH

1.Haa Milul A`baa (Siap Memikul Beban)

Sebagai seorang kader selayaknya kita sudah siap untuk memikul beban yang diamanahkan kepada kita. Amanah dakwah yang dibebankan kepada kita, kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Alloh SWT. Ketika amanah yang dipikulkan di pundak kita semakin bertambah, mintalah kepada Alloh untuk dikuatkan pundak kita, bukan meminta untuk mengurangi amanah yang telah dipikulkan kepada kita.

2. Ad Da`I (Dai/pelaku dakwah)

Sorak-sorak penuh hinaan dimuntahkan oleh ribuan supporter ketika tim andalan mereka gagal mencetak gol. “ begitu saja tidak bisa!” , “Coba kalo tadi diumpan ke kanan, pasti jebol tuh gawang!” nada-nada miring yang senantiasa menghiasi telinga kita saat nonton sepak bola. Itulah kekuatan penonton. Mengkritik dan selesai! Apa kontribusinya? Apa solusi yang ia berikan selain hanya mengkritik dan menyesali nasibnya, yang menurut dia kurang hoki misalnya.
Kader harus menjadi pelaku dakwah. Bukanlah seorang kader jika dia bisanya hanya mengkritik Saudaranya yang sedang “berperan” di medan dakwah. Jangan jadi penonton! Jadilah pelaku. Dengan begitu estafet dakwah akan semakin luas dan menyebar ke segala penjuru.

3. Al Musabiq (petarung)

Tidak mudah berputus asa akan rahmat Alloh, tidak letoy menjalankan amanah dakwah. Senantiasa membuat segalanya terorganisir dengan baik dan terprogram adalah salah satu ciri seorang kader.

4. Al Amalul Jama`i

Bahwasannya betapapun berpotensinya seseorang belum dapat dikatakan sebagai kader sebelum ia menyadari betapa pentingnya untuk beramal bersama-sama. Sebuah bangunan dapat dikatakan sebagai bangunan jika ia tersusun dari berbagai komponen yang berbeda. Bangunan itu akan menjadi kokoh jika semen, batu bata, pasir dan kerikil saling “berpegangan erat” menopang satu sama lain. Belum dapat dikatakan sebuah bangunan jikalau ada setumpuk batu bata saja. Ataupun ada satu butir kerikil yang sangat bagus kualitasnya, namun ia tidak mau bergabung dengan bahan bangunan yang lainnya. Seperti halnya sebuah bangunan, seseorang akan disebut kader jika ia mampu memerankan perananya masing-masing sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan begitu bangunan jama`ah akan semakin kokoh dan kuat menghadang “terpaan badai” darimanapun.

Empat hal itulah yang menjadi karakter seorang kader. Butuh waktu memang untuk menyematkan semua karakter itu ada pada diri seseorang. Butuh keuletan dan ketelatenan yang besar untuk membentuk jundi-jundi Alloh seperti itu.
Sekarang tinggal kita yang memilih, kita mau “numpang keren” saja di jama`ah ini ataukah kita betul-betul bisa menjadi kader yang menjadi harapan ummat.

Taujih Ust Royyan

6 thoughts on “MAA ANTAL A`DHO

  1. Bagus artikelnya.Koreksi sedikit ya, biar lebih OK :)1. Yang betul حَامِلُ اْلأَعْباء (Haamilul A’baa / memikul beban), bukan حامل الأعضاء (Haamilul A’dho / memikul kader)2. al-Musabiq (اَلْمُسَابِقُ) bukan al-Masabiq (اَلْمُسَابِقُ)Wallahu a’lam

    Like

  2. hikmatusyabab said: Bagus artikelnya.Koreksi sedikit ya, biar lebih OK :)1. Yang betul حَامِلُ اْلأَعْباء (Haamilul A’baa / memikul beban), bukan حامل الأعضاء (Haamilul A’dho / memikul kader)2. al-Musabiq (اَلْمُسَابِقُ) bukan al-Masabiq (اَلْمُسَابِقُ)Wallahu a’lam

    jazakallah ustadz

    Like

Leave a comment