JANGAN CARI SUAMI HAPAL AL QUR’AN


Para akhwat sejatinya akan mengetahui bahwa setelah menikah, mereka tidak perlu lagi suami yang tampan, punya stemple penuntut ilmu, lulusan kampus Timur tengah, atau bahkan seorang ustadz. Semua itu tidak ada berguna ketika dirinya tidak menemukan praktek pernikahan yang sakinah.

Mereka akan sadar bahwa mereka hanya butuh sosok suami yang taat, membimbing, mau saling belajar dan menasehati, bertanggung jawab terutama dalam nafkah, serta mempergauli istri dengan Akhlak yang baik. Tidak perlu harus jago Bahasa Arab, mutqin hafalannya, atau pernah mulazama ke Syaikh Fulan dan Allan.

Semua akan semakin terlihat ketika dirinya mulai Hamil. Tak berdaya untuk memenuhi kewajiban sebagai istri terutama dalam pekerjaan rumah tangga. Dia hanya butuh suami mau menurunkan ego kemudian sigap menyiapkan kebutuhannya, mau memasak untuknya, mencucikan bajunya, serta melaksanakan perkejaan yang selama ini dianggap remeh remeh olehnya.

Akhirnya semua menjadi jelas ketika sang buah hati lahir. Tidak ada lagi Aku dan kamu. Yang ada hanyalah Kita. Kita yang bekerja Tim bergantian mengurus si kecil. Kita yang bergantian begadang Malam. Kita yang sepenuhnya memberikan kasih sayang bagi sang anak. Tidak berguna lagi titel atau nama yang terkenal ketika berhubungan dengan kewajiban bersama.

Ingat. Pernikahan itu Ilmu praktek bukan teori semata. Oleh karena itu, yang ditekankan oleh Nabi adalah Akhlak dari Calon Suami.

Berapa banyak mereka yang menyesal menolak orang biasa-biasa demi menerima pinangan sosok penuntut ilmu tapi nol besar.

Berapa banyak mereka yang bahagia karena melepas ego mencari pasangan sempurna demi rumah tangga yang sehat dan harmonis.

Semoga Allah memberikan kepada kita pasangan yang baik dan membantu Kita senantiasa taat kepada-Nya.

JIHAN MUHAMMAD SALIK

yg anak laki siapkan bukan hanya ahli agama, atau hafid quran
Tetapi ajari jg bagaimana bertanggung jawab kpd keluarga terutama nafkahnya

Leave a comment