Apakah Mencintai Rasulullah SAW Identik dengan Mengikutinya?


Apakah Mencintai Rasulullah SAW Identik dengan Mengikutinya?

Danang Kuncoro Wicaksono

Sebagian orang menganggap bahwa mencintai Nabi berarti mengikutinya saja, baik dengan melakukan perintahnya maupun menjauhi larangannya. Mereka mengatakan: Kamu tidak mungkin jadi pecinta Nabi kecuali kalau kamu mengikutinya.

Ini salah, sebab:

Pertama, karena kita tidak maksum. Setiap kita pasti pernah menyelisihi Rasulullah SAW dalam banyak hal, baik perintah maupun larangannya. Andai ukuran cinta dilihat dari mengikuti beliau, alangkah banyaknya umat Islam yang dianggap tidak mencintai Rasulullah SAW.

Kedua, cinta Rasul adalah spirit yang menggerakkan seseorang untuk mengikutinya. Andai tak ada cinta, kita takkan mengikutinya. Andai ada orang mengikuti beliau tanpa cinta, takkan berguna amalannya. Seperti orang-orang munafik yang mengikuti Rasul dalam solat, jihad dan lain-lain secara terpaksa. Mereka tidak mencintai Rasul, maka mereka rugi dan celaka di akhirat. Amalan mereka sia-sia tak berpahala. Jadi, cinta berbeda dengan mengikuti. Cinta adalah spirit penggerak untuk mengikuti.

Ketiga, Nabi menjadikan cinta sebagai tolok ukur keimanan sejati seseorang. Beliau bersabda, “Tidak beriman seseorang di antara kamu sehingga ia lebih mencintai aku daripada ayahnya, anaknya dan semua orang.” Cinta adalah amalan hati. Jadi, yang harus ditundukkan adalah hati sebelum anggota tubuh lainnya. Rasul bersabda, “Tidak beriman seseorang di antara kamu sehingga keinginan hatinya mengikuti ajaran yang aku bawa.”

Keempat, ada seorang sahabat bernama Ibnu Nu’aiman. Ia berkali-kali dihadapkan kepada Rasul untuk dihukum karena pelanggaran yang ia lakukan. Ketika ada seseorang yang melaknatnya, Rasul melarangnya dan bersabda, “Jangan kamu laknat dia, sesungguhnya dia mencintai Allah dan RasulNya.” Rasul melarang sahabat melaknatnya padahal jelas-jelas ia telah menyelisihi aturan agama. Andaikan cinta identik dengan mengikuti, Rasul takkan bersaksi demikian.

Jadi, kita harus mencintai Rasul, memuliakan beliau dan mengagungkan beliau, meskipun kita masih sering meninggalkan perintah-perintah beliau dan melakukan larangan-larangan beliau. Kita harus mencintai beliau sambil terus berusaha mengikuti sunnah-sunnahnya. Semoga cinta kita ini bisa menebus kekurangan-kekurangan kita dalam mengikuti sunnah-sunnahnya.

Semoga Allah menganugerahkan kita cinta kepada beliau dan semoga solawat serta salam selalu terlimpahkan kepada beliau. Amin.

Leave a comment