Khutbah : Keutamaan Masjid dan Mengembalikan Fungsi Masjid


Keutamaan Masjid dan Mengembalikan Fungsi Masjid

Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati oleh
Allah swt ….
Ketika Rasulullah Saw. berhijrah ke Madinah, ada
tiga langkah pertama kali yang beliau lakukan
yaitu
Mendirikan Masjid
Pada
masa Rasulullah Saw, ketika beliau sampai di kota Madinah dalam perjalanan
hijrah yang panjang, beliau tidak mendirikan istana sebagai tempat kediamannya,
atau mendirikan benteng untuk pertahanan dari serangan kafir Quraisy atau
membangun pasar guna menghidupkan perekonomian umat. Masjid pertama yang
dibangun oleh Rasulullah Saw. adalah Masjid Quba’, kemudian disusul dengan
Masjid Nabawi di Madinah.
·      Mempersaudarakan Muhajirin & Anshor
Saat
kaum Muhajirin berhijrah ke Madinah tidak membawa seluruh harta. Sebagian besar
harta mereka ditinggal di Makkah, padahal mereka akan menetap di Madinah. Ini
jelas menjadi problem bagi mereka di tempat yang baru. Terlebih lagi, kondisi
Madinah yang subur sangat berbeda dengan kondisi Makkah yang gersang. Keahlian
mereka berdagang di Makkah berbeda dengan mayoritas penduduk Madinah yang
bertani. Tak pelak, perbedaan kebiasaan ini menimbulkan permasalahan baru bagi
kaum Muhajirin, baik menyangkut ekonomi, sosial kemasyarakatan, dan juga
kesehatan. Mereka harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Sementara itu, pada
saat yang sama harus mencari penghidupan, padahal kaum Muhajirin tidak memiliki
modal. Demikian problem yang dihadapi kaum Muhajirîn di daerah baru.
Melihat kondisi kaum Muhajirin,
dengan landasan kekuatan persaudaraan, maka kaum Anshâr tak membiarkan
saudaranya dalam kesusahan. Kaum Anshâr dengan pengorbanannya secara total dan
sepenuh hati membantu mengentaskan kesusahan yang dihadapi kaum Muhajirin.
Pengorbanan kaum Anshâr yang mengagumkan ini diabadikan di dalam Al-Qur`ân,
surat al-Hasyr/59 ayat 9 :
وَالَّذِينَ
تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالإيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ
إِلَيْهِمْ وَلا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ
عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ
فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan
telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai
orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam
hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin);
dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri.
Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Berkaitan dengan ayat di atas,
terdapat sebuah kisah sangat masyhur yang melatarbelakangi turunnya ayat 9
surat al-Hasyr. Abu Hurairah Radhiyallahu anhu
menceritakan:
Ada seseorang yang mendatangi
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (dalam keadaan lapar), lalu beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim utusan ke para istri beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam . Para istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab: “Kami tidak memiliki apapun kecuali air”. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapakah di antara kalian yang ingin menjamu orang
ini?” Salah seorang kaum Anshâr berseru: “Saya,” lalu orang Anshar ini membawa
lelaki tadi ke rumah istrinya, (dan) ia berkata: “Muliakanlah tamu Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam !” Istrinya menjawab: “Kami tidak memiliki apapun
kecuali jatah makanan untuk anak-anak”. Orang Anshâr itu berkata: “Siapkanlah
makananmu itu! Nyalakanlah lampu, dan tidurkanlah anak-anak kalau mereka minta
makan malam!” Kemudian, wanita itu pun menyiapkan makanan, menyalakan lampu,
dan menidurkan anak-anaknya. Dia lalu bangkit, seakan hendak memperbaiki lampu
dan memadamkannya. Kedua suami-istri ini memperlihatkan seakan mereka sedang
makan. Setelah itu mereka tidur dalam keadaan lapar. Keesokan harinya, sang
suami datang menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Malam ini Allah tertawa atau ta’ajjub
dengan perilaku kalian berdua. Lalu Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat-Nya,
(yang artinya): dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri
mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan
siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang
beruntung –Qs. al-Hasyr/59 ayat 9. [HR Bukhari]
Atau
kisah
kisah ‘Abdurrahmân bin ‘Auf Radhiyallahu anhu dengan
Sa’ad bin Rabi’ Radhiyallahu anhu . Sa’ad Radhiyallahu anhu berkata kepada
‘Abdurrahmân Radhiyallahu anhu : “Aku adalah kaum Anshâr yang paling banyak
harta. Aku akan membagi hartaku setengah untukmu. Pilihlah di antara istriku
yang kau inginkan, (dan) aku akan menceraikannya untukmu. Jika selesai masa
‘iddahnya, engkau bisa menikahinya”.
Mendengar pernyataan saudaranya
itu, ‘Abdurrahmân Radhiyallahu anhu menjawab: “Aku tidak membutuhkan hal itu.
Adakah pasar (di sekitar sini) tempat berjual-beli?”
Lalu Sa’ad Radhiyallahu anhu
menunjukkan pasar Qainuqa’. Mulai saat itu, ‘Abdurrahmân Radhiyallahu anhu
sering pergi ke pasar untuk berniaga, sampai akhirnya ia berkecukupan dan tidak
memerlukan lagi bantuan dari saudaranya.[HR Bukhari]
Ibnu Sa’ad dengan sanad dari
syaikhnya, al-Waqidi rahimahullah menyebutkan, ketika Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mempersaudarakan antara sebagian kaum Muhajirin dengan sebagian lainnya, dan
mempersaudarakan antara kaum Anshâr dengan kaum Muhajirin. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersaudarakan mereka dalam al-haq, agar saling
menolong, saling mewarisi setelah (saudaranya) wafat. Saat deklarasi itu,
jumlah mereka 90 orang, terdiri dari 45 kaum Anshâr dan 45 kaum Muhajirin. Ada
juga yang mengatakan 100, masing-masing 50 orang.
·    
Membuat
konsensus Piagam Madinah
Aturan yang berkaitan dengan Kaum Muslimin,
yang berkaitan dengan Kaum Musyrik, yang berkaitan dengan Yahudi
Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati oleh
Allah swt ….
Masjid
secara bahasa : rumah untuk sholat, dan tempat sujud anggota badan manusia. ( Kitab
Mausu’ah Fiqhiyah
)
Berkaitan
dengan masjid di jaman Rasulullah. Rasulullah telah mengembangkan peran masjid
dari sekadar rumah ibadah menjadi tempat pengkajian Islam pada abad ketujuh,
kemudian menjadi madrasah pada abad kesepuluh, dan akhirnya universitas. Perkembangan
peran tersebut, termasuk pendidikan moral atau karakter telah menjadi bagian
dari keseluruhan peran yang dimainkan oleh masjid.
Begitu juga Rasulullah saw dalam banyak
hadistnya telah menjelaskan kepada kita umat Islam akan pentingnya lingkungan
untuk menjaga keyakinan dan ibadah kita …
Salah satunya adalah hadist Abu Musa Al
Asy’ari bahwasanya Rasulullah saw bersabda :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ
السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ وَكِيرِ الْحَدَّادِ لَا يَعْدَمُكَ مِنْ
صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ وَكِيرُ الْحَدَّادِ
يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Perumpamaan orang yang bergaul
dengan orang shalih dan orang yang bergaul dengan orang buruk seperti penjual
minyak wangi dan tukang tempa besi, Pasti kau dapatkan dari pedagang minyak
wangi apakah kamu membeli minyak wanginya atau sekedar mendapatkan bau
wewangiannya, sedangkan dari tukang tempa besi akan membakar badanmu atau
kainmu atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap”. ( HR Bukhari, no
: 1959 dan Muslim, no : 4762)
Adapun lingkungan yang paling baik dan
kondusif untuk menjaga fitrah dan keimanaan kita untuk saat ini dan pada zaman
modern ini  adalah masjid…masjid adalah
tempat yang suci dan di dalamnya selalu dilantukan ayat-ayat Allah.. di
dalamnya orang-orang sujud kepada kepada Allah.. mengharap ridho dan
ampunan-Nya.  Di dalamnya tidak boleh
disembah kecuali Allah swt. Allah swt berfirman :
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا
مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
“ Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah
kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di
samping (menyembah) Allah.” ( Qs al Jin ( 72 ): 18 )
Masjid adlah rumah-rumah Allah,  yang selalu dikumandangkan dan dimuliakan
nama-nam-Nya, orang-orang memuji-Nya, berdzikir bertasbih siang dan malam.  Allah swt berfirman :
فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَن تُرْفَعَ
وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ
“ Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid
yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya,
pada waktu pagi dan waktu petang “ ( Qs An Nur : 36 )
Orang-orang
yang menjadikan masjid sebagai pusat kehidupannya dan tempat tautan hatinya,
mereka akan dinaungi oleh Allah swt  pada
hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, banyak keutamaan memakmurkan masjid.
 إِنَّمَا يَعْمُرُ
مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
Hanya
yang memakmurkan masjid-masjid Allâh ialah orang-orang yang beriman kepada
Allâh dan hari akhir. [At-Taubah/9:18]
Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati oleh
Allah swt ….
Peran/Fungsi Masjid
masa Rasul
1.      
Tempat
Pelaksanaan Peribadatan
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
صَلاَةُ
الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
Shalat jama’ah
lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian (HR. Muslim)
Memperbanyak dzikrullah dan tilawah Qur’an di
masjid
Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّ
هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لاَ تَصْلُحُ لِشَىْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ وَلاَ الْقَذَرِ إِنَّمَا
هِىَ لِذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالصَّلاَةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ
Sesungguhya
masjid-masjid ini tidak pantas digunakan untuk tempat kencing dan berak, tetapi
hanyasanya ia (dibangun) untuk dzikrullah, shalat dan membaca al-Qur’an. (HR.
Muslim)
2.      
Pusat Pembinaan Ruhiyah
فِي
بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ
فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ
Bertasbih kepada Allah di
masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di
dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, An-Nur Ayat 36
Ditegakkannya sholat lima waktu
berjamaah di masjid, sebagai stabilisator ruhiyah masyarakat muslim,
begitu pula dengan pelaksanaan dzikir dan tilawah di dalamnya.
Rasulullah SAW juga memotivasi
ummatnya untuk memiliki perhatian dg sholat berjamaah di masjid
Keutamaan Merindukan Masjid
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَظِلَّ
اِلاَّظِلُّهُ:..وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالْمَسْجِدِ اِذَاخَرَجَ مِنْهُ
حَتَّى يَعُوْدَ اِلَيْهِ.
Ada
tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan
kecuali dari Allah: …seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika
ia keluar hingga kembali kepadanya
(HR.
Bukhari dan Muslim).
Keutamaan Mendatangi
Masjid
اِذَارَاَيْتُمُ الرَّجُلَ
يَعْتَادُالْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوْالَهُ باِلإِيْمَانِ.
Apabila kamu sekalian melihat seseorang biasa ke
masjid, maka saksikanlah bahwa ia benar-benar beriman (HR. Tirmidzi dari Abu
Sa’id Al Khudri).
3.      
Pusat Pendidikan
Rasulullah
SAW bersabda,
وَمَا
اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ
بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ
الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
…dan tidaklah
suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid), untuk membaca
Kitabullah (al-Qur’an) dan mempelajarinya di antara mereka melainkan akan turun
ketentraman kepada mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, para malaikat
menaungi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat
di sisi-Nya… (HR. Muslim)
Rasulullah SAW berkumpul dengan
para sahabat, beliau menjelaskan dan bertanya tentang ayat, hadits dan ajaran
islam secara umum di masjid
Beliau memerintahkan mereka yang
baru masuk Islam untuk dipandu seorang pembina dalam belajar alquran dan Islam
4.       Pusat Kegiatan & Pemberdayaan Sosial
Tempat penampungan fakir miskin (
ahlu suffah) untuk berlindung dan tinggal sampai ditemukan solusinya
Pusat informasi sosial, siapa
yang sakit, yang meninggal, yang membutuhkan bantuan.
Rasulullah SAW memotivasi para
sahabat di masjid dalam ragam peluang sosial :” Siapa yang mau menjamu tamu
rasulullah ?
5.
 Fungsi
Peradilan
Para
sahabat mengadu dan meminta keadilan atas sebuah permasalahan pada Rasulullah
SAW di Masjid, baik berupa pidana, muamalat atau masalah keluarga sekalipun.
6.
 Pusat
Pemerintahan & Baitul Mal
·         
Mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah dalam
keputusan-keputusan strategis
·         
Menerima tamu dan delegasi dari luar negeri
·         
Menyiapkan pasukan dan pelatihan, bahkan pengobatan
korban perang.
·         
Menerima setoran zakat, infak dan jizyah
7.  Berolahraga
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ:رَاَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلعم
يَسْتُرُنىِوَاَنَااَنْظُرُاِلىَالْحَبَشَةِ يَلْعَبُوْنَ فىِالْمَسْجِدِ.
Dari Aisyah ra berkata: Aku melihat
Rasulullah Saw menutupi diriku dengan dirinya ketika aku
melihat orang-orang Habasyah bermain
tombak di dalam masjid (HR. Bukhari).
8.  Akad Nikah
اَعْلِنُوْا هذَا النِّكَاحَ وَاجْعَلُوْهُ
فىِالْمَسَاجِدِ وَاضْرِبُوْا عَلَيْهِ بِالدُّفِّ.
Umumkanlah pernikahan ini, jadikanlah masjid-masjid
sebagai tempat penyelenggaraannya dan pukullah rebana untuk (meramaikan)nya
(HR. Tirmidzi dari Aisyah ra).
Masih banyak fungsi masjid di jaman Rasulullah seperti  sebagai
·Tempat syuro (musyawarah) dan
konsultasi
·Tempat latihan militer dan persiapan
alat-alatnya
·Tempat pengobatan para korban perang
·Tempat pengadilan dan mendamaikan
sengketa
·Aula dan tempat menerima tamu
·Tempat menahan tawanan
Pada intinya jadikan masjid seperti rumah kita sendiri

اَلْمَسْجِدُ بَيْتُ كُلِّ تَقِيٍّ وَتَكَفَّلَ اللهُ
لِمَنْ كَانَ الْمَسْجِدُ بَيْتَهُ بِالرُّوْحِ وَالرَّحْمَةِ وَالْجَوَازِ
عَلَىالصِّرَاطِ اِلَىرِضْوَانِ اللهِ اِلىَالْجَنَّةِ.
Masjid itu adalah rumah setiap orang yang
bertaqwa, Allah memberi jaminan kepada orang yang menganggap masjid sebagai
rumahnya, bahwa ia akan diberi ketenangan dan rahmat serta kemampuan untuk
melintas shirathal mustaqim menuju keridhaan Allah, yakni syurga
(HR. Thabrani dan Bazzar dari Abu Darda
ra).

IKADI KEC NGUTER KAB SUKOHARJO

☘Sekretariat : Jl Raya Solo Wng Km 22 Sukoharjo

☘Butuh Khatib Dai Wilayah Nguter Sukoharjo 📞 081-2261-7316

Gabung channel telegram.me/ikadi_nguter

💈webinfo : http://www.ceramahsingkat.com

💈IG : @ikadi_nguter

💈Telegram : @ikadi_nguter

💈Fb.: Tausiyah Singkat

Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Kec. Nguter Kab. Sukoharjo
Menebar Islam Rahmatan Lil ‘Alamin

Toko Busana Keluarga Muslim
GRIYA HILFAAZ 
Toko Busana Keluarga Muslim

Leave a comment