Kuat dan Bertahan dijalan Dakwah


“Teguh adalah nafas pejuang kebenaran sepanjang zaman mereka tidak hanyut di air, tak hangus diapi dan tidak melayang diudara, tidak goyah oleh tumpukan harta, kemilau tahta dan rayuan dunia. kiprah mereka hanya satu tetap teguh dalam bergerak dan terus bergerak  dalam keteguhan”( Ust. Rahmat Abdullah )

Disadari atau tidak sebagai manusia kita mempunyai tugas yang sangat berat yaitu sebagai penyeru manusia lain kepada kebenaran (berdakwah). Sebuah tugas mulia namun  amat besar  yang dipercayakan oleh Allah SWT. Dimana Gunung  dan makhluk-makhluk  lainnya tidak sanggup mengembannya. Dakwah merupakan kewajiban yang harus diimplementasikan oleh seluruh umat islam baik lelaki ataupun wanita. Dimana diharapkan setiap muslim mampu bahu membahu mengokohkan bangunan dakwah ini hingga berdiri kokoh, kuat dan bisa bertahan lama hingga hari akhir nanti.

Akan tetapi realitas saat ini banyak dijumpai fenomena yang memperihatinkan dimana para pengemban dakwah semakin mengalami keterpurukan dikarenakan beberapa indicator. Diantaranya kelemahan semangat (futur),terburu-buru (selabatan), sikap frustasi, tidak meyakini fikrah, meninggalkan manhaj,  lupa akan tanggung jawab, amanah dan berbagai hal lainnya. Ketidakteguhan para da’i dalam menjalankan amanah dakwah, sehingga banyak yang berguguran dan kalah dalam perjuangan dijalan dakwah. Salah satu sebab hal yang fundamental terkait fenomena ketidaktegaran para da’i dijalan dakwah adalah factor persiapan dan pembekalan yang kurang memadai.

Mereka parada’i seperti berjuang tanpa persiapan dan bekal cukup yang membuat mereka mudah menyerah dan kalah sebelum berjuang secara totalitas. Fase pembentukan (takwin) kader dakwah yang tidak maksimal dan optimal akan melahirkan rijal-rijal dakwah yang lemah. Diperlukan metode yang baik berdasarkan segmentasi dakwah saat ini. Dimana diperlukan pola instrumen yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Penyesuaian dan peremajaan metode pembinaan dan polarisasi juga kajian strategi dakwah yang harus mengikuti perkembangan zaman harus dikedepankan dalam setiap kebijakan dalam organisasi dakwah saat ini.

Sejarah telah diwarnai, dipenuhi dan diperkaya oleh orang-orang yang bersungguh-sungguh, teguh, kuat dan fenomenal dalam bergerak disetiap perjuangan dakwahnya. Sehingga kegemilangan dakwahnya bisa terealisasikan dan kemenagan terlihat nyata dimata. Sebut saja Keteguhan para sahabat Rosulullah SAW, seperti abu bakaras shidiq, umar bin khatab, usman bin affan dan ali bin abi thalib juga beberapa sahabat lainnya. Dimana fase dakwah saat itu begitu penuh intimidasi dan tekanan bahkan ancaman pembunuhan dari banyak fihak. Penyiksaan dan hinaan jadi makanan keseharian dalam perjuangan mereka bahkan ada yang syahid karena penyiksaan yang begitu keji ketika itu. Tapi apakah mereka melemah, menyerah atau kalah dan mundur dari perjuangan ini? jawabannya tidak ikhwah, mereka tetap teguh dan istiqomah.

Maka dari itu untuk mempersiapkan rijal dakwah yang memumpuni ada beberapa persiapan yang  harus diperhatikan yaitu :

1. Persiapan Ruhiyah (spiritual)

Kematangan spiritual sangat penting bagi para pengemban dakwah karena kematangan ruhiyah akan menjadi nutrisi energi dalam kerja-kerja dan aktivitas dakwah. Tanpanya seorang da’i akan mudah goyah, kalah dan menyerah ketika banyak menghadapi tekanan dan problematika dalam perjuangan dakwahnya. Ruhiyah sebagai imunitas yang akan senantiasa mencharge, menjaga dan menstabilan semangat dan pergerakan da’i dalam medan perjuangan dakwah.

2. Persiapan Karakter (prinsip)

Kebenaran lebih layak diikuti  walaupun harganya terlalu mahal dan menuntut pengorbanan yang besar.. (dr.fathi yakan). Prinsip bagi da’i menjadi hal yang harus diperhatikan. Seorang pejuang dakwah harus memiliki prinsip atau karakter yang kuat, tidak mudah goyah dan selalu istiqomah. Karakter disebut juga sebagai idealisme yang membedakan antara pejuang dan pecundang, orang yang amanat dan penghianat, penjahat dan pahlawan. Seorang da’i harus berani mengatakan yang hak itu hak dan yang bathil itu bathil, antara yang hitam dan yang putih, tidak mudah dilobi dan senantiasa kokoh pada kebenaran.

3. Persiapan Tsaqofah (intelektual)

“Luaskan bentangan cakrawala kepahamanmu. Bergerak dalam dinamika dakwah adalah pergerakan yang berlandaskan kepahaman, berlandaskan hujah, berlandaskan ilmu dan pengetahuan. Tak ada keberhasilan dakwah, jika tidak diawali ilmu dan kepahaman. Tidak akan ada keteguhan di jalan dakwah, jika tidak memiliki cakrawala pengetahuan yang memadai..” (Cahyadi Takariawan). Seorang da’i haruslah memiliki pemahan dan ilmu yang luas dalam berbagai bidang tidak hanya masalah kegamaan saja, meskipun pemahaman agama menjadi skala prioritas. Karena da’i akan selalu dituntut memberikan solusi dan pencerahan dalam setiap roblematika kehidupan saat ini. Dimana solusi yang diberikan berlandaskan nilai-nilai islam dan berorientasi pada kemaslahatan dimasa yang akan datang.

4. Persiapan Jasadiyah (fisik)

Muslim yang kuat lebih Allah sukai dari muslim yang lemah (al hadits). Seorang da’i harus memiliki fisik yang sehat, jiwa yang kuat, tidak pesakitan dan senantiasa keep moving (siap bergerak) setiap saat. Maka dari itu dianjurkan untuk berolahraga dan berpola hidup sehat serta senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Baik lingkungan rumah, kerja, pergaulan dan lainnya. Diharapkan seorang da’i memiliki fisik yang sehat dan prima Sehingga aktivitas dakwahnya tidak memiliki hambatan, ketersendatan dan terus bergerak secara progresif.

5. Persiapan Maliyah (material)

Setiap da’i diarahkan pada prinsip kemandirian dan kemapanan dalam hal ekonomi. Berjiwa mandiri, berdiri dikaki sendiri,  berjuang atas dasar empati, dan menghilangkan rasa ketergantungan dengan orang/pihak lain. Karena sebagai da’i wajib menjadi teladan bagi orang lain bukan malah menjadi beban orang lain. Kemapanan da’i dalam hal materi memudahkan dalam eskalasi gerak dakwahnya sehingga tidak terkendala masalah finansial (keuangan).

6. Persiapan Kompetensi (keahlian)

Seorang da’i diharapkan memiliki kemampuan dalam bidang spesialis sebagai ajang kompetisi dan kompetensi dalam era globalisasi saat ini. Dimana kompetisi dalam kehidupan saat ini begitu ketat. Degan menguasai bidang spesialis profesi seperti dokter, politikus, it, konsultan dan lainnya akan mempermudah para da’i masuk keberbagai lini strategis dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat saat ini. Jangan sampai da’i yang seharusnya menjadi pilar kebangkitan islam tidak mampu bersaing dengan para antek kapitalis dan zionis  yang saat ini menguasai berbagai bidang keahlian.

Dakwah ini dibangun diatas perjuangan bukan kepututusasaan, bukan oleh orang-orang yang lemah, orang-orang yang suka bersantai ria, berleha-leha dan hanya berangan-angan saja. Dakwah ini harus disii oleh orang-orang yang kuat yang memiliki visi dan misi idealis, mimpi-mimpi tinggi tanpa henti yang tidak akan terbeli oleh apapun selain kemuliaan islam. Dakwah ini akan dimenangkan oleh orang-orang yang merealisasikan cita-cita, harapan dan angan-angan mereka dengan kerja nyata bukan sekedar retorika, mujahadah dan kekuatan tekad.

sudah saat kesadaran dan evaluasi dijadikan pedoman dalam pergerakan dakwah kedepan sehingga para rijal dakwah senantiasa bergerak atas dasar dan manhaj yang benar. Memiliki visi idealis dan pergerakan reformis dalam setiap aktivitas dakwahnya. Sudah saatnya kebangkitan ini didengungkan dan digelorakan oleh para rijal dakwah bahwasannya kemenangan akan segera terealisasi ketika perjuangan dakwah ini didasari atas kesungguhan dan militansi tanpa batas dengan tetap berharap ridho Allah SWT sehingga tidak melenceng dari asholah dakwah sesungguhnya. Wallahu’alam…

Oleh : Abdul Hajad A.Md    

Leave a comment