Untukmu, dari saudaramu.


Jalan ini jalan panjang, penuh aral nan melintang
Namun jua kau lalui,tuk ilahi
Walaupun rasa terdera, raga berpeluh terluka
Lantang tak surut berpacu tuk syahid jalan dituju.

”Katakanlah, ”Ya Allah yang memiliki kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Ditangan Engkau-lah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukan malam kedalam siang dan Engkau masukkan siang kedalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup dan Engkau beri rizki kepada orang yang Engkau kehendaki tanpa hisab atau batas.” (Ali-Imran :26-27)

”Ya Allah, sesungguhya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah (kecintaan) kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam menyeru da’wah dijalan-Mu dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah pertaliannya, Ya Allah. Kekalkanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahanb tawakkal kepada-Mu, hidupkanlah dengan Ma’rifat-Mu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Sesunguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong, Amiin.”

Ayyuhal ikhwah fillah…“ apa kabar hati dan imanmu hari ini?”

Ada ungkapan indah yang pernah disampaikan oleh Imam Syahid Hasan Al-Banna pada ikhwah di Mesir. Waktu itu setelah beliau mengisi kajian rutin majelis Al-Ikhwan (setiap hari selasa), beliau memimpin sholat Isya. Ketika takbiratul ihram, beliau lama sekali. Setelah selesai sholat, beliau ditanya oleh ikhwah yang lain ; ”Ustadz, kenapa takbiratul ihram antum lama sekali?”. Beliau menjawab,” Ketika aku takbiratul ihram, terlintas dipikiranku tentang 40 shohabat yang mula-mula mendukung da’wah Rasulullah SAW, 40 shohabat inilah yang mewarnai manusia lainnya, sehingga jazirah Arab, Persia dan Romawi serta seluruh dunia pada umumnya tunduk dibawah kekuasaan islam berabad-abad lamanya, kini dihadapanku bukan 40 orang, akan tetapi 4000-5000 kader, seharusnya kita lebih bisa untuk untuk mewarnai manusia saat ini sehingga dunia kembali berjaya dibawah kekuasaan islam”.

Mendengar pernyataan sang imam tersebut para ikhwan seolah kembali menyelami samudera sejarah para sahabat rasulullah, mengenang kembali kisahnya, bahkan seakan merasakan kembali kehadiran sosok sahabat-sahabat fenomenal tersebut, seolah olah ada pertanyaan besar yang harus mereka jawab “tidak kah kita malu dengan aktifitas dakwah dan ruhiyah kita andaikan hari ini abubakar bersama kita, tidakkah kita malu dengan semangat dan keberanian kita andaikan hari ini umar al faruq bersama kita, prestasi apa yang bisa kita banggakan hari ini sebagai orang yang mengazzamkan dirinya penerus risalah rasul nan mulia!.

Ayyuhal ikhwah fillah…“ apa kabar hati dan imanmu hari ini?”

Jumlah kader da’wah di negeri ini bukan 40 orang atau 4000-5000 orang. Akan tetapi jumlah kita adalah ± 1.000.000 kader lebih. Jumlah ini sudah lebih dari cukup untuk mewarnai dan merubah negeri ini menjadi lebih baik. Dengan jumlah ini kita akan mewujudkan mimpi dan cita-cita besar kita ,dengan jumlah ini kita akan tumbuhkan Irodah Qowiyah dalam setiap dada-dada kita.

“Ayyuhal ikhwah fillah…apa kabar hati dan imanmu hari ini?”

Berapa banyak saudara antum yang terdzolimi dengan sms-sms antum? Berapa banyak orang yang terdzolimi dengan lamanya antum datang syuro? Berapa banyak ikhwah yang dibuat kesal karena sikap antum? Berapa banyak teman-teman yang antum sakiti dengan kata-kata antum ini?

Ayyuhal ikhwah fillah…“ apa kabar hati dan imanmu hari ini?”

Wahai diri, tidak kah kau iri pada mereka yang menghabiskan malamnya terjaga bercengkerama dengan Rabbnya tanpa terlewat satu malam pun..
Wahai diri, tidak kah kau iri pada mereka yang menghabiskan siangnya berdzikir kepada Nya tanpa melupakan tugas dunianya..
Wahai diri, tidak kah kau iri pada mereka yang menghabiskan seluruh harta dan jiwanya untuk perniagaan dengan Rabbnya..
Wahai diri, tidak kah kau iri pada mereka yang menjemput kematian dengan telunjuk yang tetap bersyahadat..
Sudah semestinya kita belajar,belajar tentang kesucian niat dan kebersihan hati, belajar dari mereka yang darahnya lebih dahulu membasahi bumi tuk kalimat ilahi, yang masih tersusun rapi di catatan emas sejarah peradaban islam nan mulia.

Ayyuhal ikhwah fillah…“ apa kabar hati dan imanmu hari ini?”

Sudahlupakah engkau tentang kisah kita dulu, disaat aku tertatih dijalan ini,dan engkau memegang pundakku, memelukku erat, menyemangatiku utk tetap tegak dan istiqomah,menyatu dalam dekapan ukhuwah, kita mengambil cinta dari langit. Lalu menebarkannya di bumi. Sungguh di surga, menara-menara cahaya menjulang untuk hati yang saling mencinta. Jadilah ia persaudaraan kita; sebening prasangka, sepeka nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi dan sekokoh janji.

Ayyuhal ikhwah fillah…“ apa kabar hati dan imanmu hari ini?”

wahai diri…tak bosanbosan aku mengingatkanmu, bahwa kita masih dalam perjalanan panjang.
jalan para pejuang dan para pujangga peradaban nan mulia. jalan peperangan panjang para ksatria yang miliki kekuatan ruhiyah dan kemurnian ibadah. jalan tak bertepi hingga menapak taman-taman syurga. hingga syahid menjadi akhir dari segala.

Ingatlah, walaupun kita terpisah
tapi ketika kau tengadahkan kepala
dan melihat sapaan bintang di atas sana,
ingatlah….kalau jauh di sana
aku pun melihatnya…
dan rindukanmu,
………saudaraku.

akan kuhabiskan sisa usiaku untuk membela agamaku sampai Allah ridha padaku
akan kujemput kematianku berbekal cita-cita syahidku
dan aku tidak ingin sendirian,
aku ingin kau ada menemaniku
kutunggu kau di garis depan perlawanan kawan..

Semoga Alloh mengikat hati-hati kita hingga ke syurga….
Di sekitar ‘Arsy-Nya, ada menara-menara dari cahaya, di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya, wajah-wajah mereka pun bercahaya. Mereka bukan para Nabi dan syuhada. Hingga para Nabi dan syuhada pun iri kepada mereka. Ketika para shahabat bertanya, Rosul menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Alloh, saling bersahabat karena Alloh, dan saling berkunjung karena Alloh
[HR. Tirmidzi]

Akhukum fillah
Binjai
Mengawali hari diusia yang ke 23

Leave a comment