(Last Breath) Kematian itu Dekat dan Sakit


Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.

Mendengar panggilan Tuhannya tak secepat bila ia dipanggil tuannya, tergesa-gesa bila panggilan kedua menunjukkan sholat telah mulai.

Banyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi.

Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri. Sedangkan,

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57)

Banyak orang sholeh bila bersama orang baik, tapi maksiat ketika sendiri, dia lupa bahwa Allah selalu mengawasinya, malaikat mencatatnya.

Padahal,

Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya). (QS Yunus 49)

Bahkan Allah mengancam,

Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.” Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (QSAn Nisa 18)

Beban itu berat kawan,

Tahukah bahwa beban yang diderita mereka yang sedang dalam sakaratul maut itu luar biasa. Rasa sakit yang dideritanya cukup berat, apalagi pada detik-detik terakhir ketika malaikat maut sudah mulai menjalankan operasinya. Semua nabi dan Rasul kekasih Allah ikut juga merasakannya, tak terkecuali Muhammad saw. `Aisyah menceritakan bahwa di saat sakaratul maut, di samping Rasulullah ada bejana berisi air, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam bejana itu, sambil berdo’a:

“Ya Allah, tolonglah aku dari sakaratul maut ini.” (HR. Nasa-i, Ibnu Majah, Ahmad, dan Tirmidzi)

Jika orang yang setabah Nabi Muhammad Shallallaahu`alaihi wa sallam saja sampai meminta pertolongan pada saat menghadapi sakaratul maut, apalagi orang lain yang tidak memiliki mental baja seperti beliau. Ini adalah gambaran bahwa sakaratul maut itu memang luar biasa beratnya. Beban sakit yang luar biasa itu akan semakin bertambah dan berlipat-lipat manakala sikap mental seseorang tidak siap menghadapinya.

“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya. (QS Al An’am 93)

Yang bisa menolong seseorang menahan rasa sakit pada peristiwa sakaratul maut adalah sikap kita. Mereka yang menolak kematian tentu lebih berat penderitaannya, sedangkan mereka yang pasrah, apalagi yang menyambutnya dengan penuh persiapan, tentu dapat merasakan penderitaan itu lebih ringan. rasa sakit yang sangat itu bisa dikalahkan dengan harapannya kepada Allah akan kehidupan yang lebih baik, lebih kekal, dan lebih membahagiakan.

Ada sebuah nasyid dari Ahmed Bukhatir, judulnya Last Breath
Bisa diunduh di sini

From those around I hear a Cry,
A muffled sob, a Hopeless sigh,
I hear their footsteps leaving slow,
And then I know my soul must Fly!
A chilly wind begins to blow,
within my soul, from Head to Toe,
And then, Last Breath escapes my lips,
It’s Time to leave. And I must Go!
So, it is True (But it’s too Late)
They said: Each soul has its Given Date,
When it must leave its body’s core,
And meet with its Eternal Fate.

Oh mark the words that I do say,
Who knows? Tomorrow could be your Day,
At last, it comes to Heaven or Hell
Decide which now, Do NOT delay !
Come on my brothers let’s pray
Decide which now, Do NOT delay !

Oh God! Oh God! I cannot see !
My eyes are Blind! Am I still Me
Or has my soul been led astray,
And forced to pay a Priceless Fee
Alas to Dust we all return,
Some shall rejoice, while others burn,
If only I knew that before
The line grew short, and came my Turn!
And now, as beneath the sod
They lay me (with my record flawed),
They cry, not knowing I cry worse,
For, they go home, I face my God!

Oh mark the words that I do say,
Who knows, Tomorrow could be your Day,
At last, it comes to Heaven or Hell
Decide which now, Do NOT delay !
Come on my brothers let’s pray
Decide which now, do not delay …
==================================================================
“Ya Allah, tolonglah aku dari sakaratul maut ini, mudahkan hisabku, kumpulkanlah kami bersama hamba-hambamu yang Engkau cintai.”

5 thoughts on “(Last Breath) Kematian itu Dekat dan Sakit

Leave a comment