Kenangan yang Menghasilkan Renungan


Alfu mabruuk ….

Untuk hamba-hamba Allah yang telah menginjakkan kakinya di bumi yang disebut Rasulullah saw “ahabbu ardhin ilaa nafsii”, belahan bumi paling aku cintai.

Berbahagialah saudara-saudara Muslim yang telah menyaksikan dan singgah di gunung-gunung yang menjadi saksi awal kumandang Laa ilaaha illallah

Hajjun mabruur laisa lahuu jazaa-un illal jannah

Surga bagi mereka yang mendapat haji mabrur..

Siapa di antara kita yang pernah menginjakkan kaki di tanah haram dan madinah al munawwarah. Hampir pasti melihat pemandangan yang sama berikut ini:

Renungan Pertama:

Setiap usai azan berkumandang, jamaah bergegas dan berbondong melangkahkan kaki menghadap Allah swt. Kita, pasti, akan kesulitan mencari cari tempat yang kita anggap paling baik. Di Madinah, ada tempat yang bernama Raudhah, dan di Masjidil Haram, kita pasti ingin berdiri dekat dengan Ka’bah, dekat dengan hijir Ismail, atau dekat dengan multazam. Kita, pasti, tidak mudah menyusup di antara barisan orang-orang yang akan melakukan shalat, di tempat-tempat mustajabah itu. Tak sedikit, di antara jamaah yang harus berdiri di tempat yang sangat sempit, untuk sekedar bisa mengikuti shalat di tempat-tempat itu.

Saksikanlah kondisi itu, dengan mengarahkan pikiran dan jiwa, bahwa semua jamaah saat itu, sedang berusaha mencari tempat untuk masuk surga. Kita dan mereka laksana sedang mencari tempat agar bisa memanjatkan pinta kepada Allah swt di rumah-Nya, lalu kita bisa mendapatkan jannah-Nya. Bagaimana bila di akhirat kita melihat surga telah penuh dengan orang-orang, lalu kita menjadi sulit mendapat tempat di sana…

Renungan Kedua:

Allah swt telah memberi karunia aliran air zam zam yang tak kunjung kering meski berjuta orang meminumnya sepanjang zaman. Semua orang yang datang ke masjidil Haram, hampir dipastikan meminum airnya. Tapi air itu tak pernah kering, dan air itu tak pernah sepi dari orang yang berusaha ingin meminumnya.

Dalam situasi orang banyak yang ingin minum air Zamzam, kita akan tetap berusaha meraih dan meneguk airnya. Meski mungkin harus berdiri dan berdesakan dalam antrian. Ingatkan diri kita  dengan ucapan Rasulullah saw bahwa kelak di akhirat ada telaga yang ditunggunya.

Diriwayatkan dalam Shahîh Al-Bukhâri, bahwa nanti di surga penghuninya akan diberi minum dari telaga yang bernama Al-Kautsar. Al-Bukhari meriwayatkan bahwa pada suatu saat sekian banyak orang akan digiring ke telaga Al-Kautsar. Yang diberi minum dari telaga hanyalah umat Rasulullah Saw. Tetapi ketika sudah mendekat ke telaga Al-Kautsar, mereka diusir oleh para malaikat. Lalu Rasulullah berteriak, “Sahabatku, sahabatku.” Kemudian Allah berfirman, “Tidak. Mereka bukan sahabatmu. Engkau tidak mengetahui apa yang mereka perbuat sepeninggalmu.” Rasulullah pun berkata, “Celakalah orang yang mengganti ajaran-ajaran agamaku setelah aku meninggal. Bagaimana kelak bila kita tidak dapat meminum telaga yang Rasulullah saw tunggu itu? Padahal meminum air itu adalah tanda bahwa kita akan selamat di akhirat.

M Lili Nur Aulia

Leave a comment