kalangan Salafi mengkafirkan dan menvonis bid’ah orang-orang yang bukan dari kalangan mereka.


SOAL
Seorang penanya berkata, kami dengar anda mengatakan bahwa kalangan Salafi mengkafirkan dan menvonis bid’ah orang-orang yang bukan dari kalangan mereka. Tapi ketika kami sampaikan hal ini kepada mereka, justru mereka malah menampik dan menolak.

JAWABAN
Salafi kontemporer menyakini, muslim Sunni itu hanya kalangan mereka saja, dan jutaan umat Islam yang bukan Salafi statusnya Kafir atau Ahli Bid`ah.

Salafi kontemporer yang menampik hal ini, itu bisa jadi karena sengaja tidak mau jujur, agar tidak membuat orang-orang di luar Salafi lari menjauh. Atau, bisa jadi karena membela kalangannya tanpa mengetahui hakikat asli mereka.

Insyaallah, saya akan buktikan kebenaran apa yang saya sampaikan di atas, dengan cara menyebutkan sejarah Salafi dalam mengkafirkan dan membid’ahkan orang-orang di luar mereka.

POIN PERTAMA
Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab (MAW) dulu mengkafirkan seluruh umat Islam yang ada di masanya, kecuali beliau dan para pengikutnya. Beliau melakukan hal ini dikarenakan dua alasan, yaitu:

Alasan Pertama, syekh MAW mengklaim umat Islam di masanya telah jatuh dalam kesyirikan, karena meminta pada orang yang telah mati (Du`aul Amwat). Menurut syekh MAW, perbuatan semacam ini adalah kesyirikan secara mutlak. Lantaran perbuatan ini sudah merebak di tengah-tengah umat Islam di masanya, maka syekh MAW menyatakan bahwa kesyirikan sudah memenuhi bumi bagian Barat dan Timur.

Alasan Kedua, syekh MAW menilai Hujjah sudah disampaikan kepada umat Islam di masanya, setelah dakwahnya tersebar luas di kalangan umat Islam.

Vonis kafir yang disematkan syekh MAW kepada umat Islam saat itu, disetujui oleh generasi awal dari para pengikutnya semasa syekh MAW masih hidup. Dari situ kemudian para pengikutnya mengkafirkan Khilafah Turki Utsmani, bahkan syekh MAW bersama pengikutnya memerangi umat Islam dengan anggapan mereka orang kafir dan musyrik. Darah dan harta umat Islam mereka halalkan, dengan alasan berjihad di jalan Allah.

Dengan melakukan peperangan itu, akhirnya syekh MAW dan para pengikutnya berhasil mendirikan sebuah Daulah (negara/pemerintahan), dan menganggap Daulah yang mereka dirikan itu adalah satu-satunya Daulah Islam. Kemudian Daulah mereka semakin meluas hingga mencakup wilayah Mekkah dan Madinah. Akan tetapi, Daulah tersebut akhirnya tumbang, setelah pasukan Khilafah Turki datang menyerang.

POIN KEDUA
Setelah syekh MAW wafat, para pengikutnya kemudian menurunkan intensitas pengkafiran umat Islam. Penurunan ini bisa jadi karena Daulah yang mereka bangun sudah lenyap. Namun, penurunan intensitas pengkafiran ini hanya ada di ranah praktek lapangan saja, bukan di ranah prinsip dan pemahaman.

Artinya, secara prinsip mereka tetap saja menyakini bahwa perbuatan meminta pada orang mati itu adalah mutlak sebuah kesyirikan, dan umat Islam yang melakukan perbuatan ini adalah dianggap orang kafir dan musyrik, karena Hujjah sudah tersampaikan pada mereka setelah Dakwah yang mereka usung menyebar luas. Cuma bedanya, para pengikut MAW di fase ini tidak menerapkan vonis kafir dan musyrik kepada personal umat Islam di lapangan. Sebagai gantinya, para pengikut syekh MAW menganggap umat Islam selain dari kalangan mereka sebagai Ahli Bid’ah.

POIN KETIGA
Kalangan Salafi kontemporer yang ada saat ini, mereka terpecah menjadi tiga kelompok, yaitu:

  1. Kelompok yang mengkafirkan orang-orang di luar kelompoknya. Kelompok ini jumlahnya sedikit, dan merupakan kelanjutan dari sikap dan pandangan syekh MAW beserta generasi awal para pengikutnya semasa beliau masih hidup.
  2. Kelompok yang membid’ahkan orang-orang yang di luar kelompoknya. Kelompok ini jumlahnya yang terbanyak, dan merupakan kelanjutan dari sikap dan pandangan para pengikut syekh MAW generasi awal sesudah beliau wafat.

Kelompok pertama menuduh kelompok kedua berpaham Murji’ah, sedangkan kelompok kedua menuduh kelompok pertama berpaham Khawarij.

  1. Kelompok yang tidak mengkafirkan dan juga tidak membid’ahkan orang-orang di luar kelompoknya. Kelompok ini berafiliasi ke barisan Salafi, karena menanggap mereka ini baik, tanpa mengetahui hakikat asli mereka.

POIN KEEMPAT
Berdasarkan kepada uraian sebelumnya, maka disimpulkan bahwa kalangan Salafi kontemporer yang ada saat ini, mereka mengkafirkan atau membid’ahkan orang-orang di luar kelompok mereka, tapi mayoritasnya membid’ahkan umat Islam selain mereka.

Kalau anda ingin membuktikan bahwa Salafi kontemporer itu membid’ahkan seluruh umat Islam selain mereka, makan silahkan ikut cara mudah dan jelas berikut ini.

Sejak abad ketiga Hijriyah hingga saat ini, yang disebut sebagai Ahlussunnah itu ada tiga kelompok, yaitu: Hanabilah, Asyairah dan Maturidiyyah. Adapun kalangan Salafi kontemporer, pada dasarnya mereka adalah komunitas yang berasal dari kalangan Hanabilah.

Nah, jika anda ajukan pertanyaan kepada penuntut ilmu dari kalangan Salafi kontemporer, apa status Asyairah menurut anda? Kira-kira apa jawabannya? Dia pasti menjawab, Asyairah itu Ahli Bid’ah. Apa alasannya? Itu karena Asyairah bermazhab Takwil atau Tafwidh (makna).

Jawaban seperti ini menunjukkan bahwa semua orang di luar kelompoknya adalah Ahli Bid’ah. Kenapa demikian? Karena kalangan Maturidiyyah juga bermazhab Takwil dan Tafwidh, dan mayoritas kalangan Hanabilah yang bukan Salafi kontemporer bermazhab Tafwidh (makna). Jika tiga kelompok ini dianggap Ahlu Bid`ah, maka tentu yang tersisa hanya kelompok mereka sendiri; Salafi kontemporer.

Pekanbaru, 12 Juli 2023

Translated by:
Abu Balya El-Humaidi.

Leave a comment